Warga Surabaya Geram, Tuntut Perbaikan Layanan dan Pengunduran Diri Direktur RSUD Dr. Soewandhie
SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Viralnya kasus buruknya pelayanan di RSUD Dr. Mohamad Soewandhie memicu kekecewaan warga Surabaya. Masyarakat mendesak perbaikan mendasar di rumah sakit tersebut dan menuntut agar Direktur RSUD Dr. Soewandhie mundur dari jabatannya.
Suara ini digaungkan oleh komunitas Masyarakat Butuh Sehat (MBS) Kota Surabaya, yang merasa pelayanan di RSUD milik Pemkot tersebut tidak lagi nyaman dan layak.
“Kami ingin ada perubahan besar dalam pelayanan, dimulai dari pengunduran diri Direktur RSUD Soewandhie,” tegas Lasiono, Koordinator MBS Kota Surabaya.
Menurutnya, momentum Pilkada Surabaya 2024 ini adalah waktu yang tepat bagi para calon kepala daerah untuk menunjukkan komitmen dalam perbaikan layanan kesehatan, terutama bagi masyarakat kecil.
Jelang Pilkada Serentak 2024, Polsek Tutar Tingkatkan Patroli Dialogis untuk Jaga Kondusivitas
Kasus yang memicu keresahan ini berawal dari seorang pasien berinisial R, usia 68 tahun, yang diduga tidak mendapatkan perawatan semestinya di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Soewandhie hingga meninggal dunia. Informasi yang diterima menyebutkan bahwa pasien tersebut merasa tidak dilayani dengan layak. Lasiono menegaskan bahwa kejadian ini perlu menjadi bahan evaluasi serius bagi semua pihak.
“Rumah sakit pemerintah harus menjadi andalan warga, bukan malah membuat mereka enggan berobat. Kondisi ini ironis karena warga Surabaya jadi cenderung memilih rumah sakit swasta,” lanjut Lasiono.
Dia menyampaikan bahwa RSUD sebagai fasilitas kesehatan vital perlu senantiasa meningkatkan kualitas pelayanannya agar selaras dengan harapan masyarakat.
Kasus ini juga mencoreng wajah Kota Surabaya dan Jawa Timur yang tengah bersiap menghadapi Pilkada. Lasiono berharap, pelayanan kesehatan yang buruk ini menjadi perhatian serius calon gubernur/wakil gubernur, serta calon wali kota/wakil wali kota.
“Jangan sampai masalah kesehatan hanya dijadikan bahan kampanye semata, tapi tidak menyentuh akar masalahnya,” tegasnya.
Lasiono juga meminta kepada Eri Cahyadi, calon Wali Kota Surabaya, agar jika terpilih nanti, segera menunjuk sosok yang kompeten dan tulus mengabdi kepada masyarakat sebagai Direktur RSUD Dr. Soewandhie.
“Kami berharap Eri Cahyadi menepati komitmennya untuk memberikan layanan kesehatan terbaik bagi warga Surabaya,” tambahnya. Sayangnya, kasus ini terjadi ketika Eri Cahyadi tengah cuti untuk kampanye Pilkada.
Tuntutan MBS Kota Surabaya:
1. Manajemen rumah sakit harus memberikan pelayanan terbaik kepada warga Surabaya.
2. Rumah sakit bertanggung jawab penuh atas pasien, terutama warga Surabaya.
3. Pemkot Surabaya harus bertindak tegas jika terjadi kesalahan prosedur, untuk mencegah kasus serupa di rumah sakit milik Pemkot lainnya.
4. Penggantian Direktur RSUD Soewandhie sebagai bentuk tanggung jawab sosial.
Masyarakat berharap, dengan tuntutan ini, RSUD Dr. Mohamad Soewandhie dan Pemkot Surabaya dapat menunjukkan perubahan nyata dalam memberikan layanan kesehatan yang layak dan terpercaya bagi seluruh warga.
Sementara itu, Sekda Kota Surabaya, Ikhsan, menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga RM. Ia juga berharap kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
"Kami turut berduka cita. Mungkin karena saat itu situasi kurang nyaman secara psikologis, sehingga terjadi kesalahpahaman. Harapan kami, manajemen rumah sakit dapat memaklumi kondisi tersebut," kata Ikhsan.
Selain itu, Ikhsan juga menuturkan bahwa RSUD Soewandhie adalah salah satu rumah sakit jujugan warga Surabaya. Sehingga penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap layanan di sana.
"RSUD Soewandhie menjadi jujugan banyak warga. Semoga kejadian kesalahpahaman ini tidak mengurangi kepercayaan masyarakat pada rumah sakit," tambahnya.