Kisah Rasulullah SAW Terkena Sihir Orang Yahudi: Semula Dikira Sakit Biasa
PARAnabi dan rasul telah menghadapi orang-orang dan musuh yang memakai ilmu sihir. Nabi Sulaiman dan Nabi Musa dua di antaranya. Demikian pula dalam perjuangan Nabi Muhammad SAW. Orang-orang yang membencinya menggunakan ilmu sihir agar Nabi dapat menjadi gila dan mendapat binasa. Tetapi Nabi Muhammad memperolah pertolongan dari Allah SWT.
"Pada akhirnya seluruh ilmu sihir yang ditabrakkan kepada Nabi Muhammad SAW sia-sia belaka," tulis Taufik Hidayat dalam skripsinya berjudul "Eksistensi Sihir Dalam Mendekonstruksi Akidah Muslim” [Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, 2005), Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Perguruan].
Ada sebuah hadis shahih yang dirawikan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim yang meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW terkena sihir.
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair dari Hisyam dari Ayahnya dari Aisyah dia berkata: "Seorang Yahudi dari Bani Zuraiq yang bernama Labid bin Al A'sham telah menyihir Rasulullah, sehingga Nabi pun dibuat seakan-akan telah melakukan sesuatu pekerjaan yang beliau tidak kerjakan."
Aisyah melanjutkan, "Sampai di suatu hari -atau suatu malam-, Rasulullah berdoa, berdoa dan berdoa, kemudian beliau bersabda:
"Wahai Aisyah, apakah kamu telah merasakan bahwa Allah telah memberikan fatwa (menghukumi) dengan apa yang telah aku fatwakan (hukumi)? Dua orang laki-laki telah datang kepadaku, lalu salah seorang dari keduanya duduk di atas kepalaku dan satunya lagi di kakiku.
Kemudian orang yang berada di kepalaku berkata kepada orang yang berada di kakiku, atau orang yang berada di kakiku berkata kepada orang yang berada di kepalaku, "Menderita sakit apakah laki-laki ini?" dia (salah seorang malaikat yang berada di kaki beliau atau kepala beliau) berkata, 'Terkena sihir.' Lalu salah satunya bertanya, 'Siapakah yang menyihirnya? ' dia menjawab, 'Labid bin Al A'sham.'
Dia bertanya lagi, 'Dengan benda apakah dia menyihir? ' dia menjawab, 'Dengan rambut yang terjatuh ketika disisir dan sebatang mayang kurma."
Dia bertanya lagi, "Di manakah benda itu diletakkan?" dia menjawab, "Di dalam sumur milik Dzu Arwan.'
Aisyah berkata, "Kemudian Nabi mendatanginya bersama beberapa orang sahabatnya, lantas bersabda, "Demi Allah, wahai Aisyah seakan-akan airnya berubah bagaikan rendaman pohon inai dan seakan-akan pohon kurmanya bagaikan kepala setan."
Aisyah berkata, "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah Anda membakarnya?" beliau menjawab, "Tidak, sesungguhnya Allah telah menyembuhkanku dan aku hanya tidak suka memberikan kesan buruk kepada orang lain dari peristiwa itu."
Kemudian beliau memerintahkan seseorang membawanya (barang yang di pakai untuk menyihir) lalu menguburnya”. (HR Muslim 2189/43)
Para ulama berbeda-beda pendapat, adapun menurut Ibnu Al-Qashar dalam sebuah buku karyanya Syeikh Mutawalli mengatakan bahwa sihir yang menimpa Rasulullah SAW hanyalah bagian dari penyakit. Pendapat ini didukung oleh pernyataan beliau sendiri pada akhir cerita dalam hadis tersebut.
Beliau mengatakan, “Allah telah memberikan kesembuhan pada diriku.”
Pendapat ini juga didukung sebuah riwayat dari umaroh dari Sayidah Aisyah ra sebagaimana yang disebutkan oleh al-Baihaqi dalam kitab ad-Dalaail. Dia mengatakan, “maka beliau jadi bingung dan tidak mengetahui apa yang menyebabkannya sakit.”
Ibnu Qayyim berpendapat bahwa, ”pada awalnya, Rasulullah SAW mengalami sakit. Beliau merasakan sakit pada bagian kepala dan perut, hingga sifat dan wataknya berubah, dalam keadaan seperti ini, beliau merasa bahwa cantuk adalah pengobatan yang cocok untuk penyakit ini. Ketika Allah SWT mengatakan bahwa penyakit beliau adalah akibat sihir, beliau mengubah cara pengobatannya yaitu mengeluarkan sihir tersebut dengan selalu berdoa kepada Allah SWT”.
Terkadang sihir terjadi akibat pengaruh dan kekuatan roh jahat atau pun karena berinteraksi dengan kondisi alam. Keduanya termasuk sihir yang berbahaya dan penggunaan cantuk untuk kedua jenis sihir ini sangatlah bermanfaat.
"Ini karena ketika terjadi percampuran yang tidak sehat dan menyebabkan sakit pada tubuh kita, maka sangatlah bermanfaat bila kita mengeluarkan sel-sel darah yang kotor dari tubuh kita," ujar Syeikh Mutawalli Sya’rawi dalam buku berjudul "Bahaya Cara Mencegah Dan Mengobatinya".