Kisah Kolam Segaran di Trowulan, Tempat Warga Majapahit Berwisata

Kisah Kolam Segaran di Trowulan, Tempat Warga Majapahit Berwisata

Infografis | sindonews | Senin, 27 Januari 2025 - 06:16
share

Kolam Segaran menjadi area nan indah di kompleks Ibu Kota Kerajaan Majapahit. Saat itu memang Kerajaan Majapahit terbesar di Nusantara. Wilayahnya bahkan mencapai semenanjung daratan Asia, yang kini masuk Malaysia.

Konon Kolam Segaran jadi salah satu area penting di kompleks bangunan istana megah Kerajaan Majapahit yang didirikan oleh Raden Wijaya.

Kolam Segaran berukuran 375 meter x 175 meter x 2,88 meter. Tebal tembok dinding kolam adalah 1,60 meter mengelilingi Trowulan yang jadi Ibu Kota Majapahit.

Terdapat deretan anak tangga yang turun ke permukaan air di sisi panjangnya di sebelah barat. Luas kolam adalah 6,5 hektar. Karena luasnya tersebut, kolam peninggalan Majapahit disebut dengan Kolam Segaran.

Dinukil dari "Perang Bubat 1279 Saka: Membongkar Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit", keberadaan Kolam Segaran dilaporkan oleh H. Maclaine Pont, ilmuwan Belanda pada tahun 1926.

Semula kolam tersebut tertutupi tanah, setelah dilakukan penggalian baru dapat ditampakkan keberadaannya. Berdasarkan temuan saluran masuk dan keluar dari kolam tersebut, diduga bahwa Kolam Segaran dahulu berfungsi sebagai waduk atau penampungan air.

Nama Segaran untuk kolam buatan di situs Trowulan tersebut bukan nama asli yang diberikan secara turun-temurun oleh penduduk lokal, melainkan dijuluki oleh penduduk Trowulan. Diperkirakan nama Segaran diberikan ketika kolam itu dibersihkan dan ditampakkan kembali oleh Maclaine Pont pada tahun 1926.

Ketika penduduk Trowulan pada awal abad ke- 20 menyaksikan kolam luas berair mirip laut, mereka memberikannya nama Segaran. Dengan demikian diduga bahwa kolam tersebut memiliki nama asli semasa era Majapahit.

Mengacu kepada Serat Kandha yang digubah pada awal abad ke- 16 memberitakan bahwa nama asli Trowulan adalah Citra Wulan.

Citra dalam bahasa Jawa Kuno berarti "berwarna cemerlang". Maka, Citra Wulan diartikan sebagai "perwujudan yang cemerlang dari bulan". Apabila demikian kebenarannya, maka Trowulan mengacu pada arti "perwujudan atau bayangan yang cemerlang dari bulan".

Bila mengacu pada uraian di muka, maka bisa diperkirakan bahwa nama lama Kolam Segaran adalah Kolam Citra Wulan atau Kolam Trowulan.

Nama tersebut dicatat dalam Serat Kandha yang digubah pada abad ke- 16. Di mana masa itu sangat dekat dengan era runtuhnya Majapahit pada tahun 1527. Dengan demikian, nama asli Segaran pada era Majapahit adalah Citra Wulan, Trawulan atau Trowulan.

Konon keindahan kolam ini terasa jika terang purnama. Cahaya bulan akan berbayang di permukaan air Segaran. Keadaannya sangat indah dan semua orang di sekitar Kolam Segaran saat purnama akan mengakui suasana yang indah itu.

Semasa Majapahit dapat diperkirakan bahwa keindahan yang memukau itu lebih terasa. Sebab waktu itu belum ada cahaya lampu listrik yang sinarnya bertebaran di sekitar kolam.

Sungguhpun demikian, keindahan Kolam Segaran tetap tampak indah saat bulan purnama mengambang di langit.

Kolam Citra Wulan semasa Majapahit dapat disebut sebagai tempat rekreasi penduduk kota di kala purnama. Tentunya banyak penduduk yang bercengkerama di sekitar kolam, dan tidak mustahil dilakukan juga oleh kaum bangsawan, keluarga raja, bahkan raja sendiri.

Sebagaimana dikemukakan bahwa Berita Cina menyebutkan bahwa setiap purnama, penduduk Majapahit bersuka cita di sekitar Kolam Citra Wulan. Bahkan kaum perempuan membentuk barisan di sekitar kolam sambil ngamen nyanyi di rumah-rumah orang berada untuk mendapatkan uang.

Topik Menarik