3 Hal yang Bikin Smartphone China Dilirik serta Kekurangannya
JAKARTA - Samsung dan Apple telah mendominasi penjualan smartphone secara global. Produk dari kedua brand tersebut laris di pasaran.
Namun, maraknya ponsel dari China mendobrak dominasi kedua brand tersebut. Pasalnya banyak brand dari China, seperti Xiaomi, Oppo, dan Vivo memasarkan produknya dengan harga terjangkau dan inovasi.
Melansir Gizmochina, Senin (2/12/2024), berikut alasan ponsel China jadi kian menarik untuk dilirik:
1. Spesifikasi
Merek smartphone China mengutamakan nilai dan memberikan apa yang diinginkan pengguna. Mereka memahami keinginan konsumen mengenai spesifikasi tingkat unggulan tanpa label harga selangit.
Contohnya Xiaomi 14T Pro. Ponsel ini dilengkapi prosesor tingkat atas, layar AMOLED, kualitas pembuatan premium, dan sistem kamera rekayasa Leica. Dengan itu semua, ponsel tersebut dibanderol 550 dolar AS (Rp8,7 juta).
Sementara untuk para gamers, mereka punya pilihan seperti seri Poco F untuk tenaga murni, jajaran GT Infinix untuk performa, dan iQOO Neo series yang berfokus pada pengalaman imersif dengan perangkat lunak dan aksesori khusus.
Bagi penggemar fotografi, Vivo dan Xiaomi menawarkan perangkat seperti X200 Pro dan 14 Ultra.
Bukan berarti Samsung, Apple, atau Motorola tidak memiliki pilihan di berbagai rentang harga. Namun, variasi dan spesialisasi yang dihadirkan merek-merek China membuat mereka lebih menarik.
2. Inovasi
Merek-merek ponsel pintar China juga sering kali mengadopsi fitur-fitur terbaru. Ini menjaga ponsel mereka tetap segar dan inovatif.
Ponsel lipat, yang dulunya merupakan pasar khusus, mengalami kemajuan signifikan dari perusahaan-perusahaan China. Huawei telah membawa teknologi ponsel lipat selangkah lebih maju dengan meluncurkan ponsel lipat tiga pertama di dunia. Sementara itu, Samsung, pelopor dalam kategori tersebut, masih berupaya membuat perangkat lipatnya lebih ramping, dan Apple dikabarkan tengah menjajaki kategori tersebut.
Teknologi pengisian daya cepat merupakan area lain yang berkembang pesat. Merek seperti Xiaomi dan Realme terus melaju dengan kecepatan pengisian daya yang dapat mengisi daya ponsel hingga penuh hanya dalam hitungan menit.
Misalnya, pengisian daya cepat 240W milik Realme pada GT Neo 5 dapat mengisi daya perangkat dari 0 hingga 100 diklaim hanya dalam 10 menit. Sementara itu, Apple masih mengirimkan iPhone seharga 1.200 dolar AS dengan kecepatan pengisian daya maksimum 30W.
3. Kamera
Fotografi telah lama menjadi landasan dominasi ponsel pintar Apple. Terkenal karena mampu mengambil gambar yang menakjubkan, iPhone Apple secara konsisten telah menetapkan standar yang tinggi.
Namun, merek-merek China, khususnya Huawei, Xiaomi, dan Vivo, membuat langkah signifikan dalam teknologi kamera. Misalnya, Huawei Pura 70 Ultra, menduduki puncak uji kamera DxOMark, bahkan diklaim melampaui iPhone 16 Pro Max.
Faktor utama yang mendorong lonjakan ini adalah kemitraan strategis dengan produsen kamera ternama. Tidak seperti merek lain, yang hanya mengandalkan teknologi internal, merek China berkolaborasi dengan raksasa industri seperti Leica dan Hasselblad. Kemitraan ini memungkinkan mereka memanfaatkan optik kamera canggih dan teknik pemrosesan gambar, sehingga menghasilkan kualitas gambar yang unggul.
Tantangan Smartphone China
Namun, terlepas dari kekuatan mereka yang mengesankan, merek ponsel pintar China menghadapi tantangan yang dapat memengaruhi pertumbuhan jangka panjang mereka.
Salah satu masalah utama adalah pembaruan perangkat lunak dan pengalaman pengguna. Meskipun perangkat kerasnya sering kali sangat bagus, ponsel merek China sering kali dilengkapi perangkat lunak yang berantakan yang sarat dengan bloatware dan mengalami pembaruan yang tidak konsisten.
Sementara merek seperti OnePlus telah menyederhanakan perangkat lunak mereka untuk pengalaman yang lebih bersih, merek lain masih tertinggal dalam hal ini.
Dukungan perangkat lunak jangka panjang tetap menjadi titik lemah. Tidak seperti Apple dan Samsung, yang menawarkan pembaruan selama beberapa tahun untuk iPhone mereka, merek China sering kali menyediakan dukungan pasca pembelian yang terbatas. Hal ini dapat membuat pengguna memiliki perangkat lunak yang ketinggalan zaman dan keamanan yang berkurang lebih cepat dari yang mereka harapkan.