Perang Bersaudara Masih Berkecamuk di Suriah, 14 Tentara Dibunuh Loyalis Assad

Perang Bersaudara Masih Berkecamuk di Suriah, 14 Tentara Dibunuh Loyalis Assad

Global | sindonews | Kamis, 26 Desember 2024 - 14:35
share

Pemerintah baru Suriah yang dipimpin pemberontak mengatakan 14 personel kementerian dalam negeri tewas dan 10 lainnya cedera dalam "penyergapan" oleh pasukan yang loyal kepada Presiden terguling Bashar al-Assad di wilayah barat negara itu.

Itu menunjukkan bagaimana perang saudara di Suriah masih terus berkecamuk. Banyak pihak yang memiliki kepentingan untuk terus mengganggu jalannya pemerintahan trandisi Suriah.

Pemerintah baru Suriah mengatakan pertempuran itu terjadi di dekat pelabuhan Tartous di Mediterania pada hari Selasa.

Melansir BBC, laporan mengatakan pasukan keamanan disergap saat mereka mencoba menangkap seorang mantan perwira yang terkait dengan perannya di penjara Saydnaya yang terkenal kejam, dekat dengan ibu kota Damaskus.

Lebih dari dua minggu lalu, kepresidenan Assad jatuh ke tangan pasukan pemberontak yang dipimpin oleh faksi Islamis Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan tiga militan juga tewas dalam bentrokan tersebut.

SOHR menambahkan bahwa pasukan keamanan kemudian mendatangkan bala bantuan.

Dalam perkembangan terpisah, otoritas Suriah memberlakukan jam malam di pusat kota Homs, demikian dilaporkan media pemerintah.

Laporan mengatakan hal ini menyusul kerusuhan setelah sebuah video yang konon menunjukkan serangan terhadap tempat suci Alawite.

Kementerian dalam negeri Suriah mengatakan bahwa itu adalah video lama, yang berasal dari serangan pemberontak di Aleppo pada akhir November, dan kekerasan tersebut dilakukan oleh kelompok yang tidak dikenal.

SOHR mengatakan seorang demonstran tewas dan lima lainnya luka-luka di Homs.

Demonstrasi juga dilaporkan terjadi di beberapa wilayah termasuk kota Tartous dan Latakia, serta kampung halaman Assad di Qardaha.

Alawite adalah sekte minoritas tempat keluarga Assad berasal, dan tempat sebagian besar elit politik dan militer rezim sebelumnya berasal.

Serangan kilat yang dipimpin HTS yang dimulai dari timur laut Suriah dan menyebar ke seluruh negeri mengakhiri kekuasaan keluarga Assad selama lebih dari 50 tahun.

Assad dan keluarganya terpaksa mengungsi ke Rusia.

Sejak saat itu, HTS berjanji untuk melindungi hak dan kebebasan banyak kelompok minoritas agama dan etnis di Suriah.

HTS ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh PBB, AS, Uni Eropa, Inggris, dan negara-negara lain.

Pada hari Selasa, protes meletus di negara itu atas pembakaran pohon Natal, yang memicu seruan baru bagi otoritas baru untuk melindungi kelompok minoritas.

Topik Menarik