Koleksi Brevet dan Tanda Jasa Letjen TNI Rui Fernando, Jenderal Kopassus Berdarah Timtim

Koleksi Brevet dan Tanda Jasa Letjen TNI Rui Fernando, Jenderal Kopassus Berdarah Timtim

Nasional | sindonews | Rabu, 29 Januari 2025 - 06:22
share

Brevet dan tanda jasa koleksi Letjen TNI Rui Fernando Guedes Palmeiras Duarte menarik untuk diulas. Saat ini, abituren Akademi Militer (Akmil) 1993 dari satuan Kopassus ini menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan (Irjen Kemhan).

Penunjukan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1264/X/2024 tanggal 18 OKtober 2024 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Jabatan terakhir Jenderal TNI AD kelahiran Viqueque, Timor Portugis atau Timor Timur (Timtim) sekarang bernama Timor Leste adalah Warek Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unhan.

Selama meniti kariernya di militer, Rui Fernando banyak menduduki jabatan strategis baik di Korps Baret Merah maupun di institusi TNI. Di antaranya, Dansubtim Batalyon 11/1 Grup 1 Kopassus pada 1998, Dantim 3/3/811/Aksus Sat 81 Kopassus pada 1999, Dantim 1/3/811/Aksus Sat 81 Kopassus pada 2000, Danden 3/811/Aksus Sat 81 Kopassus.

Selain itu, PBU Athan KBRI di Washington DC/USA pada 2005, Kapokbungkol Spri Panglima TNI pada 2014-2016, Atase Pertahanan KBRI di London. Tim Kajian Dewan Pertimbangan Presiden, Karo TU dan Protokol Setjen Kemhan, dan Kasatwas Unhan.

Rui Fernando juga banyak mengenyam pendidikan baik di militer atau umum seperti Sussarcab Infanteri (1993), pendidikan PARA, Komando, Dik PARA Utama, Dik Free Fall, pendidikan Gultor, Diklapa I dan Selapa II (2003).

Selanjutnya Seskoad LN (US Army Command General and Staff College (CGSC) Fort Leavenworth, Kansas (2009), Dikreg Sesko TNI, S2 International Relation Webster University (M.A) hingga S3 Strategi Pertahanan Unhan.

Tidak hanya itu, Rui Fernando juga memiliki banyak koleksi brevet dan tanda jasa. Brevet tersebut diperolehnya karena telah mengikuti pendidikan militer maupun diterjunkan dalam medan operasi. Rui Fernando tercatat pernah terlibat dalam Operasi Seroja di Timor Leste.

Berikut ini brevet yang dimiliki Letjen TNI Rui Fernando:

1. Brevet Kualifikasi Komando Kopassus

Brevet ini diperoleh prajurit Kopassus yang telah melewati pendidikan dan latihan di Pusdiklatpassus Batujajar, Bandung, Jawa Barat. Pendidikan yang berlangsung selama tujuh bulan ini meliputi pendidikan dasar, pelatihan di hutan, gunung, rawa, dan laut.

2. Brevet Para Dasar

Brevet Para Dasar adalah lencana yang diberikan kepada prajurit TNI AD yang telah lulus kursus terjun payung militer. Brevet ini merupakan simbol keahlian dan prestasi khusus di bidang tertentu dan menandakan kompetensi teknis dan profesional prajurit.

Brevet juga menjadi lambang kebanggaan bagi prajurit yang berhasil meraihnya. Pendidikan Dasar Para TNI AD (Diksar Para) berlangsung selama empat minggu dan ditempuh dalam dua tahap: ground training dan penerjunan. Latihan-latihan yang dilakukan dalam Diksar Para meliputi terjun tanpa perlengkapan, terjun dengan perlengkapan tempur, hingga terjun malam dan di hutan gunung.

3. Brevet Free Fall

Brevet Free Fall TNI AD merupakan penghargaan yang diberikan kepada prajurit TNI AD yang telah menyelesaikan pelatihan khusus dalam teknik penerjunan bebas (free fall). Setelah lolos seleksi awal, prajurit akan mengikuti pendidikan dasar free fall yang mencakup teori dasar penerjunan, persiapan fisik dan mental, serta latihan teknis seperti posisi tubuh saat terjun, navigasi udara, dan teknik mendarat dengan aman.

