Konflik Pentolan Suporter PSIS Vs Yoyok Sukawi Memanas, Ini Kata Ketua LBH Petir Jateng
SEMARANG, iNewsSemarang.id – Konflik Plt Ketua Umum Panser Kepareng Wareng dengan CEO PSIS Yoyok Sukawi yang juga calon wali kota Semarang menjadi sorotan sejumlah kalangan.
Salah satunya datang dari Zainal Petir selaku Ketua LBH PETIR (Penyambung Tititpan Rakyat) Jateng. Dia terang-terangkan menyatakan siap mendampingi dan membela Wareng setelah Alamsyah Satyanegara Sukawijaya (Yoyok Sukawi) melaporakan ke Polrestabes Semarang atas dugaan ujaran kebencian.
"Saya siap bela Wareng. Setelah saya pulang dari Arab Saudi, 10 November, insya Allah akan komumikasi dengan Tim Hukum Wareng. Kalau diizinkan saya akan ikut tandatangan kuasa bela dia. Dia butuh teman dan support karena yang dihadapi CEO PSIS dan salah satu Calon Walikota Semarang," tegas Petir saat dihubungi lewat WhatsApp, Senin (4/11).
Dia menilai, Wareng selaku Plt Panser Biru Semarang telah banyak berkiprah dan memberikan warna bagi dunia persepakbolaan. Sepakbola tanpa supporter, kata dia, ibarat makan mi ayam tanpa saos, tidak sedap.
"Kebetulan saya pernah menjadi penasihat Panser Biru semasa Wareng jadi ketua. Wareng tidak boleh sedih, tidak boleh merasa sendirian, dan tidak boleh berkecil hati. Saya akan bela sampai dimanapun untuk hadapai Yoyok Sukawi," ujar penasihat P2JS (Paguyuban Modin dan Perawat Jenazah Kota Semarang) ini.
Zainal Petir menyayangkan sikap kurang dewasanya Yoyok Sukawi yang melaporkan Wareng karena dianggap telah melakukan ujaran kebencian melalui medsos.
"Mestinya klarifikasi dulu. Wong Wareng selama ini kan sering membantu Yoyok melalui jaringaan supporternya untuk menghantarkan menjadi dewan. Juga ikut membesarkan nama PSIS Semarang dengan keberadaan supporter Panser Biru. Kalau ada masalah yang tidak sejalan, bisa diajak rembugan. Jangan dikit-dikit laporan polisi. Iya itu hak Yoyok untuk mempolisikan tapi kan pernah berjasa," ujarnya.
Menurutnya, Yoyok Sukawi belum siap jadi pemimpin. Pemimpin itu harus siap dikritik bahkan dicaci maki oleh warganya. "Kalau pemimpin tidak siap dikritik ya jadi tukang macul saja. Beli tanah sawah kemudin bertani, pasti tidak ada yang memaki atau mengkritik. Nyaman pokoke," tandasnya.