Militer Israel Retas Bandara Beirut, Pesawat Sipil Iran dalam Bahaya

Militer Israel Retas Bandara Beirut, Pesawat Sipil Iran dalam Bahaya

Global | sindonews | Minggu, 29 September 2024 - 09:27
share

Menteri Transportasi Lebanon Ali Hamieh menginstruksikan pesawat sipil Iran untuk tidak memasuki wilayah udara Lebanon setelah pasukan Israel mengancam akan menggunakan kekerasan.

Sumber dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon mengatakan militer Israel sudah meretas frekuensi radio menara kontrol di Bandara Internasional Beirut pada hari Sabtu dan mengancam akan menargetkan pesawat sipil Iran jika mencoba mendarat.

Media-media Israel kemudian melaporkan pada Minggu (29/9/2024) bahwa pesawat-pesawat sipil Iran telah berbalik arah.

Sumber tersebut mengonfirmasi bahwa Menteri Hamieh telah menginstruksikan pesawat sipil Iran untuk menghindari memasuki wilayah udara Lebanon dan menahan diri untuk tidak mendarat di Bandara Internasional Rafic Hariri.

Baca Juga: Balas Dendam untuk Nasrallah, Unit 910 Hizbullah Incar Komunitas Israel Seluruh Dunia

Sebelumnya, juru bicara militer Israel Daniel Hagari memperingatkan bahwa tentara Israel tidak akan mengizinkan pengiriman senjata ke Hizbullah, termasuk melalui Bandara Internasional Rafic Hariri Beirut.

“Kami mengetahui adanya pengiriman senjata Iran ke Hizbullah, dan kami akan mengambil tindakan untuk mencegahnya,” kata Hagari.

Namun, Hamieh menepis klaim tersebut dalam pernyataan yang disiarkan di televisi, membantah tuduhan Israel.

Dia menekankan bahwa Bandara Internasional Beirut adalah sepenuhnya milik sipil dan menjelaskan bahwa setiap aktivitas pesawat militer di bandara tersebut harus mendapat persetujuan eksklusif dari militer Lebanon.

Pada hari Sabtu, militer Israel mengumumkan telah membunuh Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah ketika melancarkan serangan udara besar-besaran yang menargetkan daerah permukiman di pinggiran selatan Beirut pada hari Jumat.

Menurut jaringan Al-Mayadeen, sedikitnya enam bangunan hancur dalam serangan tersebut, yang dilaporkan dilakukan dengan bom penghancur bunker seberat 2.000 pon.

Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, sedikitnya enam orang tewas dan 91 lainnya luka-luka. Namun, jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah karena Pertahanan Sipil Lebanon mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ratusan orang masih hilang.

Sedikitnya 720 orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka dalam agresi Israel yang sedang berlangsung di Lebanon, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

Topik Menarik