Tertarik Gabung BRICS, Malaysia Ingin Punya Masa Depan Bareng China

Tertarik Gabung BRICS, Malaysia Ingin Punya Masa Depan Bareng China

Berita Utama | sindonews | Rabu, 6 November 2024 - 09:44
share

Prinsip kebijakan masa depan bersama diterima dengan baik oleh negara-negara di Asia, Afrika, Amerika Latin dan Selatan Global menjadi alasan mengapa Malaysia tertarik gabung BRICS. Hal itu diungkapkan Perdana Menteri Malaysia Datuk Sri Anwar Ibrahim, pada Selasa (6/11).

Berbicara pada pembukaan China International Import Expo (CIIE) ke-7, yang diadakan di National Exhibition and Convention Center (NECC), Anwar mengungkapkan kekagumannya dengan pidato Presiden China Xi Jinping dalam konferensi BRICS baru-baru ini di Kazan, Rusia.

Xi, dalam semangat masa depan bersama yang akan diadopsi untuk melawan kekuatan perselisihan dan proteksionisme telah mendesak bahwa, "Kita harus membangun komunitas dengan masa depan bersama, untuk menegakkan perdamaian global, keamanan global, dan untuk berbagi pengalaman, keahlian, dan teknologi dengan dunia," ujar Anwar.

Tahun ini, Malaysia telah diakui sebagai "Negara Kehormatan" di CIIE ke-7. Anwar diberikan hak istimewa untuk berbicara setelah rekannya dari China, Perdana Menteri Li Qiang, diikuti oleh para pemimpin dari lima negara lainnya, Prancis, Nikaragua, Arab Saudi, Tanzania, dan Uzbekistan.

Anwar juga mencatat pidato Li bahwa kesuksesan fenomenal China adalah contoh dari tidak hanya tata kelola dan kebijakan yang benar, tetapi juga sikap yang menjanjikan untuk memastikan bahwa "perdagangan, investasi, dan kemakmuran ekonomi" akan bermanfaat bagi komunitas internasional.

"Ini tentu saja bukan pernyataan yang mudah karena bertentangan dengan ungkapan banyak negara kuat di dunia," ujar dia dilansir dari The Edge Malaysia, Rabu (11/6/2024).

"Dan itulah sebabnya saya pikir saya akan bergabung dengan banyak kolega saya untuk memuji China dan kepemimpinannya."

Anwar memuji CIIE, yang memberikan kesempatan tidak hanya bagi perusahaan-perusahaan China, tetapi juga perusahaan-perusahaan di seluruh dunia, termasuk perusahaan-perusahaan kecil dan perusahaan menengah, untuk memamerkan kapasitas dan kapabilitas mereka, dan menarik investasi baru.

"Jadi kerja sama multikultural untuk perdagangan bebas dan tujuan keberlanjutan harus digunakan sebagai alat untuk memajukan kemajuan global secara adil, bukan sebagai senjata untuk memadamkan persaingan, mempromosikan keuntungan yang tidak adil, atau menciptakan konflik," kata dia.

CIIE merupakan sebuah inisiatif dari Pemerintah China untuk menyediakan platform bagi negara-negara yang terlibat dalam Belt and Road Initiative (BRI) untuk mempromosikan dan mengekspor produk dan jasa mereka ke Tiongkok.

Menyinggung tentang keketuaan Asean tahun depan, Anwar mengatakan bahwa Malaysia bertujuan untuk meningkatkan kerja sama regional dan kerangka kerja regional yang berbasis aturan yang inklusif.

"Dalam hal ini, kami ingin membalas prinsip masa depan bersama yang berwawasan ke depan yang dipromosikan oleh Tiongkok, sehingga ketika kami menyelenggarakan ASEAN-GCC (Dewan Kerja Sama Teluk), kami juga menyertakan apa yang disebut KTT ASEAN plus GCC plus China," katanya.

Adapun KTT tersebut diperkirakan akan diselenggarakan pada bulan Mei 2025. Anwar menambahkan bahwa hal ini akan sangat penting bagi lintasan pertumbuhan regional dan akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk menggerakkan jarum pada keseimbangan global yang lebih besar dalam investasi perdagangan ekonomi dan kemajuan ekonomi.

Sebagai ekonomi terbesar kelima di dunia, Anwar mengatakan bahwa ASEAN juga memiliki potensi untuk menjadi kekuatan pendorong bagi pertumbuhan sosial-ekonomi yang inklusif yang membuka jalan menuju era kemakmuran bersama yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya.

"Kami tidak akan membiarkan satu langkah pun terlewatkan, seperti yang telah Anda lihat di China, dalam mempromosikan tata kelola pemerintahan yang baik dan memerangi serta membasmi korupsi, serta mengimplementasikan agenda reformasi sosio-ekonomi dan industri," kata dia.

"Kami terus terinspirasi, Perdana Menteri Li Qiang, oleh keberhasilan Anda yang luar biasa dalam memerangi kemiskinan, yang jelas menandakan pencapaian besar dalam rekayasa ulang sosial."

Sebanyak 68 perusahaan Malaysia berpartisipasi dalam CIIE tahun ini. Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar Malaysia secara global selama 15 tahun berturut-turut sejak tahun 2009.

 
Topik Menarik