Harga Sewa Perkantoran Grade A di Kawasan Bisnis Jakarta Tumbuh Positif
JLL Indonesia, perusahaan jasa profesional terkemuka dengan spesialisasi manajemen properti dan investasi mengumumkan temuan-temuan penting dari Jakarta Property Market Review Kuartal III-2024. Laporan tersebut menyoroti stabilitas di sektor perkantoran dan retail, dengan pertumbuhan yang signifikan pada harga sewa kantor Kelas A di Central Business District (CBD). Bisnis perkantoran di CBD Jakarta tetap stabil, dengan tingkat hunian sekitar 70.
Head of Research di JLL Indonesia Yunus Karim mengatakan hunian di area non-CBD juga menunjukkan stabilitas, yaitu di angka 71, di mana tingkat serapan terbesar ada di Jakarta Selatan. "Kami melihat adanya daya tarik positif pada ruang perkantoran kelas Premium, yang telah mencatat permintaan yang konsisten sejak awal 2023," kata Karim dalam siaran pers, Jumat (1/11/2024).
Head of Office Leasing Advisory Angela Wibawa, menekankan pertumbuhan harga sewa yang signifikan. Gedung Grade A, khususnya Grade Premium, mengalami kenaikan harga sewa sebesar 0,7, yang menandai pemulihan penting dalam bisnis penyewaan kantor. "Ini merupakan titik balik harga sewa menjadi positif sejak pertengahan tahun 2015," kata dia. Adapun tingkat hunian retail di Jakarta tetap sehat, didorong oleh ekspansi berkelanjutan untuk brand-brand makanan dan minuman serta fashion. "Jaringan restoran internasional secara aktif masuk atau memperluas bisnis mereka di Indonesia, sementara sektor fashion juga menunjukan aktivitas dengan beberapa toko flagship yang dibuka pada kuartal ini," jelas Yunus Karim.
Meskipun tidak ada mal baru yang beroperasi pada kuartal ini, beberapa mal dijadwalkan buka pada akhir tahun, sehingga menciptakan momentum tambahan di sektor retail Jakarta. Aktivitas penjualan kondominium di Jakarta pada triwulan ini sebagian besar berasal dari proyek-proyek yang baru diluncurkan seperti Two Sudirman yang berlokasi di kawasan CBD dan satu menara baru dari LRT City Tebet. Head of Advisory di JLL Indonesia, Vivin Harsanto, mengatakan para pembeli lebih tertarik dengan pembangunan yang memiliki akses transportasi yang baik, terutama di wilayah Bodetabek. Insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) dari pemerintah semakin mendukung penjualan kondominium yang siap huni, sehingga pembeli dapat memanfaatkan persyaratan pembelian yang menguntungkan.
"Developer memanfaatkan strategi penjualan yang inovatif, seperti menawarkan program pembayaran yang fleksibel dan jaminan sewa, untuk menarik basis pembeli yang lebih berhati-hati," kata dia. Tak hanya itu, sektor pariwisata terus pulih, meningkatkan minat investor yang mengantisipasi apresiasi nilai pada properti perhotelan. Sementara, Senior Vice President of Investment Sales & Acquisitions, JLL Hotels and Hospitality Group, Asia Pacific, Julien Naouri, mengatakan dengan momentum peningkatan di sektor pariwisata, minat investor di Indonesia tetap kuat karena mereka memperkirakan nilai properti akan meningkat seiring dengan peningkatan kinerja perdagangan. "Optimisme ini ditegaskan oleh potensi pertumbuhan yang menarik di Indonesia," kata dia. Pergudangan modern logistik di Jabodetabek mempertahankan tingkat hunian yang stabil sebesar 90, didorong oleh permintaan yang kuat dari berbagai industri dengan komposisi penyewa baru menunjukkan diversifikasi, mencakup sektor-sektor seperti industri kendaraan listrik, produk turunan listrik, farmasi, alat kesehatan, ritel, peralatan rumah tangga, furnitur, dan bahan baku di Bekasi, Bogor, Cikarang, dan Karawang.
Country Head dan Head of Logistics & Industrial di JLL IndonesiaFarazia Basarah menjelaskan selain developer lokal, pelaku internasional tengah menjajaki peluang untuk ekspansi melalui kolaborasi strategis maupun ekspansi bisnis dalam bentuk fasilitas Built-to-Suit ataupun gudang penyimpanan berpendingin (cold storage).
"Satu proyek telah mencapai penyelesaian di area Cibitung, dan diperkirakan terdapat sekitar tiga bangunan yang akan rampung hingga akhir tahun 2024, tersebar di lokasi-lokasi seperti Bogor, Jakarta, dan Karawang. Penyedia jasa logistik tetap menjadi penyewa dominan dalam sektor pergudangan modern," kata dia. Lebih lanjut, perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh antara 4,7 dan 5,5 menjelang akhir tahun, memperkuat daya tariknya sebagai tujuan investasi yang menarik di Asia Tenggara. Farazia Basarah menekankan, stabilitas ekonomi Indonesia, ditambah dengan demografi yang muda, menghadirkan peluang yang menjanjikan untuk pertumbuhan yang berkelanjutan. Investor terutama tertarik pada segmen perumahan, industrial dan pusat data Indonesia.
Selain itu, Penanaman Modal Asing (PMA) ke Indonesia, yang didominasi oleh sektor manufaktur, melonjak 18.6 dari tahun sebelumnya dan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan sektor logistik dan industri. "Indonesia memiliki pasar yang menawarkan peluang pertumbuhan berkelanjutan dan diversifikasi portfolio yang menarik, tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di berbagai kota lainnya di Indonesia," jelasnya.