Israel Ingin Gandakan Populasi Yahudi di Dataran Tinggi Golan usai Mencaploknya dari Suriah
Pemerintah Israel memutuskan akan menggandakan populasi Yahudi-nya di Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang diduduki secara ilegal.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berdalih penggandaan populasi di wilayah itu diperlukan karena ancaman dari Suriah.
Padahal, para pemimpin oposisi Suriah yang menggulingkan rezim Bashar al-Assad seminggu yang lalu telah menggemakan nada moderat.
“Memperkuat Golan berarti memperkuat Negara Israel, dan hal itu sangat penting saat ini. Kami akan terus mempertahankannya, membuatnya berkembang, dan menetap di sana,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Reuters, Senin (16/12/2024).
Israel merebut sebagian besar dataran tinggi strategis itu dari Suriah dalam Perang Enam Hari 1967, dan mencaplok atau menganeksasinya pada tahun 1981.Pada tahun 2019, Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu; Donald Trump, menyatakan dukungan AS terhadap kedaulatan Israel atas Golan. Namun pencaplokan wilayah tersebut belum diakui oleh sebagian besar negara.
Suriah menuntut pasukan Israel mundur tetapi pihak Zionis menolak, dengan alasan masalah keamanan. Berbagai upaya perdamaian juga telah gagal.
Netanyahu mengatakan bahwa dia berbicara dengan Trump pada hari Sabtu tentang perkembangan keamanan di Suriah.
“Kami tidak tertarik pada konflik dengan Suriah,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
"Tindakan Israel di Suriah dimaksudkan untuk menggagalkan potensi ancaman dari Suriah dan untuk mencegah pengambilalihan elemen teroris di dekat perbatasan kami,” katanya lagi.
Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perkembangan terakhir di Suriah meningkatkan ancaman terhadap Israel."Meskipun para pemimpin pemberontak mengeklaim citranya moderat," katanya.
Kantor Netanyahu mengatakan pemerintah dengan suara bulat menyetujui rencana senilai lebih dari 40 juta shekel (USD11 juta) untuk mendorong pertumbuhan demografi di Golan.
Disebutkan kantor tersebut bahwa Netanyahu mengajukan rencana itu kepada pemerintah mengingat perang dan garis depan baru yang dihadapi Suriah, dan karena keinginan untuk menggandakan populasi Golan. Sekitar 31.000 warga Israel telah menetap di sana, kata analis Avraham Levine dari Alma Research and Education Center yang mengkhususkan diri dalam tantangan keamanan Israel di perbatasan utaranya.
Banyak dari mereka yang bekerja di bidang pertanian, termasuk kebun anggur, dan pariwisata.
Golan adalah rumah bagi 24.000 Druze, minoritas Arab yang mempraktikkan cabang Islam, kata Levine. Sebagian besar mengidentifikasi diri sebagai warga Suriah.