Bea Cukai Sidoarjo Gelar Baksos di Griya Lansia Husnul Khatimah, Tekankan Pentingnya Frugal Living
SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id-Dalam rangkaian Hari Antikorupsi Sedunia (HAKORDIA) yang jatuh pada 9 Desember 2024 sekaligus memperingati Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember 2024, Bea Cukai Sidoarjo melaksanakan kegiatan Bakti Sosial ke Griya Lansia Husnul Khatimah yang berlokasi di Jl. Suropati Wajak, Area Sawah/Perkebunan, Wajak, Kec. Wajak, Kabupaten Malang. Minggu (15/12/2024).
Griya Lansia adalah salah satu pusat perawatan lansia terlantar yang resmi beroperasi sejak tahun 2021. Pembangunan Griya Lansia Husnul Khatimah berasal dari donasi masyarakat yang dihimpun melalui lembaga Nurul Hayat, Sahabat Yatim Dhuafa serta masyarakat umum yang ingin berdonasi secara langsung. “Jadi disini adalah pusat perawatan lansia terlantar, insyaAllah gratis sampai tutup usia. Disini merawat 170 lansia dan mereka punya background yang macam-macam dari kota mana saja seluruh Indonesia”, ujar Arief Camra, Ketua Yayasan Griya Lansia Husnul Khatimah.
Sebagai bagian dari bentuk pembinaan mental pegawai di bidang ideologi, Kepala Kantor Bea Cukai Sidoarjo, Rudy Hery Kurniawan menyampaikan bahwa tujuan penyelenggaraan bakti sosial ini, adalah untuk meningkatkan rasa kepedulian bagi sesama dan menjadi manusia yang lebih bermanfaat bagi sesama. “Jadi kita diingatkan, sebagai ASN dan juga sebagai masyarakat harus peduli kepada lingkungan, kita mengasah rasa sosial dan kemanusiaan kita dengan langsung mengunjungi tempat-tempat yang memang membutuhkan kepedulian kita, semua agar kita semua selalu mendapatkan keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa, para pegawai juga dapat mengasah serta membina mentalnya agar lebih peduli serta menjadi manusia yang lebih bermanfaat bagi sesama,” katanya.
Selain bakti sosial ke panti jompo, Bea Cukai Sidoarjo juga telah melaksanakan serangkaian kegiatan hakordia dalam bentuk Apel Khusus HAKORDIA dan Talkshow dengan tema “Penguatan karakter melalui konsep Frugal Living sebagai upaya implementasi budaya anti korupsi” bersama Meutia Ananda S.Psi., M.Psi., Psikolog.
“Dengan mengambil tema penguatan Karakter Melalui Konsep Frugal Living Sebagai Upaya Implementasi Budaya Anti Korupsi”, diharapkan para pegawai mampu menerapkan gaya hidup yang sederhana dan menghindari hal-hal yang bersifat pemborosan serta perilaku bergaya hidup mewah,” imbuh Rudy.
Masih menurutnya, melalui gaya hidup yang sederhana, tentunya para pegawai dapat merasa tercukupkan dengan materi yang telah dimilik,i sehingga tidak terbuai dengan keinginan untuk melakukan tindakan korupsi. Ia melanjutkan, Frugal Living diartikan sebagai konsep dimana seseorang mengalokasikan dana yang dimiliki dengan kesadaran penuh (mindfull), dengan pertimbangan dan analisis yang baik disertai dengan strategi pencapaian tujuan keuangan masa depan yang jelas.
“Frugal living lebih berarti hemat dan cerdik dalam mengatur keuangan. Melalui pengelolaan keuangan yang optimal, diharapkan para pegawai mempertimbangkan untuk tidak saja melakukan investasi duniawi namun juga kesadaran investasi yang lebih hakiki, yakni kehidupan setelah kematian. Dengan konsep frugal living yang baik, cara hidup sederhana, semangat peduli dalam membantu kesulitan orang lain diharapkan tumbuh SDM bersahaja dengan semangat pengabdian luar biasa,” tandas Rudy.