Selanjutnya pranjurit mengikuti latihan di tanah untuk mempraktikkan gerakan dan teknik terjun serta membiasakan prajurit dengan peralatan penerjunan sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. Tahap utama adalah latihan di udara, di mana prajurit melakukan terjun sebenarnya dari pesawat udara, baik solo maupun bersama instruktur, untuk menguji kemampuan mereka dalam berbagai situasi dan kondisi udara.

4. Brevet Para Dasar

Brevet Para Dasar adalah lencana yang diberikan kepada prajurit TNI AD yang telah lulus kursus terjun payung militer. Brevet ini merupakan simbol keahlian dan prestasi khusus di bidang tertentu dan menandakan kompetensi teknis dan profesional prajurit.

Brevet juga menjadi lambang kebanggaan bagi prajurit yang berhasil meraihnya. Pendidikan Dasar Para TNI AD (Diksar Para) berlangsung selama empat minggu dan ditempuh dalam dua tahap: ground training dan penerjunan.

5. Brevet Kualifikasi Penanggulangan Teror (Gultor)

Brevet Satgultor 81 diberikan kepada prajurit TNI AD yang telah menyelesaikan pelatihan khusus dalam Satuan Penanggulangan Anti Teror 81 (Satgultor 81) Kopassus. Tahap ini mencakup pelatihan dasar dalam berbagai keterampilan, seperti teknik penyamaran, taktik pertempuran khusus, penggunaan senjata dan peralatan khusus, serta teknik pertolongan pertama di medan yang sulit, untuk membekali prajurit dengan keterampilan dasar dalam operasi militer khusus.

Selanjutnya prajurit dilatih dalam operasi khusus seperti infiltrasi, sabotase, penyergapan, serta teknik pengintaian dan pengamatan di berbagai medan dan kondisi. Latihan ini menguji ketahanan fisik dan mental prajurit dalam situasi berbahaya dan kompleks.

Adapun Koleksi Tanda Jasa Letjen TNI Rui Fernando:

1. Bintang Yudha Dharma

Tanda kehormatan yang diberikan oleh Pemerintah untuk menghormati jasa dharmabakti seseorang yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh bangsa dan negara. Bintang ini ditetapkan secara resmi pada 1971. Bintang ini berada setingkat di atas Bintang Bhayangkara, Bintang Kartika Eka Paksi, Bintang Jalasena, dan Bintang Swa Bhuwana Paksa.

Bintang Yudha Dharma diberikan kepada mereka yang telah mendarmabaktikan diri melebihi dan melampaui panggilan kewajiban dalam pelaksanaan tugas pembinaan dan pengembangan serta menghasilkan karya yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh pemerintah dan NKRI.

2. Bintang Kartika Eka Paksi

Tanda kehormatan yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk menghormati jasa seorang prajurit yang luar biasa untuk kemajuan dan pembangunan TNI Angkatan Darat. Penghargaan ini ditetapkan secara resmi pada 1968. Bintang ini berada setingkat di bawah Bintang Yudha Dharma.

Bintang Kartika Eka Paksi diberikan kepada mereka yang telah menunjukkan kemampuan, kebijaksanaan, dan jasa luar biasa melebihi panggilan kewajiban untuk kemajuan dan pembangunan TNI Angkatan Darat. Bintang ini dapat diberikan juga kepada WNI bukan anggota TNI Angkatan Darat yang telah memenuhi persyaratan tersebut.

3. Bintang Yudha Dharma

Tanda kehormatan yang diberikan Pemerintah untuk menghormati jasa dharmabakti seseorang yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh bangsa dan negara. Bintang ini ditetapkan secara resmi pada 1971. Bintang ini berada setingkat di atas Bintang Bhayangkara, Bintang Kartika Eka Paksi, Bintang Jalasena, dan Bintang Swa Bhuwana Paksa.

