Kenaikan Harga LPG 3 Kg di Surabaya Bikin Resah: Warga Sebut Hapus Program Makan Bergizi, Ada Apa!

Kenaikan Harga LPG 3 Kg di Surabaya Bikin Resah: Warga Sebut Hapus Program Makan Bergizi, Ada Apa!

Ekonomi | surabaya.inews.id | Jum'at, 17 Januari 2025 - 12:10
share

SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID - Surabaya sedang dihadapkan pada isu kenaikan harga dan ketersediaan LPG 3 kg. Banyak warga mengeluhkan lonjakan harga ini, yang berlaku sejak 15 Januari 2025. Berdasarkan SK Pj. Gubernur Jatim Nomor 100.3.3.1/801/KPTS/013/2024, Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3 kg mengalami kenaikan sebesar Rp2.000 per tabung, dari Rp16.000 menjadi Rp18.000.

Kenaikan ini langsung menimbulkan keluhan dari masyarakat. Lia (40), warga Jagir Wonokromo, menyebut kenaikan Rp2.000 cukup berat mengingat harga kebutuhan pokok lainnya juga naik. “Kalau bisa dikembalikan ke harga semula,” ujarnya, Kamis (16/1/2025).

Hal serupa diungkapkan Ucik Asih, ibu rumah tangga asal Wiyung. Menurutnya, kenaikan harga LPG hanya menambah beban ekonomi keluarga. “Lebih baik program makan bergizi gratis dihapus saja, yang penting bahan pokok murah,” katanya.

Tak hanya warga, pelaku usaha kecil juga merasakan dampaknya. Desi Anggraeni, penjual risol asal Manukan, mengaku kenaikan LPG membuatnya terpaksa menaikkan harga jual. “Harga minyak goreng saja sudah naik, kalau LPG juga naik, makin berat,” keluhnya.

Pj. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menjelaskan bahwa penyesuaian harga LPG 3 kg sudah melalui kajian matang. Menurutnya, kenaikan ini bertujuan menjaga stabilitas pasokan dan distribusi LPG di Jawa Timur.

“HET LPG 3 kg sebesar Rp16.000 berlaku sejak 2015. Namun, dengan naiknya biaya distribusi dan margin agen akibat kenaikan BBM, harga harus disesuaikan menjadi Rp18.000,” jelas Adhy.

 

Ia juga menambahkan bahwa provinsi lain, seperti Jawa Tengah dan Bali, telah lebih dulu melakukan penyesuaian harga. Jika harga tidak disesuaikan, risiko kelangkaan akan meningkat dan itu justru akan lebih merugikan masyarakat.

Adhy memprediksi dampak kenaikan ini akan memengaruhi inflasi Jawa Timur sebesar 0,13-0,2 persen. Namun, ia optimistis inflasi dapat terkendali berkat kebijakan diskon tarif listrik 50 persen untuk periode Januari hingga Februari 2025.

“Dengan diskon listrik, daya beli masyarakat diharapkan tetap terjaga,” tegasnya.

Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, mengimbau masyarakat agar tidak panik. Menurutnya, stok LPG 3 kg di Jawa Timur dalam kondisi aman dengan total 9.010 metrik ton dan konsumsi harian rata-rata 4.668 metrik ton.

Ahad juga menjelaskan bahwa Pertamina terus mendorong pengecer untuk beralih menjadi pangkalan resmi. Saat ini, terdapat lebih dari 34.739 pangkalan di Jawa Timur, dengan 142 pengecer yang sudah naik kelas menjadi pangkalan resmi, sementara 400 lainnya dalam proses.

“Kami rutin melakukan sosialisasi dan sidak untuk memastikan harga LPG sesuai HET,” tambahnya.

Pemerintah dan Pertamina berjanji akan terus memantau distribusi dan penyaluran LPG 3 kg agar tepat sasaran. Dengan langkah ini, diharapkan masyarakat tetap dapat mengakses LPG bersubsidi dengan mudah dan harga yang wajar.

Namun, bagi masyarakat kecil dan pelaku usaha, harapan terbesar adalah kembalinya harga bahan pokok, termasuk LPG, ke tingkat yang lebih terjangkau. Pemerintah dituntut untuk tidak hanya menjaga pasokan tetapi juga memberikan solusi bagi mereka yang paling terdampak.

Topik Menarik