Emas vs Bitcoin: Mana yang Lebih Menguntungkan

Emas vs Bitcoin: Mana yang Lebih Menguntungkan

Ekonomi | tangsel.inews.id | Sabtu, 14 September 2024 - 11:50
share

JAKARTA, iNewsTangsel.id -Persaingan antara emas dan Bitcoin telah menjadi topik hangat selama bertahun-tahun di industri keuangan. Keduanya menarik minat investor, namun mewakili pendekatan yang berbeda dalam hal pelestarian kekayaan dan pertumbuhan modal. Kedua aset ini dipandang sebagai perlindungan terhadap inflasi, tetapi dengan cara yang berbeda. Nilai emas secara historis terkait dengan kemampuannya melindungi nilai terhadap depresiasi mata uang dan inflasi. Di sisi lain, Bitcoin sering dilihat sebagai perlindungan terhadap emisi mata uang fiat yang berlebihan karena pasokannya yang terbatas, hanya 21 juta koin. Namun, karena sejarah Bitcoin yang lebih singkat, perannya sebagai aset pelindung nilai masih kurang dapat diprediksi dibandingkan emas.

Emas dan Bitcoin bereaksi berbeda terhadap peningkatan risiko global, seperti konflik geopolitik dan resesi ekonomi. Saat stabilitas global terganggu, emas cenderung naik, sementara Bitcoin, yang sering berkorelasi dengan indeks AS seperti S&P 500 dan NASDAQ, cenderung turun. Hal ini karena Bitcoin dianggap sebagai aset berisiko tinggi dengan imbalan tinggi, yang biasanya dijual lebih dahulu saat pasar dalam mode "risk-off." Sebaliknya, investor beralih ke aset yang lebih stabil dan tidak terlalu volatil. Sebagai contoh, pada Agustus lalu, emas naik 2,2 sementara harga Bitcoin turun 8,5. Namun, sejak awal tahun, Bitcoin mengungguli emas dengan kenaikan 44.

Seiring waktu, situasi ini bisa berubah karena Bitcoin mendapatkan kepercayaan dari investor institusional. Beberapa ETF Bitcoin diluncurkan awal tahun ini, mengubah dinamika pasar kripto. ETF membantu mengurangi volatilitas Bitcoin karena permintaan yang lebih stabil. Selain itu, ETF Bitcoin mulai bersaing dengan ETF Emas dalam memperebutkan dana investor.

Menurut The Block, sebuah portal riset kripto, pada Agustus 2024, arus masuk ke ETF Bitcoin mencapai lebih dari $200 juta, dengan total mendekati $60 miliar sejak diluncurkan. Sebagai perbandingan, aset yang dikelola dalam ETF emas sekitar $90 miliar. Jika tren ini terus berlanjut, ETF Bitcoin bisa melampaui ETF emas pada akhir tahun. Dalam jangka panjang, kompetisi dengan Bitcoin mungkin akan memberikan tekanan bearish pada harga emas, kata Kar Yong Ang dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/9/2024).

 

Pergerakan Pasar Emas dalam Tren Bullish

Meskipun mengalami koreksi sementara, emas terus mengalami kenaikan di bulan Agustus dan tetap berada di atas rata-rata pergerakan 100-hari dan 200-hari. Ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar di AS dan global, ketegangan geopolitik, ketidakstabilan politik, serta permintaan kuat dari bank sentral terus mendukung harga emas mencapai level tertinggi. Secara teknis, tren beli dari investor juga didukung oleh sinyal positif.

Permintaan fisik emas menjadi pendorong utama kenaikan harga di pasar finansial. Laporan dari Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong menunjukkan bahwa impor emas bersih Tiongkok melalui Hong Kong naik sekitar 17 pada bulan Juli. Meskipun data untuk Agustus belum dirilis, pembelian emas oleh Tiongkok diperkirakan tetap tinggi, mengingat People's Bank of China telah memberikan kuota impor emas baru kepada bank komersial untuk mengantisipasi kenaikan permintaan. Ini penting karena Tiongkok adalah konsumen emas terbesar di dunia, dan pola pembeliannya dapat memengaruhi pasar global serta harga emas. Menurut World Gold Council, PBOC adalah pembeli emas terbesar di dunia pada 2023, dengan pembelian bersih sebesar 7,23 juta oz. Selain itu, bank sentral global telah menambahkan lebih dari 130 ton emas ke cadangan mereka pada tahun 2024, menurut estimasi broker global Octa.

Topik Menarik