Rusia Denda Google Rp1,2 Triliun, Ini Masalahnya

Rusia Denda Google Rp1,2 Triliun, Ini Masalahnya

Terkini | sindonews | Jum'at, 17 Januari 2025 - 19:25
share

Presiden Prabowo Subianto meminta agar impor liquefied petroleum gas (LPG) dikurangi. Pasalnya, volume impor LPG saat ini mencapai 6-7 juta ton per tahunnya.

Permintaan Kepala Negara disampaikan langsung Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia usai melaksanakan rapat perdana Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional di gedung Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (17/1/2025).

Produksi LPG di dalam negeri baru menyentuh 1,4 juta ton per tahun atau jauh lebih rendah dari jumlah impor. Adapun, volume konsumsi bahan energi ini dalam tahun berada di level 8 juta ton.

“LPG kita ini kan konsumsi kita 8 juta ton per tahun, konsumsi kita itu dalam negeri. Industrinya yang kita bangun, LPG cuma 1,4 juta ton, impor kita sekitar 6-7 juta ton per tahun,” ujar Bahlil.

Lantaran sangat tinggi angka impornya, lanjut Bahlil, Presiden Prabowo meminta agar volumenya dipangkas. “Arahan Bapak Presiden adalah bagaimana mempercepat proses mengurangi impor,” paparnya.

Untuk bisa merealisasikan instruksi Presiden, pemerintah bakal membangun fasilitas atau pabrik LPG dengan memanfaatkan gas yang mengandung propana (C3) dan butana (C4). Selebihnya, otoritas akan dorong gasifikasi jaringan gas (jargas) untuk rumah rakyat.

“Nah caranya adalah kita membangun LPG dengan mempergunakan gas C3-C4. Kurang lebih sekitar 1,7 juta ton yang sudah ada. Dan selebihnya kita akan dorong pada gasifikasi untuk jargas,” lanjut dia.

Topik Menarik