Pesan Menyentuh Fisioterapis Timnas Indonesia: Shin Tae-yong Dipecat, Rencana 2025 Hancur!
Huh Ji-sub pamit setelah rencananya di tahun 2025 berantakan usai Shin Tae-yong dipecat secara mendadak oleh PSSI. Cara berpamitan pelatih fisioterapis Timnas Indonesia itu disampaikannya dengan menuliskan curhatan pada akun Instagram pribadinya.
Dalam curhatannya itu Huh Ji-sub menceritakan awal mula berada di Indonesia dan sudah menganggap seperti rumah keduanya. Selain itu, ia juga menceritakan misteri tentang pemecatan Shin Tae-yong.
Sekadar informasi, Huh Ji-sub menjadi salah satu orang baru yang dibawa Shin Tae-yong untuk membantu menangani Timnas Indonesia. Dia bergabung sebagai fisioterapis Skuad Garuda pada 31 Agustus 2024.
Baca Juga:
Fisioterapis yang pernah tinggal di Indonesia saat SMP dan SMA itu awalnya bertekad membantu Shin Tae-yong menciptakan sejarah buat Skuad Garuda. Namun takdir berkata lain, pelatih berusia 57 tahun itu diberhentikan PSSI secara mendadak.
Berikut Curhatan Huh Jisub di akun Instagram pribadinya:
Beberapa hari terakhir ini sangat sulit bagi saya. Pelatih kami diberhentikan secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan atau rencana sebelumnya. Keputusan itu tidak hanya mengejutkan,tetapi uga membuat saya merasa kosong dan kehilangan arah.
Saya datang ke Indonesia dengan hati, bukan hanya untuk pekerjaan. Indonesia sudah seperti rumah kedua saya. Saya menghabiskan masa SMP dan SMA di sini, dan ada ikatan emosional yang mendalam dengan negeri ini. Impian saya sedehana, memberikan kontribusi, sekecil apa pun untuk membantu Indonesia mencapai mimpi besarnya lolos ke Piala Dunia.
Namun dalam dunia olahraga, hal seperti ini sering terjadi. Pertemuan dan perpisahan bisa terjadi kapan saja, tanpa kita sangka. Meski begitu, menerima kenyataan ini tetap tidak mudah. Saya menghormati keputusan yang sudah diambil, meski tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa yang ada di hati.
Saya sebenarnya sudah mempersiapkan rencana besar untuk 2025. Saya ingin membantu tim nasional Indonesia dengan peran baru sebagai ahli ilmu olahraga (sport scientist). Saya percaya pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan kedokteran olahraga dapat menjadi salah satu kunci untuk membawa sepak bola Indonesia ke level yang lebih tinggi. Bahkan setelah turnamen ini, saya sudah menyiapkan berbagai program untuk masa depan sepak bola Indonesia. Tapi sekarang, semua yang sudah saya rencanakan terasa hancur.
Pada bulan Desember lalu, saya sempat menerima tawaran dari klub luar negeri dan juga tim nasional Korea Selatan. Namun, saya memilih tetap di Indonesia. Saya ingin menjadi bagian dari perjalanan Panjang menuju impian besar negara ini. Tapi dengan pemberhentian pelatih kami yang begitu tiba-tiba, saya merasa kehilangan peran saya di sini. Saya tidak tahu lagi apa yang bisa saya lakukan.
Ada banyak hal yang terjadi di balik layar. Hal-hal yang mungkin tidak pernah diketahui publik. Tapi saya memilih untuk tidak membahasnya, karena saya percaya bahwa yang terpenting adalah bagaimana kita bergerak maju. Mengkritik masa lalu hanya akan menghambat langkah ke depan.
Meski hati saya berat, harapan saya untuk Indonesia tidak pernah pudar. Saya ingin melihat Indonesia terus maju, hingga suatu hari mimpi besar kita semua untuk lolos ke Piala Dunia akhirnya terwujud.
Terima kasih kepada semua orang yang telah menjadi bagian dari perjalanan saya di sini. Saya benar-benar bersyukur atas setiap momen yang saya habiskan di Indonesia. Untuk para penggemar sepak bola Indonesia, saya tidak akan pernah melupakan semangat dan dukungan kalian.
Saya akan selalu mendukung Indonesia, di mana pun saya berada. Perjalanan ini mungkin berhenti di sini, tapi cinta saya untuk sepak bola Indonesia tidak akan pernah hilang.