Inovasi Pengelolaan Sampah TPA Benowo dapat Apresiasi Menko Pangan, Ini Cara Zulhas Beri Penilaian

Inovasi Pengelolaan Sampah TPA Benowo dapat Apresiasi Menko Pangan, Ini Cara Zulhas Beri Penilaian

Terkini | surabaya.inews.id | Selasa, 7 Januari 2025 - 18:50
share

SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, memberikan apresiasi tinggi terhadap inovasi pengelolaan sampah menjadi energi listrik yang diterapkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya. Dalam kunjungannya pada Selasa (7/1/2025), Zulkifli Hasan menyebut Surabaya sebagai contoh kota yang sukses menerapkan ekonomi sirkular.

Didampingi oleh Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, dan Direktur Utama PT Sumber Organik Agus Nugroho Santoso, Zulkifli menegaskan bahwa sistem pengelolaan sampah ini merupakan terobosan yang bisa diduplikasi di berbagai daerah untuk mendukung ketahanan energi nasional. Sistem tersebut selaras dengan program Astacita yang dicanangkan Presiden RI, Prabowo Subianto.

"Saya mencari kota di Indonesia yang sudah menerapkan ekonomi sirkular, dan Surabaya adalah jawabannya. Terobosan ini luar biasa dan sangat layak untuk diterapkan di tempat lain," ujar Zulkifli.

Menurut Zulkifli, pengelolaan sampah menjadi energi listrik tak hanya membersihkan kota, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi masyarakat, termasuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

"Ekonomi kita tumbuh, penduduk bertambah, sampah pun meningkat. Dengan sistem ini, sampah bisa menjadi sumber energi. Kota menjadi bersih, masyarakat sehat, dan pencemaran lingkungan berkurang," jelasnya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menambahkan bahwa sistem di TPA Benowo sudah diakui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan teknologi yang setara dengan Singapura. Ia berharap kunjungan Menko Pangan dapat mempercepat penerapan sistem serupa di seluruh Indonesia.

"Sistem ini mengubah 1.000 ton sampah per hari menjadi energi listrik, sementara sisanya diolah dengan sistem lain. Zero waste benar-benar terwujud di Surabaya," ungkap Eri Cahyadi.

 

Eri juga menjelaskan bahwa produksi sampah di Surabaya meningkat dari 1.300 ton menjadi 1.600 ton per hari seiring pertambahan penduduk dari 2,8 juta menjadi 3,2 juta. Namun, upaya seperti program Reuse, Reduce, Recycle, Replace (4R) dan keberadaan bank sampah di tingkat RW membantu mengendalikan volume sampah.

TPA Benowo menggunakan dua teknologi utama:

1. Fermentasi Gas untuk sampah organik, menghasilkan energi melalui pembangkit listrik tenaga gas landfill.
2. Termokimia untuk sampah non-organik, mengolahnya menjadi energi dengan teknologi gasifikasi.

Dengan inovasi ini, Surabaya tidak hanya menangani masalah sampah, tetapi juga menjadi pelopor solusi energi berkelanjutan di Indonesia. "Kami menargetkan pengurangan sampah dari 1.600 ton menjadi 1.400 ton per hari melalui pengelolaan yang terintegrasi," pungkas Eri.

Langkah Surabaya ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam menciptakan kota yang bersih, sehat, dan ramah lingkungan.

Topik Menarik