Kisah Kerajaan Singasari dan Gunung Kawi Merujuk Kitab Nagarakretagama
Sejarah berdirinya Kerajaan Singasari erat kaitannya dengan Gunung Kawi di perbatasan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kakawin Nagarakretagama catatan Mpu Prapanca, pada Pupuh 40 memperlihatkan bukti sejarah bagaimana Gunung Kawi erat kaitan dengan berdirinya Singasari.
Prapanca mulai dengan uraiannya, bahwa pada tahun Saka 1104 atau tahun Masehi 1182 ada seorang raja besar yang perwirayuda, seakan-akan putra dewa terkenal sebagai putra Batara Girinata.
Kala itu, semua orang tunduk bakti menyembah dengan segan terhadap beliau.
Beliau masyhur dengan nama Ranggah Rajasa, penggempur musuh, pahlawan bijak. Lokasinya pada Dusun Agung di sebelah timur Gunung Kawi, makmur karena bermacam-macam hasilnya, itulah kuwu tempat kementeriannya.
Nama dusun itu Kutaraja yang padat penduduknya. Di situ putra Sri Girinata menunaikan dharmanya, melatih keperwiraannya, menenteramkan para budiman, melatih keperwiraaannya, menenteramkan para budiman, menjinakkan penjahat, mempertinggi kesejahteraan rakyat yang setia bakti kepadanya.
Sebagaimana dikutip dari "Menuju Puncak Kemegahan : Sejarah Kerajaan Majapahit" dari Prof Slamet Muljana, pada tahun saka 1144, Sri Girinata menyerang Raja Kediri, sang adiperwira Kretajaya kalah, terkepung bahaya, lari masuk pertapaan yang sunyi-sepi; semua pengiring, pemuka prajurit yang tertinggal di kerajaan, disirnakan.
Dikisahkan pada Prapanca sesudah Raja Kediri tunduk, seluruh Jawa diam dalam ketakutan, emua raja datang menyembah serta membawa segala macam hasil daerahnya.
Bersatulah Janggala dan Kediri di bawah satu raja sakti. Di situlah tempat pendidikan dan kelahiran para raja yang akan memberi kegirangan kepada dunia.
Perbawa dan wibawa putra sang Sri Girinata makin bertambah. Terjamin kesejahteraan bumi Jawa yang menyembah kaki pelindung jagat.
Pada tahun Saka 1149 atau tahun Masehi 1227, Sri Girinata pulang ke swargaloka. Orang yang menjadi kebanggaan jagat itu dimakamkan di Kegenengan sebagai Dewa Siwa, dan di Usana sebagai Budha.
Konon di uraian Prapanca dalam Nagarakretagama itu nama Ken Arok tidak disebut.
4 Fakta Irjen Ricky Sitohang, Eks Kapolda NTT yang Semprot Agus Salim agar Tak Banyak Tingkah
Nama Ken Arok diketahui disebut dalam Kakawin Pararaton yang juga dituliskan oleh Prapanca. Memang pada umumnya Nagarakretagama hanya menyebut nama abhiseka daripada para Raja Singasari dan Majapahit.
Sementara pada Pararaton, kita dapati nama kecilnya juga. Kehidupan Ken Arok yang diuraikan panjang lebar dalam Pararaton sama sekali tidak disinggung dalam Nagarakretagama. Uraian Pararaton tentang Ranggah Rajasa itu mengurangi keharuman nenek moyang Raja Hayam Wuruk tersebut.