Wabah Belum Tertangani, Ratusan Ekor Sapi di Jatim Mati Akibat PMK, Peternak Kelabakan

Wabah Belum Tertangani, Ratusan Ekor Sapi di Jatim Mati Akibat PMK, Peternak Kelabakan

Terkini | surabaya.inews.id | Rabu, 15 Januari 2025 - 09:30
share

SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang sapi di Jawa Timur (Jatim) hingga kini belum terkendali. Berdasarkan update data melalui iSIKHNAS atau system pelaporan real time berbasis android, jumlah sapi di Jatim yang mati akibat PMK sejak 1 Desember 2024 hingga 13 Januari 2025, sebanyak 689 ekor (5,4 persen).

Kemudian sebanyak 272 ekor (2,1 persen) potong paksa. Sedangkan jumlah total sapi di Jatim yang terserang PMK sebanyak 12.934 ekor. Jumlah itu setara 0,4 persen dari total populasi sapi potong dan sapi perah di Jatim sebanyak 3,3 juta ekor. 

Dari total 12.934 ekor sapi yang terserang PMK, sebanyak 8.500 ekor (65 persen) dalam proses pengobatan. Lalu sebanyak 3.473 ekor (26 persen) sudah sembuh atau recovery.

Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono menyampaikan, terkait vaksin PMK akan terus disalurkan kepada peternak. Ketersediaan vaksin PMK pada Januari 2025 sebanyak 12.500 dosis dari bantuan Kementerian Pertanian. Melihat kebutuhan yang banyak, akhir Januari nanti, Pemprov Jatim akan mengalokasikan 320.000 dosis vaksin PMK.

"Yang sudah diberikan ke masyarakat 25.000 dosis vaksin. Bulan depan kita juga akan ada tambahan 1,4 juta dosis vaksin dari Kementan. Kekurangannya kita akan membeli lagi dan untuk peternakan yang sudah besar, semua sepakat akan dilakukan pengobatan secara mandiri," katanya saat meninjau proses jual beli sapi di Pasar Hewan di Kelurahan Jrebeg Kidul, Kota Probolinggo, Selasa (14/1/2025).

 

Adhy menambahkan, sejumlah langkah preventif juga perlu diambil. Salah satunya adalah pengendalian lalu lintas hewan ternak antardaerah.  

"Pintu-pintu yang harus kita jaga adalah lalu lintas antar provinsi. Yang boleh masuk hanya yang sudah divaksin. Jadi ini mohon kesadaran kepada pemilik sapi untuk tetap waspada, ikuti kebijakan pemerintah. Dan jangan khawatir, kami sudah siapkan vitamin, obat, maupun vaksinnya," jelasnya.

Adhy pun mengingatkan kepada seluruh pihak, baik pengelola pasar hewan maupun penjual, untuk bersama-sama menjaga sterilisasi ternak dari PMK. 

Ia mengimbau agar peternak yang mempunyai sapi dengan gejala PMK, untuk tidak dibawa ke pasar hewan, karena berpotensi besar menularkan kepada hewan ternak yang lain. 

"Selesaikan dulu, diobati, kasih vitamin, baru bawa ke sini. Jadi ini memang salah satu langkah untuk mengantisipasi menjangkitnya PMK di tempat-tempat seperti ini," tegas Adhy. 

Topik Menarik