Sekutu Donald Trump Siapkan RUU bagi AS untuk Beli Greenland
Para sekutu presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Parlemen telah memperkenalkan rancangan undang-undang (RUU) yang memungkinkan Amerika Serikat untuk membeli Greenland dari Denmark.
Pemimpin pro-kemerdekaan Greenland sebelumnya mengatakan dia siap untuk berbicara setelah Trump menolak untuk mengesampingkan opsi militer untuk mencaplok pulau tersebut.
RUU tersebut, yang diedarkan pada hari Senin oleh anggota Parlemen Andy Ogles dan didukung oleh sepuluh politisi lainnya, akan memungkinkan Trump untuk memulai pembicaraan dengan Denmark segera setelah pelantikannya.
“Kongres dengan ini memberi wewenang kepada Presiden, mulai pukul 12.01 siang Waktu Standar Timur (EST) pada tanggal 20 Januari 2025, guna berusaha mengadakan negosiasi dengan Kerajaan Denmark untuk pembelian Greenland,” bunyi RUU tersebut, yang dilansir Russia Today, Selasa (14/1/2025).
Langkah para politisi Amerika itu menyusul minat baru Trump untuk menjadikan Greenland bagian dari AS, dengan menyebutnya sebagai "kebutuhan mutlak" bagi keamanan nasional dan menolak mengesampingkan penggunaan tekanan militer atau ekonomi untuk mencapai tujuan tersebut.
"Orang-orang bahkan tidak tahu apakah Denmark memiliki hak hukum atas [Greenland], tetapi jika mereka tahu, mereka harus menyerahkannya karena kita membutuhkannya," kata Trump pekan lalu.
Perdana Menteri Greenland Mute Egede menegaskan kembali ambisi pulau itu untuk memperoleh kemerdekaan dari Denmark minggu lalu, dengan menekankan bahwa orang-orang Greenland tidak ingin menjadi warga Denmark atau Amerika.
Pada saat yang sama, Egede menyatakan kesiapannya untuk berbicara dengan Trump, dengan mengakui bahwa penolakannya untuk mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan militer untuk memperoleh Greenland adalah "serius".
Greenland adalah pulau terbesar di dunia, yang terletak di antara Samudra Atlantik dan Arktik. Dari awal abad ke-19 hingga 1950-an, wilayah ini sepenuhnya berada di bawah kendali Denmark.
Selama Perang Dunia II, wilayah ini diduduki oleh AS setelah Denmark direbut oleh Nazi Jerman.
Saat ini, pulau tersebut menjadi tempat pangkalan militer AS dan infrastruktur untuk sistem peringatan dini rudal balistik.
Pulau ini semakin otonom dan diberi pemerintahan sendiri pada tahun 1979, dan akhirnya memperoleh hak pada tahun 2009 untuk mendeklarasikan kemerdekaan jika referendum disahkan.
"Keinginan untuk merdeka, keinginan untuk tinggal di rumah sendiri, mungkin dipahami oleh semua orang di dunia," tegas Egede, seraya menambahkan bahwa pemungutan suara kemerdekaan akan segera datang.
Greenland adalah rumah bagi kurang dari 57.000 orang dan 80 ditutupi es, tetapi kaya akan emas, perak, tembaga, dan endapan uranium dan diyakini memiliki cadangan minyak yang besar di perairan teritorialnya.
Menurut survei terbaru oleh firma riset AS Patriot Polling, sekitar 57 penduduk Greenland mendukung usulan Trump.
Jajak pendapat tersebut melibatkan 416 responden dan dilakukan awal bulan ini saat Donald Trump Jr, putra presiden terpilih, sedang mengunjungi pulau itu dalam "wisata pribadi".