Momen Serangan Pattimura yang Membuat Belanda Kehabisan Kapal Perang hingga Terpaksa Menyewa

Momen Serangan Pattimura yang Membuat Belanda Kehabisan Kapal Perang hingga Terpaksa Menyewa

Infografis | sindonews | Jum'at, 10 Januari 2025 - 09:40
share

PATTIMURAmengutus Ulupaha, panglima di Hitu memberikan perlawanan ke gabungan pasukan Belanda dan Inggris. Skenario menyerang pertahanan lawan dilakukan Ulupaha di Benteng Hila Amsterdam atau kini bernama Benteng Fort Amsterdam di Leihitu.

Ulupaha mencoba melakukan serangan dari segala arah, mulai dari timur dan barat pada 27 Mei 1817. Serangan dari barat dilakukan oleh pasukan dari Seit, sementara dari timur dilakukan pasukan Liang.

Pasukan-pasukan dari Seram juga menyertai serbuan ini. Mengalirnya pasukan dari Seram yang dalam tulisan-tulisan Belanda dinamakan Alifuru sangat ditakuti.

Residen Burggraaf berkali-kali meminta agar Gubernur mendatangkan kapal perang untuk mengadakan blockade sebagaimana dikutip dari buku "Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia".

Karena sebagian besar kapal-kapal perang sedang dikerahkan ke Haruku dan Saparua terpaksa Belanda menyewa sebuah kapal swasta (Tweed) untuk membantu Burggraaf. Serangan-serangan Ulupaha sejak awal Juni lebih hebat lagi.

Seluruh benteng Hila (Amsterdam) terkepung rapat. Jalan-jalan keluar dari Hila juga tertutup sehingga tidak seorang pun yang dapat meninggalkan benteng tersebut.

Setiap negeri yang memihak kepada Kapitan Ulupaha menyediakan lebih kurang 50 pemuda untuk mengadakan pengepungan.

Demikian gawatnya serangan-serangan Ulupaha sehingga atap rumah residen diangkat karena terancam kebakaran. Baru pada tanggal 6 Juni kapal Tweed tiba di perairan Hila sehingga benteng yang hampir jatuh itu terlepas dari tangan Ulupaha.

Menjelang penyerangan kedua, Kapitan Ulupaha mengirim beberapa mata-mata untuk mempelajari keadaan di sekitar Benteng Amsterdam. Selain itu, dia mengirimkan beberapa kepala desa ke Seram untuk mendapatkan bantuan pasukan lagi.

Dia memperkirakan dalam waktu tiga hari saja pasukan-pasukan Seram dapat dikumpulkan untuk memperkuat Hitu.

Serangan yang sudah dipersiapkan dengan matang itu dilancarkan pada 24 Juli. Salah seorang panglima yang berjasa dalam serangan ini adalah Paticula dari Wakal. Kapitan Ulupaha yang telah tua, lumpuh, dan setengah buta selama penyerangan ini dan penyerangan-penyerangan berikutnya selalu berada di tengah pasukannya untuk memberi pengarahan. Dia melakukannya sambil duduk di kursi tandu.

Topik Menarik