BPBD Ciamis Gelar Simulasi Penanganan Bencana Megathrust dan Hidrometeorologi

BPBD Ciamis Gelar Simulasi Penanganan Bencana Megathrust dan Hidrometeorologi

Terkini | tasikmalaya.inews.id | Kamis, 17 Oktober 2024 - 10:21
share

CIAMIS, iNewsTasikmalaya.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana alam. 

Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah melalui simulasi penanganan bencana megathrust dan hidrometeorologi basah, yang digelar pada Kamis (17/10/2024) di Sekretariat Daerah Kabupaten Ciamis.

Simulasi ini bertujuan untuk mempersiapkan seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah daerah, satuan pendidikan, dan dunia usaha, dalam menghadapi potensi bencana yang tidak dapat diprediksi. 

Sekretaris Daerah Kabupaten Ciamis, Andang Firman Triyadi, menekankan pentingnya kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi situasi darurat.

“Bencana tidak bisa diprediksi, namun kesiapsiagaan bisa mengurangi dampaknya. Kami sangat mengapresiasi BPBD yang secara konsisten melatih masyarakat untuk lebih siap. Jangan pernah berhenti berlatih karena bencana bisa datang kapan saja,” tegas Andang.

Ia juga berharap bahwa simulasi ini dapat memperkuat ketahanan Kabupaten Ciamis dalam menghadapi berbagai bencana alam, terutama megathrust yang dapat memicu tsunami serta bencana hidrometeorologi yang rawan terjadi di wilayah tersebut.

Kepala Pelaksana BPBD Ciamis, Ani Supiani, menegaskan bahwa simulasi bencana memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat mengenai langkah-langkah mitigasi. 

Menurutnya, keterlibatan aktif dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk instansi pemerintah dan sektor swasta, menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko bencana.

 

“Simulasi ini tidak hanya penting untuk masyarakat, tetapi juga untuk setiap instansi, sekolah, dan perusahaan. Mereka semua harus memahami bagaimana menghadapi bencana dan bagaimana meminimalisir risikonya,” kata Ani.

Salah satu fokus utama dalam simulasi tersebut adalah edukasi terkait jalur evakuasi dan titik kumpul aman, terutama di daerah pesisir yang rawan tsunami. Kesiapan masyarakat dalam menghadapi golden time atau 20 menit setelah gempa, sangatlah krusial. 

“Kesiapan dalam 20 menit pertama setelah gempa adalah waktu yang sangat penting untuk menyelamatkan diri. Jalur evakuasi yang jelas dan titik kumpul yang aman harus diketahui oleh semua masyarakat, khususnya di wilayah pesisir,” tambah Ani.

Dalam simulasi ini, BPBD Ciamis juga menyoroti pentingnya pembentukan Desa Tangguh Bencana, di mana masyarakat diberikan edukasi mengenai penyelamatan mandiri. Hingga saat ini, sebanyak 135 desa di Ciamis telah melaksanakan simulasi bencana secara mandiri, dengan BPBD telah melibatkan sekitar 60 desa.

"Kami fokus pada edukasi masyarakat agar mereka bisa tangguh dalam menghadapi bencana. Simulasi ini bertujuan untuk membentuk desa-desa yang siap dan tangguh menghadapi bencana, sekaligus memberikan pengetahuan penyelamatan mandiri kepada masyarakat," ungkap Ani.

BPBD Ciamis juga memantau wilayah yang berpotensi terkena bencana banjir akibat gempa bumi besar, terutama di daerah Leuwikeris, yang mencakup wilayah Cijeungjing, Cimaragas, Cidolog, dan Lakbok. Melalui simulasi ini, diharapkan seluruh pihak dapat lebih siap dalam menghadapi bencana, sehingga dampak negatifnya bisa diminimalisir.

Dengan simulasi yang diadakan secara berkala ini, BPBD Ciamis berharap agar seluruh masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha semakin siap menghadapi bencana alam dan mampu mengurangi dampak yang ditimbulkan.

 

Topik Menarik