Panduan Mudah Membuat Business Plan Model Canvas
Membangun bisnis sukses di pasar bukanlah hal mudah. Namun, kamu bisa bisa menentukan beberapa strategi agar bisnismu bisa bersaing, misalnya dengan membuat business plan. Business plan sendiri punya banyak manfaat, seperti menjadi panduan arah bisnis, hingga penunjang pendanaan awal.
Lebih jelasnya mengenai pengertian, manfaat, serta cara membuat business plan ini, kamu bisa cek artikel sebelumnya. Setelah memahaminya, kamu juga harus tahu cabang business plan bernama bisnis model canvas (BMC).
Secara istilah sendiri, bisnis model canvas berarti sebuah kerangka manajemen untuk melaksanakan strategi bisnis. Bisnis model canvas memiliki tiga kelebihan. Fokus, dapat menyampaikan poin-poin penting. Fleksibel, dapat diubah-ubah dengan mudah. Dan transparan, modelnya lebih mudah ditangkap dan dipahami.
Intinya, bisnis model canvas ini akan sangat membantu strategi bisnis ke dalam kerangka visual yang lebih padat dan ringkas. Kamu bisa saja membuat bisnis model canvas secara online. Namun, kamu juga perlu tahu tips-tips membuatnya agar tak keliru memasukkan ide ke dalam masing-masing kotak.
Langsung saja, simak tips cara membuat business plan model canvas berikut ini.
Tips Membuat Business Plan Model Canvas dengan Baik
Sebelum belajar membuat bisnis model canvas, perhatikan dulu elemen-elemen yang ada di dalamnya. Pertama-tama, perhatikan template bisnis model canvas di bawah ini.
Dari gambar tersebut, terdapat 9 elemen penting yang terdiri atas:
- Customer Segments. Berisi bahasan soal siapa saja target konsumen bisnismu, bagaimana karakteristik mereka, dan kelompok manakah yang kira-kira berpotensi membeli ulang produkmu.
- Customer Relationships. Menargetkan konsumen untuk tetap membeli produkmu dan berakhir menjadi pelanggan butuh strategi untuk mempertahankan mereka. Kamu bisa masukkan strategi tersebut di bagian ini. Misalnya dengan mempertanyakan kegiatan apa saja yang dbutuhkan untuk menjaga loyalitas, hingga bagaimana memberi kepuasan terhadap target konsumen.
- Channels, artinya saluran. Bagian ini berisi tentang caramu menyampaikan produk sampai ke tangan konsumen. Ketika bisnismu masih baru, konsumen tak akan familiar dengan produkmu. Maka dari itu, di channels, kamu harus menentukan strategi marketing, termasuk di bagian promosi produk.
- Value Propositions. Ini merupakan salah satu bagian terpenting, di mana kamu harus bisa memposisikan bisnismu di pasar. Value sendiri berarti nilai yang kemudian akan berbicara soal apa kelebihan, keunikan bisnismu, bagaimana kamu menjawab permasalahan konsumen dengan produkmu, dan identitas produk seperti apa yang ingin kamu tunjukkan.
- Key Activities. Kegiatan operasional inti yang dilakukan bisnismu untuk menyampaikan value proposition yang sudah dibuat kepada konsumen. Contoh umumnya adalah penjualan produk dan pemasaran.
- Key Resources. Berisi sumber daya atau aset vital bisnismu yang berperan penting agar bisnis tetap berjalan.
- Key Partners . Kerja sama inti dengan pihak-pihak penting yang akan mendukung key activities. Misalnya, pihak mana yang dapat memasok bahan utama untuk membuat produk. Atau juga pihak agensi tertentu untuk membantu mempromosikan produk.
- Revenue Streams. Sesuai terjemahannya, bagian ini berisi tentang dari mana saja kamu akan mendapatkan aliran pendapatan. Biasanya, aspek pendapatan paling penting dalam bisnis adalah sumber modal dan penentuan harga produk.
- Cost Structure. Kalau di revenue streams menekankan pendapatan, maka di cost structure membahas soal pengeluaran. Biasanya, bagian ini berisi tentang biaya pemasaran, biaya sewa tempat, biaya website maintenance,
Setelah mengetahui kesembilan elemen tersebut, kamu tinggal mengisi kotak-kotak kosong di masing-masing elemen dengan model bisnismu. Sebelum itu, kamu harus mengikuti tips-tips berikut agar ide-ide di masing-masing elemen lebih akurat.
Analisis pasar dan kompetitor
Sebelum menentukan model bisnismu, ada baiknya kamu memperhatikan kondisi pasar. Jadikan masalah riil yang dihadapi konsumen peluang awal untukmu memulai bisnis. Kemudian pelajarilah karakter konsumen yang memiliki masalah tersebut.
Selain itu, kamu juga harus jeli memperhatikan sesama bisnis yang mirip denganmu. Amati kekurangan mereka agar menjadi peluang untukmu meraup konsumen.
Masukkan ide sesuai urutan
Penting untuk memasukkan ide ke dalam 9 elemen tersebut dengan urut. Yang paling penting, dahulukan consumer segments dan value propositions ketika memulai membuat bisnis model canvas. Kedua hal tersebut menjadi gerbang utama untuk memasukkan ide ke dalam elemen selanjutnya.
Sesuaikan dengan kondisi saat ini
Jadilah realistis. Kamu memang membuat rencana bisnis untuk ke depan, tetapi untuk membuatnya, kamu harus berlandaskan kondisi nyata yang terjadi saat ini. Masukkan data-data akurat dan bukan bualan.
Memasukkan data palsu berarti kamu tidak memahami permasalahan sebenarnya yang dihadapi konsumen. Jika masalahnya saja mengada-ada, maka otomatis solusi yang kamu tawarkan juga fana. Secara tidak langsung, kamu justru membuat produk yang tidak dibutuhkan konsumen.
Review setiap hubungan elemen
Setelah elemen sudah terisi semua, pastikan kamu mengulas kembali apa yang sudah kamu tulis. Pastikan masing-masing elemen saling berhubungan atau justru mendukung satu sama lain. Jika ada satu aspek yang tidak koheren, maka perbaiki kembali dan menyesuaikan akar konsepnya.
Contoh Bisnis Model Canvas Makanan