Hadirkan Roket Murah, China Tabuh Genderang Perang dengan SpaceX

Hadirkan Roket Murah, China Tabuh Genderang Perang dengan SpaceX

Teknologi | sindonews | Minggu, 3 November 2024 - 07:12
share

Tak hanya bersaing dengan NASA, China siap rebut pasar roket buatan SpaceX, China yang telah membuat terobosan baru dengan menciptakan roket yang bisa dipakai berulang kali.

Kehadiran teknologi ini tentu saja akan mengurangi biaya peluncuran satelit atau wahana luar angkasa lainnya, secara signifikan.

Proyek pengembangan roket yang dapat digunakan kembali saat ini tengah dilakukan oleh Orienspace yang berbasis di Beijing. Roket bernama Gravity-2 itu bahkan direncanakan melakukan penerbangan perdana pada akhir 2025 atau awal 2026.

Dilansir dari Benzinga, Bloomberg melaporkan Orienspace baru-baru ini menyelesaikan uji coba peluncuran pertamanya dari roket sekali pakai ini.

Selain roket yang bisa dipakai berulang kali, Orienspace juga fokus pada peluncuran roket berbasis laut, yang menawarkan fleksibilitas dan efektivitas biaya bagi perusahaan yang ingin meningkatkan frekuensi peluncuran. Perusahaan ini telah merencanakan tiga hingga lima peluncuran roket pada tahun 2025 dan lima hingga delapan pada tahun 2026, dengan tujuan mencapai frekuensi peluncuran 10 kali setahun dalam waktu tiga tahun.

Perusahaan-perusahaan China lainnya, termasuk startup dan badan usaha milik negara, juga sedang mengerjakan teknologi roket yang dapat digunakan kembali. Beijing Interstellar Glory Space Technology atau i-Space misalnya, telah melakukan uji coba pada bulan Desember 2023. Juga anak perusahaan dari China Aerospace Science and Industry Corp yang dimiliki oleh negara.

Meskipun banyak kemajuan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan China, SpaceX Elon Musk tetap menjadi pemimpin global dalam bidang roket yang dapat digunakan kembali. Namun, industri antariksa China sedang berkembang pesat, menarik investasi signifikan dan meningkatkan permintaan akan layanan peluncuran.

Pada bulan Mei 2023, Elon Musk memuji program antariksa China , menyatakan bahwa itu lebih maju daripada yang kebanyakan orang sadari. Pengakuan ini datang beberapa jam sebelum China meluncurkan tiga astronot ke stasiun antariksa sebagai bagian dari misi Shenzhou-16.

Pada bulan November, Musk membanggakan rekor dunia SpaceX dalam mengirimkan lebih dari 1.000 ton ke orbit dalam setahun, mengalahkan total muatan dari negara lain. Dia menekankan China adalah kontributor utama untuk sekitar 250 ton yang dikirim oleh seluruh dunia, di luar SpaceX.

Namun, China juga telah mengkritik AS dalam domain antariksa. Pada bulan Desember 2021, China mengajukan keluhan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyatakan bahwa satelit SpaceX nyaris menabrak stasiun antariksa mereka, menuduh AS melanggar Traktat Luar Angkasa.

Mengakui ancaman China yang semakin meningkat di bidang antariksa, Pentagon telah mengalirkan miliaran dolar ke industri antariksa untuk menjaga dominasi AS di domain yang kritis ini. Kemajuan cepat China dalam teknologi roket yang dapat digunakan kembali lebih menegaskan perlunya investasi dan inovasi AS yang terus-menerus di sektor antariksa.

Topik Menarik