Joe Biden Melarang Mobil China dan Rusia Berseliweran di AS

Joe Biden Melarang Mobil China dan Rusia Berseliweran di AS

Otomotif | sindonews | Kamis, 16 Januari 2025 - 06:37
share

Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang akan lengser pada hari Selasa mengumumkan larangan penggunaan teknologi dari China dan Rusia pada kendaraan, dengan alasan masalah keamanan nasional.

Seperti dilansir dari DPA, aturan baru tersebut akan memblokir penjualan dan impor perangkat keras dan sistem perangkat lunak kendaraan pintar atau terhubung, serta kendaraan pintar lengkap, dari China dan Rusia, menurut pernyataan Gedung Putih yang dikeluarkan pada hari Selasa.

Menurut Gedung Putih, pembatasan perangkat lunak akan berlaku untuk model tahun 2027, sementara pembatasan perangkat keras akan berlaku untuk model tahun 2030.

Pernyataan Gedung Putih mengatakan langkah itu dilakukan untuk "melindungi Amerika dari risiko keamanan nasional yang terkait dengan penyalahgunaan rantai pasokan kendaraan pintar oleh Tiongkok dan Rusia."

"Pemerintahan Biden-Harris berkomitmen untuk memastikan bahwa rantai pasokan otomotif kita kuat dan aman dari ancaman dunia maya dari musuh asing," tambah pernyataan itu.

Kebijakan tersebut dianggap merugikan kendaraan buatan AS, dan menempatkan perusahaan seperti Polestar, yang memproduksi kendaraan di Carolina Selatan tetapi memiliki kepentingan di perusahaan China Geely, dalam posisi sulit.

Sementara itu, Waymo, perusahaan kendaraan self-driving milik perusahaan induk Google, Alphabet, sedang bersiap menggunakan mobil merek China Zeekr untuk kendaraan generasi berikutnya. Namun, Waymo berencana mengganti perangkat elektronik asli dengan sistem mereka sendiri.

Pemerintahan Biden sebelumnya melindungi pasar otomotif AS dengan tarif 100 persen untuk mobil listrik dari China. Donald Trump, yang akan menggantikan Biden pada 20 Januari, telah lama berjanji untuk mengambil tindakan tegas terhadap Beijing.

Elon Musk, penasihat dekat Trump dan kepala produsen mobil listrik AS Tesla, mengkritik tarif tersebut, dengan mengklaim bahwa tarif tersebut merusak pasar.

Tesla memiliki pabrik besar di Shanghai dan mengandalkan pasar China.

Topik Menarik