China Dorong Kazakhstan Gabung BRICS, Incar Harta Karun Energi?

China Dorong Kazakhstan Gabung BRICS, Incar Harta Karun Energi?

Terkini | sindonews | Jum'at, 5 Juli 2024 - 21:28
share

Presiden China, Xi Jinping memberikan dukungan kepada Kazakhstan untuk bergabung dengan blok negara-negara berkembang, BRICS seperti dilaporkan media pemerintah China. Ekspansi lanjutan terus dilakukan oleh BRICS yang digadang-gadang sebagai lawan buat dominasi Barat.

Berbicara kepada pers bersama Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev setelah pertemuan di Ibukota negara Asia Tengah itu, Xi mendorong Kazakhstan untuk "memainkan peran kekuatan menengah di panggung internasional dan memberikan kontribusinya terhadap pemerintahan global", sambil mendukung aksesi Astana.

Baca Juga: China Tawarkan Dukungan Keamanan pada Kazakhstan

China dan Rusia melanjutkan perluasan kelompok BRICS, yang juga mencakup Brasil, India dan Afrika Selatan, sebagai upaya untuk melawan dominasi ekonomi Barat.

Baca Juga: Melawan Sanksi Barat, China Mendesak BRICS Mainkan Peran Lebih Besar

Awal akronim BRICS dipopulerkan oleh kepala ekonom Goldman Sachs, Jim O'Neill pada tahun 2001, setelah blok kumpulan negara-negara berkembang ini didirikan sebagai klub empat negara informal pada tahun 2009. Selanjutnya setahun kemudian, Afrika Selatan bergabung menjadi anggota baru.

Terbaru pada Agustus 2023, blok BRICS membuka pintu buat Arab Saudi, Iran, Ethiopia, Mesir, dan Uni Emirat Arab. Namun, Arab Saudi hingga kini belum memutuskan apakah bakal bergabung atau menolak dengan kelompok tersebut.

Sementara itu Argentina yang sebelumnya sepakat bergabung bersama BRICS, namun Presiden Javier Milei menarik negaranya segera setelah menjabat pada bulan Desember, tahun lalu.

Xi sebelumnya berada di Kazakhstan untuk menghadiri pertemuan kepala negara Organisasi Kerjasama Shanghai dari 3-4 Juli.

Selama pertemuannya dengan Tokayev, China dan Kazakhstan juga sepakat untuk meningkatkan perdagangan dua arah mereka sesegera mungkin dan memperdalam kerja sama dalam eksplorasi, ekstraksi, dan pemrosesan minyak dan gas, tambah laporan itu.

Minyak mentah dan gas minyak bumi merupakan bagian terbesar dari ekspor Kazakhstan ke China tahun lalu, menurut data COMTRADE PBB, yang masing-masing senilai USD3,8 miliar dan USD1,5 miliar.

Dengan demikian, Xi dan Tokayev sepakat mengambil langkah-langkah untuk memastikan operasi jangka panjang, aman dan stabil dari pipa minyak mentah antara masing-masing negara. Ditambah serta bagian Kazakhstan dari pipa gas alam China-Asia Tengah yang membentang dari wilayah Xinjiang China ke Turkmenistan, kata laporan itu.

Kedua pemimpin juga berjanji untuk memperkuat kerja sama di sektor energi bersih, termasuk tenaga angin, matahari dan nuklir. Dimana perusahaan-perusahaan China mulai melangkah masuk untuk membantu meningkatkan jaringan energi dan pembangkit listrik Kazakhstan.

Perusahaan-perusahaan China telah menginvestasikan USD9,5 miliar di Kazakhstan sejak Xi pertama kali mengusulkan Belt and Road Initiative yang menjadi andalannya selama kunjungan kenegaraan pada tahun 2013. Menurut data dari think tank American Enterprise Institute menunjukkan, hampir semuanya berada di industri minyak bumi atau energi nuklir.

Topik Menarik