Keju Tertua di Dunia Ditemukan di China, Dioleskan ke Mumi Berusia 3.600 Tahun

Keju Tertua di Dunia Ditemukan di China, Dioleskan ke Mumi Berusia 3.600 Tahun

Teknologi | sindonews | Kamis, 26 September 2024 - 06:04
share

Misteri zat putih yang dioleskan pada kepala dan leher mumi berusia 3.600 tahun di China akhirnya terungkap. Benda misterius tersebut ternyata keju tertua di dunia. Namun, masih belum diketahui mengapa mumi-mumi ini ditaburi dengan keju.

Kesimpulan ini didapat setelah para peneliti melakukan tes DNA terhadap beberapa mumi yang ditemukan di Pemakaman Xiaohe di Lembah Tarim barat laut China sekitar dua dekade lalu. Hasil tes DNA mengungkapkan zat tersebut adalah keju kefir, keju lunak probiotik, dan diproduksi menggunakan keju sapi dan kambing ribuan tahun lalu.

Live Science melansir, Kamis (26/9/2024) dalam studi yang diterbitkan di jurnal Cell, keju tersebut mengandung beberapa spesies bakteri dan jamur, termasuk Lactobacillus kefiranofaciens dan Pichia kudriavzevii, keduanya ditemukan dalam butiran kefir modern. Butiran ini adalah kultur simbiosis yang terdiri dari campuran bakteri dan ragi, yang memfermentasi susu menjadi keju.

"Ini adalah sampel keju tertua yang pernah ditemukan di dunia," kata penulis senior studi Qiaomei Fu, paleontolog di Institut Paleontologi Vertebrata dan Paleoantropologi di Akademi Ilmu Pengetahuan China di Beijing, dalam pernyataan tersebut.

"Makanan seperti keju sangat sulit untuk diawetkan selama ribuan tahun, sehingga ini merupakan kesempatan yang langka dan berharga."

Fu menambahkan mempelajari keju kuno secara detail dapat membantu lebih memahami diet dan budaya nenek moyang manusia.

Para peneliti juga menentukan bahwa butiran L. kefiranofaciens terkait erat dengan butiran serupa yang berasal dari Tibet. Dengan menyusun gen bakteri, para peneliti dapat melacak bagaimana bakteri probiotik berevolusi selama 3.600 tahun terakhir.

"Pengamatan kami menunjukkan budaya kefir telah dipertahankan di wilayah Xinjiang barat laut China sejak zaman perunggu," kata Fu.

Dengan temuan ini maka para ilmuwan dapat mengamati bagaimana sebuah bakteri berevolusi selama 3.000 tahun. "Selain itu, dengan memeriksa produk susu, kita mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan manusia kuno dan interaksi mereka dengan dunia," katanya.

Topik Menarik