Pertamina EP Terapkan CO2 Removal Package dengan Sistem Amine Pertama di Dunia
INDRAMAYU, iNews.id – Dalam upaya meningkatkan potensi produksi hidrokarbon di Kabupaten Indramayu, Pertamina EP Zona 7 melaksanakan proyek Optimasi Pengembangan Lapangan-Lapangan (OPLL) Akasia Bagus – Gantar. Proyek ini melibatkan dua strategi utama, yakni pengeboran 22 sumur pengembangan dan pembangunan Fasilitas Produksi SP Akasia Bagus (ABG) Tahap 1 dan Tahap 2, sebagai kelanjutan dari Plan of Development (POD) Lapangan Akasia Bagus tahun 2017.
Kedua langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak dan gas hingga 12,71 juta barel minyak (million stock barrel / MMSTB) dan 10,53 miliar kaki kubik gas (billion standard cubic feet / BSCF).
“Proyek ini merupakan milestone penting dalam pengembangan Akasia Bagus, yang didesain untuk mengolah minyak dan gas dengan kapasitas total sebesar 9.000 BLPD (barrel of liquid per day) dan 22 MMSCFD (million standard cubic feet per day), termasuk untuk mengolah gas associated dari 19 sumur lapangan,” ungkap Afwan Daroni, General Manager Pertamina EP area Jawa bagian barat.
Hingga kini, 12 sumur pengeboran telah selesai, dengan total 26 sumur produksi aktif di Lapangan Akasia Bagus. Saat ini, produksi eksisting diolah menggunakan fasilitas produksi awal (Early Production Facilities / EPF) ABG Tahap 1 berdasarkan persetujuan SKK Migas.
Produksi tersebut akan berlanjut ke fase onstream melalui dua tahapan fasilitas, yaitu fasilitas cair yang direncanakan beroperasi pada Februari 2025 dan fasilitas AGRU (Acid Gas Removal Unit) pada Mei 2025.
Afwan menjelaskan bahwa pengembangan fasilitas produksi akan dilengkapi dengan paket penghilangan CO2 (CO2 Removal Package) menggunakan sistem amina (MDEA), Gas Dehydration Unit, dan Thermal Oxidation (TOX).
“Tujuannya adalah untuk mengurangi kadar CO2, H2S, dan air agar sesuai spesifikasi penjualan gas yang termaktub dalam Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) eksisting di wilayah Jawa Barat,” jelasnya.
Teknologi yang diterapkan dalam desain AGRU ini menjadi inovasi pertama di dunia, mampu mengolah gas dengan kadar CO2 mencapai 65 persen mole. Selain itu, kadar CO2 yang tinggi membuka peluang bagi Pertamina EP untuk mengembangkan lapisan gas dari oil rim melalui metode Carbon Capture, Utilization & Storage (CCUS). Langkah ini sejalan dengan komitmen Pertamina dalam mendukung target emisi nol bersih (net zero emission).