Palang Pintu Kereta Api Makan Korban, Bambang Haryo Kembali Ingatkan Pentingnya Alarm EWS

Palang Pintu Kereta Api Makan Korban, Bambang Haryo Kembali Ingatkan Pentingnya Alarm EWS

Terkini | surabaya.inews.id | Jum'at, 5 Juli 2024 - 22:10
share

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Anggota DPR RI terpilih periode 2024-2029 Bambang Haryo Soekartono kembali memberikan perhatian terhadap peristiwa seorang warga meninggal akibat tertabrak kereta Argo Wilis tujuan Bandung-Surabaya, di perlintasan desa Seketi Kecamatan Balongbendo Sidoarjo.

Pemilik sapaan akrab BHS ini memang sangat pro aktif terhadap keselamatan warga yang melintas di perlintasan KA sebidang. Ia beberapa kali telah turun langsung memastikan peralatan pendukung keselamatan telah dipenuhi.

Salah satu yang menjadi sorotan BHS yakni, alarm Early Warning System (EWS) serta palang pintu di Perlintasan Sebidang KA double trek di Desa Seketi. Dimana EWS sudah terpasang sekitar 3 bulan yang lalu yang sudah terpasang dan ternyata belum difungsikan karena terkendala daya listrik.

“Alarm warning sytem yang sudah dipasang sebelum lebaran, tapi ternyata belum bisa dioperasikan sampai sekarang. Ini karena listrik masih dibawah kemampuan alarm warnings sytem. Saya sudah telephone pak Kadis (Kadishub Sidoarjo,Red) agar mempercepat pemfungsian alarm EWS di lintasan sebidang tersebut," ujar BHS 

Bahkan BHS juga sudah mengusulkan alat pendeteksi kereta yang berhubungan dengan alarm. Dia pun meminta untuk diletakkan di atas jarak minimal 2 kilometer dari perlintasan sebidang. Dengan begitu, jika ada saat kereta akan melewati lintas sebidang alarm sudah berbunyi.

"Sehingga kereta masih jauh akan melewati pintu sebidang, alarm sudah bunyi dan mengingatkan kepada petugas maupun pengguna jalan agar memperhatikan pintu perlintasan yang baru yang saat ini juga belum bisa difungsikan," tuturnya.

Dikatakan BHS, di perlintasan itu, merupakan jalur double trak atau rel ganda biasanya terjadi persimpangan kereta dari dua jurusan. Kalau ada hal seperti itu memang harus ada informasi tambahan dari petugas kepada masyarakat pengguna jalan raya agar lebih hati-hati. 

"Dan saya menyumbangkan 1 set alat pengeras suara (toa) untuk informasi ke pengendara jalan raya sehingga mereka bisa berhati2 dan tidak menjadi korban lagi tertabrak kereta karena tidak tahu ada kereta yg bersimpangan di lintas sebidang,” tambah BHS

Di Jawa Timur, masih banyak perlintasan sebidang yang tidak meggunakan palang pintu dan alarm EWS. Ada sekitar 669 yang tidak berpalang pintu atau 60 dari total lintas sebidang yang jumlahnya sekitar 1082 titik perlintasan sebidang di Jawa Timur. 

 

Menurut Bambang Haryo, hal itu adalah tugas dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah untuk memperhatikan keselamatan masyarakatnya dan juga keselamatan kereta api yang akan melintas di lintas sebidang dengan memasang segera palang pintu dan alarm EWS agar tidak terjadi kecelakaan yang membawa korban. 

"Karena saat ini sebagian besar jalur kereta di Jawa Timur sudah double trek (jalur ganda) dan kecepatan kereta sudah dinaikkan menjadi sekitar 100 km per jam. Apalagi jumlah trainset atau rangkaian kereta sudah ditambah, sehingga traffic di lintas sebidang semakin banyak yang tentunya harus di protect keselamatannya di lintasan sebidang tersebut," terang BHS.

Usai meninjau perlintasan, Bambang Haryo juga menyempatkan berkunjung ke rumah duka untuk memberikan santunan kepada keluarga korban. 

Dewan Pakar DPP Partai Gerindra ini berharap PT Jasa Raharja bisa jemput bola untuk memberikan santunan kepada keluarga korban. Terlebih keluarga korban juga tidak punya motor untuk mengurus asuransi di PT Jasa Raharja lantaran kendaraan korban rusak.

Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat ini juga meminta agar Kementerian Keuangan tidak mengurangi anggaran infrastrukture, maintenance and operation (IMO) kereta api. Tujuannya agar pelayanan dan fasilitas KA di Indonesia bisa dioptimalkan.

“Infrastruktur dan fasilitas angkutan umum khususnya KA harus diprioritaskan sebaik mungkin, karena menyangkut keselamatan nyawa publik. Anggaran IMO ini tidak boleh dikurangi karena apa, maintenance akan berpengaruh terhadap keselamatan dan infrastruktur harus bagus, apalagi operasional ini juga sangat penting. Maka kami mengharapkan jika hal-hal itu dijalankan dengan baik akan meminimalisir kejadian yang memakan korban lagi di perlintasan KA,” tutup BHS

Topik Menarik