Muktamar IMSA-MISG Diikuti 1.400 Muslim di Amerika Serikat, Hadirkan 21 Pembicara

Muktamar IMSA-MISG Diikuti 1.400 Muslim di Amerika Serikat, Hadirkan 21 Pembicara

Terkini | sindonews | Selasa, 7 Januari 2025 - 13:31
share

Muktamar Indonesian Muslim Society in America (IMSA) - Malaysian Islamic Study Group (MISG) ke-26 digelar di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat (AS). Event ini dihadiri sekitar 1.400 umat muslim di AS dan mengundang 21 pembicara.

Muktamar yang dilaksanakan pada 25-29 Desember 2024 lalu ini mengusung tema “Resilience through Faith: Humanity in Action (Ketangguhan melalui Iman: Kemanusiaan dalam Aksi)”. Sebanyak 21 pembicara yang diundang berasal dari Indonesia, Malaysia, Amerika Serikat. Termasuk Ustaz Das’ad Latif yang khusus didatangkan dari Indonesia.

Dalam muktamar ini para peserta diajak untuk merefleksikan bagaimana muslim di dunia hidup di lingkungan yang semakin sulit dan penuh dengan permusuhan terhadap umat Islam.

Pada akhir muktamar, peserta diharapkan tidak hanya menunjukkan kesabaran dan ketekunan, tetapi juga ketangguhan juga kemampuan untuk beradaptasi dan pulih dari tantangan dan kesulitan dengan mempercayai rencana Allah SWT.

Melalui program-program diskusi dan edukasi, muktamar 2024 memberi sarana konkret kepada peserta untuk meningkatkan pencapaian pribadi, mempererat komunitas, saling memberi semangat sesama muslim di Amerika Serikat.

Selain itu menebar manfaat, berperan aktif bagi kemanusiaan, terutama untuk membantu saudara-saudara muslim yang tertindas di Gaza, Siria, dan wilayah konflik lain di dunia.

Konjen RI untuk Los Angeles, Purnomo A. Chandra secara resmi membuka Muktamar IMSA-MISG 2024 di Hilton Phoenix Tapatio Cliffs Resort, Phoenix, Arizona, Amerika Serikat.

Pemkaan dihadiri oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Drg. Diah Ayu Maharani, Minister of Malaysian Embassy Samsul Kahar bin Kamaruddin, Presiden IMSA Aria Novianto, Presiden MISG Zabidi Yusoff, Amirah Muktamar dari IMSA Yolla Indria, Amirah Muktamar dari MISG Nazirah, Amir Muktamar dari IMSA Rizal Hariadi, Amir Muktamar dari MISG Zulkifly Yusuf.

Purnomo A. Chandra mengapresiasi peran penting IMSA dan MISG sebagai wadah pembelajaran, silaturahmi, dan penguatan iman bagi komunitas Muslim di Amerika Serikat. Sebagai minoritas, keberadaan organisasi seperti ini menjadi pilar utama untuk menjaga nilai-nilai Islam dan keimanan.

"Saya kira, tema Muktamar ‘Resilience through Faith: Humanity in Action’ sangat tepat untuk memberi kita semua amunisi menghadapi berbagai tantangan sebagai warga minoritas di Amerika," kata Purnomo dalam keterangannya kepada SINDOnews, dikutip Selasa (7/1/2025).

Presiden IMSA, Aria Novianto mengajak para peserta muktamar untuk terus melanjutkan perbincangan tentang ketidakadilan yang terjadi di dunia. Dengan demikian akan menumbuhkan tidak saja kesabaran dan ketekunan tetapi juga kemampuan untuk beradaptasi dan pulih dari tantangan dan kesulitan dengan percaya kepada rencana Allah SWT.

“Meskipun Gaza hampir hancur total dan realitas yang dihadapi warga Palestina sungguh tidak manusiawi, kita masih bisa melihat dengan jelas pada diri mereka sebuah harapan. Untuk menjadi umat yang paling dicintai Allah, harapan tadi harus dimanifestasikan dalam bentuk pelayanan dan pertolongan kepada sesama,” ujar Aria Novianto.

Dia mengingatkan para peserta Muktamar 2024, warga IMSA dan semua yang hadir bahwa orang yang mampu melewati kesulitan dan terus bertahan demi keridhaan Allah SWT akan lebih tinggi derajatnya daripada orang yang diuji dengan kemudahan.

“Orang yang mengalami kesulitan berat tetapi terus bekerja melayani untuk mencari ridha Allah akan mengalami pertumbuhan yang tidak dapat dicapai oleh orang yang diuji dengan kemudahan. Bukti nyata dari hal ini adalah Nabi Muhammad SAW terlahir sebagai yatim piatu, kehilangan dan menguburkan semua anaknya dalam masa hidupnya kecuali satu, ditolak dan difitnah oleh sebagian keluarganya sendiri, dipaksa meninggalkan kampung halamannya. Namun, beliau tetap melayani Tuhannya dan mendedikasikan hidupnya untuk umatnya,” ujarnya.

Sedangkan Ustaz Das’ad Latif yang baru pertama kalinya hadir di Muktamar 2024 ini mempunyai kesan tersendiri.

“Muktamar ini mengobarkan semangat keIndonesiaan, dengan memperbaiki pengetahuan agama maka Insya Allah bangsa kita terhormat. Karena jika perantau agamanya baik, maka mereka akan menunjukkan perilaku yang baik pula,” ujar Ustaz Das’ad Latif.

Sementara itu, salah satu pembicara muktamar, Imam Shamsi Ali melihat Muktamar IMSA MISG berkembang lebih baik, selain jumlah peserta yang meningkat (dari 300 peserta pada tahun 1988), juga kualitas program-program, pembicara yang diundang, juga acara-acara generasi muda sangat baik.

“Muktamar 2024 menjawab tantangan keadaan ini, dalam situasi sesulit apapun akan kita lalui jika kita hadapi dengan iman, meyakini bahwa Allah SWT bersama kita. Kekuatan kita yang sesungguhnya ada pada Allah SWT,” tegas Imam Shamsi Ali, yang sehari-harinya bertugas sebagai Presiden Nusantara Foundation di kota New York.

“Pada saat ini, Muslim di dunia sedang menghadapi berbagai macam cobaan dan tantangan. terutama yang telah terjadi setahun lebih terakhir di Timur Tengah, khususnya di Gaza. Kesusahan, kesedihan dan kepedihan mereka adalah penderitaan kita,” tandasnya.

Muktamar IMSA-MISG 2024 menorehkan prestasi yaitu jumlah peserta terbanyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sejak diselenggarakan pertama kalinya pada tahun 1998. Peserta Muktamar adalah muslim WNI dan diaspora dari Indonesia dan Malaysia yang sebagian besar datang dari Amerika dan Kanada.

Topik Menarik