Mpu Nala, Hantu Laut Kerajaan Majapahit Pendukung Sumpah Palapa Patih Gajah Mada

Mpu Nala, Hantu Laut Kerajaan Majapahit Pendukung Sumpah Palapa Patih Gajah Mada

Infografis | sindonews | Senin, 16 September 2024 - 05:58
share

MPU Nala atau dikenal sebagai Mpu Lembu Nala merupakan seorang bangsawan Kerajaan Majapahit yang menjadi Panglima Angkatan Laut sejak masa pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi hingga era Raja Hayam Wuruk.

Sebagai Panglima Angkatan Laut, Mpu Nala memainkan peran penting dalam memperkuat Majapahit, baik melalui ekspedisi maupun ekspansi maritim yang mendukung ambisi Sumpah Palapa Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara.

Di bawah kepemimpinan Mpu Nala, Kerajaan Majapahit membangun armada kapal yang tangguh dan prajurit angkatan laut yang gagah berani. Armada ini menjadi instrumen utama dalam penaklukan wilayah Nusantara.

Kapal-kapal perang Majapahit yang dikenal sebagaiJung Jawa, dilengkapi dengan meriamCet Bang, yang membuat angkatan laut Majapahit sangat disegani di lautan.

Baca juga: Kutukan Mengerikan Raja Sriwijaya ke Penguasa Lokal yang Coba Membangkang

Ketangguhan Mpu Nala dalam memimpin tercatat dalam berbagai sumber sejarah seperti Kakawin Negarakertagama, Prasasti Prapancasarapura, Prasasti Batur, Prasasti Bendosari, Prasasti Palungan, dan Prasasti Sekar.

Dalam catatan sejarah, ia diangkat sebagai panglima oleh Ratu Tribhuwana Tunggadewi dan dikenal sering menghabiskan waktunya di Pelabuhan Ujung Galuh, yang kini dikenal sebagai Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya.

Mpu Nala dikenal sebagai sosok inovatif yang berhasil membongkar rahasia konstruksi kapal perang Mongol yang pernah digunakan saat penyerbuan Jawa oleh tentara Kubilai Khan.

Ia menemukan bahwa kelemahan kapal Mongol terletak pada desainnya yang terlalu gemuk, sehingga sulit untuk bermanuver di lautan.

Baca juga: Kisah Topeng Misterius Gajah Mada, Pernah Dipakai Raja Bali hingga Presiden RI

Dari hasil pengamatannya, Mpu Nala merancang kapal dengan bentuk yang lebih ramping namun memiliki kapasitas lebih besar, mampu menampung ratusan prajurit dan perbekalan untuk bertahan hingga satu tahun di laut.

Kapal-kapal ini menjadi tulang punggung Angkatan Laut Majapahit dan diberi namaJung Jawa.Selain bentuk kapal yang lebih efisien, Jung Jawa juga dilengkapi dengan meriam Cet Bang yang terkenal ganas dalam pertempuran.

Meriam ini adalah hasil karya Mahapatih Gajah Mada dan dipasang di kapal-kapal perang Majapahit, yang membuat pelaut asing, termasuk dari Eropa, merasa gentar saat melewati perairan Nusantara.

Ekspedisi Maritim Nusantara

Mpu Nala memimpin berbagai ekspedisi maritim di bawah pengawasan Gajah Mada, dimulai sekitar tahun 1339-1341.

Armada Majapahit di bawah komandonya berhasil menaklukkan berbagai kerajaan di Nusantara, termasuk Samudera Pasai di barat, Sumatra, Semenanjung Melayu, hingga Kalimantan.

Peran Angkatan Laut yang kuat ini sangat krusial dalam mewujudkan ambisi Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara. Sebagai panglima yang cerdik, Mpu Nala menyusun strategi pertahanan maritim yang cemerlang.

Ia menempatkan lima gugus armada perang di lokasi-lokasi strategis perairan Nusantara.

Gugus-gugus tersebut ditempatkan di Samudra Hindia, Laut Selatan Jawa, Selat Makassar, Selat Malaka, dan Laut Jawa hingga ke Maluku. Setiap gugus dipimpin oleh laksamana-laksamana handal dari berbagai wilayah seperti Jawa, Bali, dan Makassar.

Kapal bendera ditempatkan di setiap gugus, berfungsi sebagai pusat komando bagi semua kapal perang di sekitarnya. Mpu Nala juga menggunakan kapal-kapal perang peninggalan Mongol yang diambil setelah penyerangan mereka terhadap Kerajaan Singasari pada masa Raja Kertanegara.

Pendukung Sumpah Palapa Gajah Mada

Mpu Nala memainkan peran kunci dalam mendukung Sumpah Palapa Gajah Mada, yang bertekad menyatukan seluruh Nusantara.

Gajah Mada sadar bahwa untuk mencapai tujuan tersebut, ia memerlukan kekuatan laut yang tangguh, karena banyak wilayah Nusantara yang tersebar di berbagai pulau.

Maka, ia meminta bantuan dari Mpu Nala untuk memperkuat Angkatan Laut Majapahit, baik dari sisi kualitas kapal maupun kesejahteraan prajurit.

Mpu Nala pun berhasil membangun armada yang besar dengan menggunakan kayu raksasa dari pulau-pulau rahasia. Kapal-kapal besar yang dirancangnya membuat Angkatan Laut Majapahit menjadi kekuatan maritim yang tak tertandingi di Asia Tenggara.

Armada ini terdiri dari sekitar 40.000 prajurit, yang menjadikan Majapahit sangat disegani, bahkan oleh Kekaisaran Tiongkok.

Laksamana Nala, dengan kejeniusan dan inovasinya, membawa Angkatan Laut Majapahit ke puncak kejayaannya. Tanpa pendidikan formal di bidang kelautan, ia berhasil menciptakan kapal-kapal canggih yang melegenda.

Berkat kepemimpinannya, kekuatan maritim Majapahit tak terkalahkan dan berperan besar dalam mewujudkan visi Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara.

Kekuatan laut Majapahit ini tidak hanya menjadi bagian penting dalam sejarah, tetapi juga menjadi simbol kejayaan Majapahit.

Topik Menarik