MNC Peduli Salurkan Bantuan Alat Kesehatan untuk Korban Banjir Bandang Sukabumi

MNC Peduli Salurkan Bantuan Alat Kesehatan untuk Korban Banjir Bandang Sukabumi

Infografis | sindonews | Rabu, 22 Januari 2025 - 20:39
share

Kelompok perjuanganPalestina, Jihad Islam dan Hamas, sepakat bahwa Zionis sudah kalah dalam perang di Gaza. Sebagai bentuk pengalihan, Israel memilih menggelar agresi di Tepi Barat.

"Agresi tentara pendudukan Israel terhadap Tepi Barat yang diduduki mencerminkan kesulitan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah gagal mencapai salah satu tujuan yang dideklarasikannya dalam perang di Gaza," kata Gerakan Jihad Islam, dilansir Quds Press.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan, gerakan tersebut mengatakan pengumuman Netanyahu, yang dicari karena kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, tentang operasi militer di Tepi Barat yang diduduki.

"Agresi di Tepi Barat tidak lain hanyalah mata rantai dalam rantai genosida menyeluruh yang dilancarkan oleh entitas perampas kekuasaan terhadap rakyat Palestina kami," kata Jihad Islam.

"Agresi brutal dan biadab ini mencerminkan kesulitan pendudukan [Israel] setelah kegagalannya mencapai tujuannya di Gaza, dalam upaya putus asa untuk menyelamatkan koalisi pemerintahnya yang goyah berkat keteguhan rakyat kami, dan bertujuan untuk merusak suasana kegembiraan yang dialami oleh rakyat kami di Tepi Barat setelah memaksa musuh untuk membebaskan banyak tahanan Palestina dan untuk mengimbangi keadaan kaget dan sakit yang terjadi di Israel," pernyataan itu menambahkan.

Pejuang perlawanan, lanjutnya, di seluruh Tepi Barat yang diduduki sedang memerangi agresi yang tidak adil dan "musuh tidak akan melihat apa pun kecuali kekuatan dari mereka, dan tidak akan merasakan apa pun kecuali kekecewaan."

JIhad Islam menyerukan kepada rakyat Palestina di seluruh wilayah Tepi Barat yang diduduki untuk menghadapi kampanye kriminal ini dengan segala cara dan metode, menggagalkan tujuannya, dan mengonsolidasikan kekalahan musuh di Tepi Barat dan di Gaza.

Sementara itu, pemimpin biro politik Hamas di Tepi Barat yang diduduki, Zaher Jabarinm mengungkapkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengintensifkan agresi terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki setelah gencatan senjata di Gaza mulai berlaku karena ia ingin terus berjuang untuk tetap berkuasa.

"Satu-satunya tujuan Netanyahu adalah membunuh lebih banyak warga Palestina," tambah Jabarin.

Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Jabarin menekankan bahwa rakyat Palestina bersatu di Gaza dan mematahkan keinginan para penjahat dan akan melanjutkan perlawanan karena mereka tidak punya pilihan lain.

“Semua orang yang berada di bawah pendudukan akan melawan untuk meraih kebebasan, dan kami akan melawan pendudukan bahkan jika kami tidak punya apa-apa lagi selain batu dan kami tidak akan [menyerah],” tambahnya.

Sebelumnya kemarin, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa delapan warga Palestina telah tewas dan 35 lainnya terluka dalam agresi Israel di Jenin dan kampnya, di utara Tepi Barat yang diduduki.

Surat kabar Haaretz Israel melaporkan bahwa tentara pendudukan telah meminta Otoritas Palestina untuk menarik pasukan keamanannya dari daerah itu sebelum menyerbunya.

Bentrokan terus berlanjut pada hari Selasa antara Batalyon Jenin yang berafiliasi dengan gerakan Jihad Islam dan pasukan pendudukan Israel.

Batalyon Jenin menekankan dalam sebuah pernyataan bahwa “perlawanan tidak akan mundur dalam mempertahankan tanah dan rakyatnya.”

Agresi Israel terhadap Jenin terjadi dalam eskalasi militer yang lebih besar di Tepi Barat yang diduduki.

Pada tanggal 14 Desember, Pasukan Keamanan Otoritas Palestina melancarkan operasi militer di kamp pengungsi Jenin, dengan dalih memerangi “penjahat”, namun, faksi perlawanan Palestina menuduh PA mengejar pejuang perlawanan dan bertindak atas nama tentara pendudukan Israel.

Topik Menarik