Pilkada Serentak 2024: Bagaimana Pemimpin yang Baik Menurut Islam
MASA tenang kampanye pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024 telah dimulai pada Ahad, 24 November. Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu RI mengimbau seluruh pasangan calon, termasuk tim ataupun simpatisan, agar tidak melakukan kampanye pada masa tenang.
Sejumlah pihak mengimbau masyarakat untuk menggunakan hal pilihnya pada Pilkada 2024. Mereka mengajak masyarakat memilih calon pemimpin yang sesuai dengan hati nurani tanpa terpengaruh dengan politik uang atau money politics.
Pilkada 2024 akan digelar serentak pada 27 November 2024 di 34 provinsi dan 508 kabupaten/kota. Hanya Daerah Istimewa Yogyakarta dan kabupaten/kota di DKI Jakarta yang tidak menggelar pilkada.
Pada hari itu, rakyat Indonesia memilih pemimpin yang terbaik dari calon kepala daerah yang ada. Lalu, seperti apa pemimpin yang baik menurut Islam?
Umar Sidik dalam "Kepemimpinan Dalam Islam: Kajian Tematik Dalam Al-Quran Dan Hadits" menjelaskan bahwa salah satu ciri pemimpin yang baik adalah dicintai dan didoakan rakyatnya.
Sebaliknya, ciri pemimpin yang buruk adalah dibenci dan dilaknat oleh rakyatnya. Rasulullah SAW adalah teladan bagi umat Islam dalam segala aspek kehidupan.
Khusus dalam hal kepemimpinan ini, beliau adalah sosok yang mencontohkan kepemimpinan paripurna di mana kepentingan umat adalah prioritas utama beliau. Maka sangat tepatlah apabila kita sangat mengidealkan visi dan model kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
Muhammad Zaini, dkk dalam "Kriteria Pemimpin dalam Al-Qur`an" menjelaskan bahwa sudah sepantasnya umat Islam memilih pemimpin sesuai dengan yang diperintahkan Allah SWT.
Hanya saja, umat Islam cenderung memiliki kriteria tersendiri dalam memilih pemimpin baik karena memiliki hubungan kekerabatan, hubungan pertemanan, atau berasal dari satu daerah.
Hal ini terjadi karena minimnya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin sehingga menyebabkan masyarakat bersikap apatis. Kecenderungan tersebut membawa dampak yang cukup besar sehingga banyak umat Islam tidak lagi memperhatikan bagaimana seharusnya kriteria pemimpin yang dimaksudkan di dalam Al-Qur`an.
Rukhaini Fitri Rahmawati dalam "Karakteristik Pemimpin dalam Perspektif Islam (Kajian Tafsir Ibnu Katsir)" menjelaskan memimpin berarti memberikan bentuk dan memberikan teladan, merangsang dan mengambil prakarsa bertindak dan memiliki kesadaran tentang tanggung jawab terhadap anggota-anggotanya.
Kurniawan dkk dalam "Konsep Kepemimpinan dalam Islam" menyimpulkan bahwa Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempersatukan orang-orang dan dapat mengarahkannya sedemikian rupa untuk mencapai tujuan tertentu.
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh seorang pemimpin, maka ia harus mempunyai kemampuan untuk mengatur lingkungan kepemimpinannya.
Sementara dari segi ajaran Islam, kepemimpinan berarti kegiatan menuntun, membimbing, memandu dan menunjukkan jalan yang diridai Allah SWT.
Kegiatan ini bermaksud untuk menumbuhkembangkan kemampuannya sendiri di lingkungan orang-orang yang dipimpin dalam usahanya mencapai rida Allah SWT selama kehidupannya di dunia dan di akhirat.
Nidawati dalam "Kepemimpinan dalam Perspektif Islam" menjelaskan bahwa Islam sebagai rahmat bagi seluruh manusia telah meletakkan persoalan pemimpin dan kepemimpinan sebagai salah satu persoalan pokok dalam ajarannya.
Beberapa pedoman atau panduan telah digariskan untuk melahirkan kepemimpinan yang diridai Allah SWT, yang membawa kemaslahatan, menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat kelak.