Karangasem Bali Jadi Pilot Project Uji Coba Penyelamatan Pangan
Uji coba penyelamatan pangan sebagai langkah konkret mewujudkan ketahanan pangan dan gizi, sekaligus mengurangi pemborosan pangan dilakukan di Bali. Pilot project kegiatan di SDN 2 Besakih, Karangasem.
Proses uji coba dilakukan mulai November hingga Desember 2024. Sekolah tersebut akan menjadi contoh penerapan model redistribusi pangan berkelanjutan untuk mendukung gizi anak sekolah. Hasil dari kegiatan ini dapat dijadikan rekomendasi tentang mekanisme redistribusi pangan yang efektif untuk peningkatan gizi anak sekolah.
Diharapkan dapat ditemukan mekanisme yang efektif dalam meningkatkan efisiensi pemanfaatan pangan sekaligus mendukung peningkatan gizi masyarakat, khususnya untuk anak-anak sekolah.
Hal itu karena tingkat pemborosan pangan yang tinggi di Indonesia diperkirakan mencapai 45- 112 juta ton per tahun pada 2045 mendatang. Uji coba kolaboratif yang diinisiasi Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN), Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Pusat Inovasi Kesehatan (PIKAT), dan Scholars of Sustenance Indonesia (SOS) Bali ini dirancang untuk menemukan sistem penyelamatan pangan yang sistematis melalui kemitraan lokal.
Tujuannya agar pangan yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah dengan mengintegrasikan pemilahan dan redistribusi pangan dengan perencanaan menu Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA).
Ketua Pusat Inovasi Kesehatan, Prof Pande Putu Januraga menyampaikan bahwa pendekatan riset dalam konteks ini masih tergolong baru dan penting untuk dikembangkan.
Riset dalam program ini bertujuan mengidentifikasi titik kritis pada proses pengumpulan, pengolahan, dan distribusi surplus pangan.
"Melalui pemetaan kritis ini, kami berharap dapat menyusun rekomendasi yang lebih baik terkait kualitas pangan dan regulasi pendukung. Pendekatan ini unik karena menekankan penelitian komprehensif untuk mengevaluasi setiap tahap agar hasilnya lebih tepat sasaran," ujarnya dikutip Rabu (6/11/2024). Inisiatif penyelamatan pangan diharapkan dapat memperkuat jaringan distribusi pangan lokal melalui kemitraan pemerintah, komunitas, dan sektor swasta, termasuk hotel dan ritel, sebagai pemasok makanan tambahan bagi sekolah yang membutuhkan. Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bapanas, Nita Yulianis menyoroti bahwa sekitar 40 sampah di tempat pembuangan akhir adalah sampah organik yang berasal dari pemborosan pangan.
Uji coba sangat diapresiasi untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan melalui pemanfaatan pangan yang lebih efisien.
Sementara itu, Country Director GAIN Indonesia, dr Agnes A. Mallipu menjelaskan bahwa peluncuran uji coba ini adalah contoh nyata kolaborasi.
“Ini adalah langkah konkrit memperkuat ketahanan pangan sambil menjaga keberlanjutan lingkungan. Bali, sebagai wilayah pariwisata dengan surplus pangan, memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan lokal,” ujarnya.
Sedangkan Hera Nurlita dari Direktorat Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa mekanisme redistribusi pangan dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan akses terhadap pangan bergizi. Sekaligus memperkenalkan cara konsumsi yang sehat.