Ini Deretan BUMN yang Akan di Merger Erick Thohir
JAKARTA, iNewsSemarang.id – Berikut ini deretan BUMN yang akan di Merger Erick Thohir. Menteri BUMN kembali melakukan perubahan kebijakan untuk mengefisiensikan kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Rencana merger ini disampaikan Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR pada Senin, 5 November 2024. Langkah ini bertujuan agar BUMN menjadi efisien, berdaya saing, dan efektif.
Dia berencana menggabungkan beberapa BUMN yang memiliki alur bisnis serupa agar berfungsi sebagai unit yang lebih terfokus dan produktif. Berikut ini adalah deretan sektor BUMN yang akan digabungkan yang dirangkum Rabu (6/11/2024):
BUMN Rumah Sakit dan Bio Farma
Merger pertama adalah pada sektor kesehatan. Pemegang saham mengusulkan agar holding BUMN Rumah Sakit berada di bawah naungan PT Bio Farma (Persero) yang merupakan induk dari Holding BUMN Farmasi. Dengan konsolidasi ini, BUMN di sektor kesehatan diharapkan dapat beroperasi dalam sistem yang terpadu, mulai dari produksi obat, layanan apotek, hingga fasilitas rumah sakit.
Erick Thohir berharap langkah ini dapat memperkuat layanan kesehatan dalam negeri dan mendorong penggunaan obat-obatan lokal. “Kita sedang melobi apa mungkin rumah sakit yang sudah kita mergerkan itu sudah jadi satu dipindahkan ke bawah Bio Farma, supaya ini menjadi sebuah sistem health care, antara apotek, produksi, dan juga rumah sakit,” ujar Erick.
Sektor Maritim: ASDP, Pelni, dan Pelindo
Pada industri maritim, Erick Thohir berencana menggabungkan PT Pelni (Persero) dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) ke dalam PT Pelindo (Persero). Langkah ini diharapkan dapat menciptakan kekuatan baru di sektor pelabuhan dan transportasi laut yang lebih terintegrasi. Menurut Erick, konsolidasi ini akan membuat perusahaan-perusahaan tersebut mampu bersaing lebih baik di pasar, terutama mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan yang membutuhkan infrastruktur transportasi laut yang kuat.
“Kita akan menggabungkan Pelni dan ASDP menjadi suatu kekuatan besar di laut, karena kita ini kan negara maritim,” kata Erick.
Perhutani dan PTPN III
BUMN sektor kehutanan dan perkebunan juga tidak lepas dari upaya perampingan. Kementerian BUMN berencana menggabungkan Perum Perhutani dengan Holding Perkebunan Nusantara (PTPN III). Dengan bergabungnya Perhutani di bawah PTPN III, luas lahan yang dikelola perusahaan ini akan mencapai 2,2 juta hektare. Erick menjelaskan bahwa konsolidasi ini bertujuan untuk mendukung program swasembada pangan nasional dengan mengoptimalkan lahan yang dimiliki kedua perusahaan.
BUMN Karya
Di sektor infrastruktur, Kementerian BUMN merencanakan untuk menggabungkan beberapa BUMN konstruksi. Perusahaan yang akan dilebur antara lain PT Waskita Karya, PT Hutama Karya, PT Nindya Karya, PT Brantas Abipraya, PT Adhi Karya, PT Wijaya Karya, dan PT Pembangunan Perumahan. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat sektor infrastruktur nasional dengan fokus pada tiga perusahaan besar yang lebih efisien dan kompetitif.
“Kita juga mendorong konsolidasi di infrastruktur. Kita sedang menunggu suratnya, kalau ini terjadi nanti di infrastruktur akan ada Adhi Karya, HK, Perumnas dan PP saja,” sebut Erick.
Klaster-klaster Strategis Lainnya
Selain empat sektor utama di atas, Erick Thohir juga menyebutkan beberapa klaster strategis lainnya yang akan dirampingkan:
Energi: Pertamina dan PLN.
Pangan: PTPN, Pupuk Indonesia, dan Bulog.
Mineral dan Batu Bara: MIND ID.
Keuangan: Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN.
Pariwisata: Garuda Indonesia dan Pelita Air yang akan masuk ke ekosistem InJourney.
Logistik: PT Kereta Api Indonesia (KAI), Pos Indonesia, dan Pelindo.
Telekomunikasi dan Teknologi: Telkom dan Perusahaan Telekomunikasi Nasional lainnya.
Erick Thohir menegaskan bahwa banyaknya jumlah BUMN tidak serta-merta mencerminkan kesehatan bisnis perusahaan. Sebaliknya, dengan jumlah yang lebih ramping dan klaster yang lebih jelas, diharapkan BUMN dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap perekonomian nasional dan lebih sinkron dengan kebutuhan pasar.
Hingga 2024, jumlah BUMN telah turun dari 114 perusahaan menjadi 47, dan targetnya akan dirampingkan hingga hanya tersisa 30 BUMN yang terbagi dalam 11 klaster utama.
Langkah ini juga bertujuan untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara BUMN dan perusahaan swasta. Erick berharap peran BUMN dapat lebih optimal tanpa harus merugikan pelaku usaha daerah dan sektor swasta.
Rencana penggabungan BUMN ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk memperkuat daya saing dan efisiensi sektor usaha milik negara. Dengan penggabungan dan perampingan, Erick Thohir optimistis BUMN akan memiliki kinerja yang lebih efektif dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional.