Aksara Bali Harus Tetap Hidup dan Berkembang di Era Digital

Aksara Bali Harus Tetap Hidup dan Berkembang di Era Digital

Nasional | sindonews | Selasa, 26 November 2024 - 10:50
share

Upaya agar aksara Bali tetap hidup dan berkembang di era digital terus dilakukan. Di antaranya dengan pengunaan aksara Bali sebagai alamat website.

Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) bersama Universitas Udayana sejak lama mendorong penggunaan aksara Bali di dunia digital. Perjuangan itu akhirnya berbuah manis. Pada November 2024, Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) resmi menerbitkan Second-Level Reference Label Generation Rules (LGR) aksara Bali.

Dengan terbitnya LGR tersebut, PANDI akan segera meluncurkan Domain Tingkat Dua (DTD) beraksara Bali. Hal ini sekaligus menjadi Second Level- Internationalized Domain Names (IDN) pertama di Indonesia.

Ketua PANDI John Sihar Simanjuntak mengatakan, penerbitan LGR Aksara Bali oleh ICANN merupakan tonggak penting dalam usaha pelestarian bahasa dan budaya Bali di dunia digital. "Oleh karena itu, kita semua harus mendukung upaya ini agar aksara Bali tetap hidup dan berkembang di era digital, salah satunya dapat digunakan sebagai nama alamat situs web di internet," ujar John Sihar Simanjuntak dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/11/2024).

LGR merupakan pedoman teknis yang digunakan untuk menentukan apakah karakter-karakter pada sebuah nama domain dapat diterima dalam Domain Name System (DNS), termasuk IDN, yang memungkinkan orang di seluruh dunia menggunakannya sebagai nama domain atau pemrograman komputer.

Menurut John, jika aksara Bali diterima dalam sistem DNS, masyarakat Bali dapat lebih bebas mengekspresikan identitas budaya mereka di dunia maya, sekaligus memberikan kesempatan bagi masyarakat internasional mengenal dan menghargai keberagaman budaya yang dimiliki Indonesia.

Dalam implementasinya, seluruh pihak yang terlibat, termasuk pengguna, pengelola domain, dan pembuat kebijakan, harus memahami pentingnya aturan ini agar dapat menggunakannya secara efektif.

Infrastruktur teknologi yang mendukung penggunaan aksara Bali di internet juga harus diperhatikan. Hal ini mencakup pengembangan perangkat keras, seperti keyboard komputer dengan tata letak aksara Bali, serta perangkat lunak yang kompatibel dengan aksara ini. Pengembangan perangkat lunak yang memungkinkan pengetikan dan pengolahan teks dalam aksara Bali harus lebih diperluas, terutama di platform digital seperti media sosial, situs web, dan lainnya.

"Satu hal penting yang juga harus diperhatikan adalah memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat terkait penggunaan aksara Bali dalam IDN, terutama di kalangan generasi muda yang lebih familiar dengan aksara Latin," kata John.

PANDI berharap, penerbitan LGR ini bisa membuat pendaftaran domain aksara Bali semakin masif, yang pada gilirannya dapat memperkaya konten digital di internet dengan informasi dan pengetahuan lokal yang lebih beragam. Di sisi lain, seluruh penggunanya akan memiliki peluang untuk memperkenalkan dan melestarikan warisan budaya dan bahasa Bali dalam ruang digital sehingga bisa menjadi bagian dari identitas digital global.

Topik Menarik