Apakah Greenland Bagian dari Denmark? Berikut Sejarah Pulau Terbesar di Bumi Ini
Greenland adalah pulau terbesar di bumi dengan luas sekitar 2.166.086 kilometer persegi. Pulau yang sangat besar ini sering dianggap sebagai bagian dari Amerika Utara, meski faktanya ia berada di bawah kedaulatan Kerajaan Denmark.
Greenland, yang sebagian besar tertutup es tebal dan jadi salah satu wilayah paling dingin dan terpencil, telah menjadi pemberitaan media-media internasional dalam beberapa pekan ini setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berambisi untuk membelinya. Baik Denmark maupun pihak Greenland menolak keinginan Trump.
Namun, pemimpin Amerika itu telah mengisyaratkan bahwa Amerika tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan militer dan ekonomi untuk memiliki pulau terbesar di bumi tersebut.
Sejarah Greenland Jadi Bagian dari Denmark
Greenland adalah wilayah otonom yang berada di bawah kedaulatan Kerajaan Denmark. Greenland memiliki pemerintahannya sendiri yang mengelola sebagian besar urusan dalam negeri, namun Denmark masih bertanggung jawab atas kebijakan luar negeri, pertahanan, dan beberapa hal lainnya.Presiden Aliyev Puji Pilot Azerbaijan Airlines, Pesawat Meledak tapi Banyak Penumpang Selamat
Status otonom Greenland diberikan oleh Kerajaan Denmark sejak reformasi pemerintahan pada 2009.
Penemuan Awal Greenland
Greenland pertama kali dihuni oleh suku Inuit sekitar 4.500 tahun yang lalu. Mereka datang dari wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kanada.Kemudian, sekitar tahun 982, seorang penjelajah Norwegia bernama Erik the Red menemukan Greenland dan mendirikan koloni Viking pertama di sana.
Meskipun demikian, Viking tidak mampu bertahan lama di Greenland, dan koloni mereka akhirnya runtuh sekitar abad ke-15 karena faktor perubahan iklim dan kesulitan dalam bertahan hidup di lingkungan yang keras.
Greenland Ditaklukkan Denmark-Norwegia
Pada awal abad ke-18, Greenland menjadi wilayah yang diperhatikan kembali oleh bangsa Eropa.Pada tahun 1721, seorang misionaris asal Denmark, Hans Egede, mendirikan pemukiman di Greenland dengan tujuan untuk mengembangkan misi Kristen dan perdagangan. Ini menandai awal dari pengaruh Denmark yang lebih besar di wilayah tersebut.
Pada tahun 1750-an, Greenland secara resmi berada di bawah kontrol Denmark-Norwegia setelah Kerajaan Denmark dan Norwegia bersatu pada 1380.
Namun, setelah Perjanjian Kiel pada tahun 1814, yang mengakhiri aliansi antara Denmark dan Norwegia, Greenland tetap menjadi bagian dari Kerajaan Denmark.
Greenland Menjadi Koloni Denmark
Greenland statusnya berubah pada 1953, saat Denmark mengubah statusnya dari koloni menjadi wilayah administratif yang lebih modern.Dalam konstitusi baru Denmark, Greenland menjadi bagian dari Kerajaan Denmark namun dengan status wilayah yang lebih otonom dibandingkan sebelumnya.
Pada tahun 1979, Greenland diberikan status otonomi yang lebih besar dengan pembentukan Pemerintahan Greenland yang dipimpin oleh seorang perdana menteri lokal.
Namun, meskipun Greenland mengelola banyak urusan domestik sendiri, kebijakan luar negeri dan pertahanan masih dipegang oleh pemerintah Denmark.
Pada tahun 2008, Greenland mengadakan referendum yang mendukung pemberian lebih banyak otonomi. Pada tahun 2009, Greenland memperoleh otonomi penuh dalam banyak aspek pemerintahan, meskipun Denmark masih mengontrol kebijakan luar negeri dan pertahanan.
Greenland terus berjuang dengan isu-isu terkait perubahan iklim, yang mengancam lingkungan alami pulau tersebut.
Selain itu, ada ketegangan mengenai kemungkinan kemerdekaan penuh. Namun, meskipun ada keinginan untuk lebih mandiri, banyak warga Greenland yang masih merasa terhubung dengan Denmark, mengingat dukungan finansial dan infrastruktur yang disediakan oleh kerajaan tersebut.
Beberapa anggota pemerintah Greenland secara terbuka telah mengungkapkan keinginan untuk memajukan kemerdekaan penuh di masa depan, tetapi saat ini Greenland tetap menjadi wilayah otonom yang tetap bergantung pada Denmark dalam beberapa aspek.
Greenland
•Ibu Kota: Nuuk•Status: Wilayah Otonom Kerajaan Denmark•Komisaris Tinggi: Julie Præst Wilche•Perdana Menteri: Múte Bourup Egede