Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
Kisah cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah jarang diketahui masyarakat. Padahal kisah cinta tersebut menyimpan drama keluarga yang cukup menarik.
Foto/budaya.jogjaprov.go.idKini Panglima Besar Jenderal Sudirman telah dikenal sebagai tokoh militer paling berpengaruh setelah menjadi pemimpin perjuangan kemerdekaan, membuatnya menjadi sosok yang sangat dihormati di Indonesia.
Namun sebelum mencapai titik tertinggi itu, Sudirman adalah anak dari keluarga sederhana yang kemudian diadopsi oleh seorang camat bernama Raden Cokrosunaryo.
Foto/budaya.jogjaprov.go.idDari situlah dirinya mendapatkan gelar Raden, gelar kebangsawanan pada suku Jawa.
Kisah Cinta Jenderal Sudirman
Kisah cinta Jenderal Sudirman dengan Afiyah dimulai ketika mereka berdua dipertemukan ketika menempuh di perguruan Wiworotomo. Keduanya juga aktif dalam organisasi Pemuda Muhammadiyah Cilacap.Dari situlah Sudirman muda mulai bertekad untuk menjadikan Alfiah sebagai pendamping hidupnya. Diketahui jika Alfiyah adalah putri dari R. Sastroatmojo, seorang pedagang muslim terpandang di daerah Plasen, Cilacap.
Banyak pihak yang berpendapat jika hubungan antara Sudirman dengan Alfiyah ini sangat dipengaruhi oleh Pemuda Muhammadiyah.
Sebab, terdapat peraturan tidak tertulis yang mengusahakan setiap perkawinan di kalangan anggota dapat dilakukan dengan sesama anggota lainnya.
Tidak hanya itu, orang-orang tua khususnya pada lingkungan Muhammadiyah Cilacap pada masa itu berusaha agar mereka berhasil mengikat Sudirman sebagai menantu.
Karena pada saat itu kepopuleran budi pekerti Sudirman dianggap menjadi modal besar yang dapat mengimbangi kemiskinan materi yang dialaminya.
Seiring berjalannya waktu, ayah Alfiyah mengemukakan isi hatinya kepada para pemuka Muhammadiyah bahwa ia bermaksud menikahkan putrinya dengan Sudirman.
Rencana itu lantas mendapat dukungan penuh dari para pemuka Muhammadiyah.
Kabar R. Sastroatmojo yang hendak menjodohkan anaknya itu lantas sampai di telinga Sudirman. Namun banyak pihak yang pesimis terhadap kabar tersebut lantaran pertimbangan situasi dan kondisi kebiasaan masyarakat waktu itu, benar-benar tidak memungkinkan Sudirman mempersunting Alfiah.
Terlebih saat itu Sudirman yang baru ditinggal oleh ayah angkatnya sempat hidup serba kekurangan. Sementara Alfiyah adalah anak dari tokoh masyarakat yang cukup berada di Cilacap.
Bila ditinjau dari sudut kekayaan, pribadi Sudirman dan keluarganya akan sulit mendapatkan gadis Alfiah. Hal tersebut didasarkan pada tradisi masyarakat umum pada masa itu.
Hingga pada suatu hari, R. Sastroatmojo beserta istri datang ke rumah Sudirman dan menemui Mbok Tarsem, ibu angkat Sudirman. Adapun maksudnya adalah meminang Sudirman untuk putrinya.
Kabar pertunangan Sudirman dengan Alfiah telah tersebar ke seluruh masyarakat Cilacap. Hingga pada akhirnya pasangan tersebut melangsungkan pernikahan di kediaman R. Sastroatmojo.
Setelah Sudirman menikah, ia kemudian tinggal di rumah mertuanya di Plasen, Cilacap. Ia pun terpaksa meninggalkan rumah yang selama ini telah membesarkannya demi menjalani kehidupan barunya.
Meski Alfiyah datang dari keluarga berkecukupan, ia justru merupakan orang yang sangat sederhana. Ia bahkan mampu hidup susah bersama dengan Sudirman.
Itulah kisah cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiyah.
Sungguh sosok Alfiah adalah potret istri bersahaja, mengabdi dengan ikhlas kepada suaminya, memiliki kemampuan untuk menghargai sekecil apa pun dari apa yang telah diberikan suaminya.