Bintang Yudha Dharma diberikan kepada mereka yang telah mendarmabaktikan diri melebihi dan melampaui panggilan kewajiban dalam pelaksanaan tugas pembinaan dan pengembangan serta menghasilkan karya yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh pemerintah dan NKRI.

4. Bintang Kartika Eka Paksi

Tanda kehormatan yang diberikan Pemerintah untuk menghormati jasa seorang prajurit yang luar biasa untuk kemajuan dan pembangunan TNI AD. Penghargaan ini ditetapkan secara resmi pada 1968. Bintang ini berada setingkat di bawah Bintang Yudha Dharma.

Bintang Kartika Eka Paksi diberikan kepada mereka yang telah menunjukkan kemampuan, kebijaksanaan, dan jasa luar biasa melebihi panggilan kewajiban untuk kemajuan dan pembangunan TNI Angkatan Darat. Bintang ini dapat diberikan juga kepada WNI bukan anggota TNI AD yang telah memenuhi persyaratan tersebut.

5. Satyalancana Ksatria Yudha

Tanda kehormatan yang diberikan kepada prajurit yang telah menunjukkan pengabdian, kecakapan, dan kedisiplinan dalam melaksanakan tugas khusus di kesatuan khusus selama paling singkat 2 tahun secara terus-menerus atau 3 tahun secara tidak terus-menerus.

Selain itu, berjasa luar biasa dalam melaksanakan tugas khusus pada kesatuan khusus, baik latihan-latihan maupun tugas khusus berisiko tinggi yang dapat mengakibatkan gangguan kejiwaan, kecacatan fisik, ataupun kematian.

6. Satyalancana Kesetiaan

Tanda kehormatan ini ditetapkan pada 1958. Tanda kehormatan ini untuk memberikan penghargaan atas prajurit TNI yang telah menunjukkan keberaniannya dan telah bekerja dengan setia dan bersungguh-sungguh. Tanda kehormatan ini terdiri atas empat kelas menurut lamanya pengabdian yang setiap kelasnya memiliki selisih satu windu atau 8 tahun.

7. Satyalancana Raksaka Dharma

Tanda kehormatan yang diberikan kepada prajurit TNI yang dalam jangka waktu sejak 25 Agustus 1965 secara aktif selama sedikit-dikitnya 30 (tiga puluh) hari secara terus-menerus melakukan tugas dalam Gerakan Operasi Militer dalam rangka mempertahankan Kesatuan Bangsa dan Negara di Irian Barat.

8. Satyalancana Seroja

Tanda kehormatan pemerintah atas upaya anggota TNI/Polri yang dianugerahkan pada periode 1975-1999 untuk mereka yang berjasa dalam menanggulangi masalah keamanan dari luar batas negara di wilayah Nusa Tenggara Timur.

Selain anggota TNI/Polri yang mendapatkan tanda kehormatan tersebut, WNI non-militer dan juga warga asing juga berhak mendapatkan tanda kehormatan tersebut. Persyaratan pemberian tanda kehormatan ini diatur melalui UU Darurat No 4./1959

9. Satyalancana Dharma Nusa

Tanda kehormatan yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai penghargaan atas jasa seorang prajurit TNI, anggota Polri, dan PNS dalam tugas operasi pemulihan keamanan di Indonesia secara terus-menerus maupun tidak terus-menerus. Meskipun begitu, seorang warga sipil juga dapat dianugerahkan satyalancana ini jika telah memenuhi syarat tersebut.

Satyalancana ini juga dapat diberikan secara anumerta sebagai penghargaan kepada seseorang yang gugur akibat tugas operasi tersebut. Tanda kehormatan ini ditetapkan pada 2003.

10. Satyalencana Wira Karya

Tanda kehormatan yang diberikan Pemerintah kepada para warganya yang telah memberikan darma bakti yang besar kepada negara dan bangsa Indonesia sehingga dapat menjadi teladan bagi orang lain.

Tanda kehormatan ini ditetapkan pada 1962. Satya lencana ini juga dapat diberikan secara anumerta. Selain kepada warga negara Indonesia, warga negara asing yang telah memenuhi syarat juga dapat diberikan tanda kehormatan ini.

Topik Menarik