Iran Hanya Pamer Sebagian Kecil Kemampuan Pembalasannya pada Israel dalam Serangan Oktober

Iran Hanya Pamer Sebagian Kecil Kemampuan Pembalasannya pada Israel dalam Serangan Oktober

Berita Utama | sindonews | Sabtu, 9 November 2024 - 08:50
share

Iran menembakkan hampir 200 rudal balistik ke Israel pada tanggal 1 Oktober, yang menargetkan fasilitas militer, pangkalan udara, dan markas besar Mossad.

Serangan tersebut dilaporkan mengejutkan pertahanan udara dan rudal Israel serta sekutu Tel Aviv, dengan puluhan rudal terlihat mengenai target mereka dalam rekaman yang diunggah ke media sosial.

“Operasi True Promise II hanya menunjukkan sebagian kecil kemampuan militer Iran,” ungkap Hossein Salami, panglima tertinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), pasukan yang melaksanakan serangan Iran pada tanggal 1 Oktober terhadap Israel.

“Kami hanya mengerahkan sebagian kecil kemampuan kami untuk melawan musuh, yang mengerahkan seluruh bakatnya di medan perang," ujar Salami dalam acara di kota Mashhad di timur laut Iran pada hari Jumat (8/11/2024).

“Dalam Operasi True Promise II, kami bahkan menyerang markas Zionis di Netzarim di jantung Gaza, jadi pilihan pejabat rezim itu antara buruk dan lebih buruk," ungkap Salami.

“Perang kita hari ini adalah pameran terperinci tentang kemampuan Front Perlawanan untuk menghadapi musuh global. Jika Anda ingin melihat kemenangan iman atas senjata, Anda harus merujuk ke front ini. Meskipun ada perbedaan dalam persenjataan, perolehannya berpihak pada Poros Perlawanan. Sejak Badai Al-Aqsa, tidak ada pencapaian signifikan bagi rezim Zionis,” papar komandan IRGC itu, merujuk pada serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023 ke Israel selatan.

Dengan menggambarkan militer Israel sebagai “kekuatan yang terkuras,” pejabatnya sebagai “tertekan” dan ekonominya sebagai “hancur lebur,” Salami menyarankan “AS mengelola segalanya” untuk negara kliennya.

Dia mengutip hasil pemilu presiden AS, mengatakan pemungutan suara menunjukkan perlawanan di Gaza terbukti mampu menggulingkan “pemerintah Amerika yang suka berperang” dari kekuasaan, dengan rakyat Amerika memutuskan tidak memilih mereka yang mempersenjatai “mesin pembunuh Israel.”

Salami mendesak pemerintahan Trump yang baru untuk mengurangi dukungan bagi Israel, dengan memperingatkan Washington menyadari perluasan konflik hanya akan merugikan kepentingan, gengsi, dan kredibilitas Amerika.

Iran meluncurkan serangan rudal langsung pertamanya ke Israel pada pertengahan April, sebagai balasan atas serangan udara Israel pada 1 April di kompleks Kedutaan Besar Republik Islam di Damaskus, Suriah.

Serangan Iran tersebut diberi nama sandi Operasi True Promise, dan mendorong Israel dan sekutunya termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan Yordania untuk mengerahkan unit militer yang signifikan guna menggagalkan serangan tersebut, meskipun beberapa rudal dilaporkan berhasil menembusnya.

Pada 1 Oktober, Iran meluncurkan serangan langsung keduanya ke Israel, yang dijuluki Operasi True Promise II, sebagai balasan atas serangkaian pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap para pemimpin Hamas dan Hizbullah, serta seorang jenderal IRGC.

Serangan itu membuat Israel merespons dengan gelombang serangan udara yang menargetkan lokasi militer Iran pada 26 Oktober.

Iran melaporkan lima korban jiwa dan kerusakan "kecil", dan bersumpah untuk membalas.

Topik Menarik