Biografi KH Zainal Mustafa, Pejuang Kemerdekaan Asal Tanah Sunda

Biografi KH Zainal Mustafa, Pejuang Kemerdekaan Asal Tanah Sunda

Seleb | BuddyKu | Rabu, 20 September 2023 - 21:55
share

JAKARTA, iNews.id - Biografi KH Zainal Mustafa menarik untuk dibahas bersama. Dia salah satu tokoh yang berperan penting dalam peperangan melawan Jepang di daerah Jawa Barat.

Dari tulisan kali ini kita akan menjelajahi berbagai aspek dari kehidupan dan kontribusinya yang luar biasa mulai dari masa kecilnya hingga perannya sebagai pendiri pesantren.

Biografi KH Zainal Mustafa

KH Zainal Mustafa lahir pada tanggal 1 Januari 1899 di Sukamanah, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia diberi nama Hudaemi saat lahir.

Namun setelah menunaikan ibadah haji pada tahun 1927, ia mengganti namanya menjadi Zainal Mustafa. Ketika kembali ke tanah air, ia mendirikan Pondok Pesantren Sukamanah.

Pada tahun 1933 KH Zainal Mustafa bergabung dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan NU cabang Tasikmalaya mengangkatnya menjadi Wakil Ro\'is Syuriah. Situasi politik saat itu menjadi salah satu permasalahan terbesar yang harus dihadapi KH Zainal Mustafa ketika membangun sekolah swasta Islam.

Pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, sangat sulit menyebarkan agama Islam melalui pesantren. Namun pada tahun 1927, KH Zainal Mustafa mampu mendirikan pesantren Sukamanah dan mengembangkannya.

Dari tahun 1927 hingga 1944 ketika KH Zainal Mustafa dikenal sebagai kiai muda pemberontak yang berani melawan kolonialisme.

Zainal Mustafa juga pernah mengadakan pertemuan rahasia untuk melawan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Karena sikapnya tersebut, Zainal Mustafa dan beberapa pendakwah lainnya ditangkap pada tanggal 17 November 1941 oleh penguasa kolonial dengan tuduhan berusaha mengajak masyarakat untuk memberontak terhadap pemerintah Hindia Belanda.

Pendidikan KH. Zainal Mustafa

Hudaemi bersekolah di Sekolah Rakyat untuk sekolah formal pertamanya. Ia kemudian mulai belajar tentang agama dari guru agama di desanya.

Dia juga bersekolah di berbagai pesantren, termasuk di Pondok Pesantren Gunung Pari. Hudaemi menghabiskan waktu 17 tahun berpindah dari satu pesantren ke pesantren lainnya untuk belajar agama.

Dia menjadi terampil dalam bahasa Arab dan sebagai hasilnya, dia tahu banyak tentang agama. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan beberapa ulama terbaik dan mendapatkan ide untuk mendirikan pesantren.

Hudaemi kemudian mendirikan Pondok Pesantren Sukamanah di Desa Cikembang pada tahun 1927 tepat setelah pulang dari ibadah haji. Selain itu pesantren digunakan untuk mendidik masyarakat tentang akidah Islam, khususnya paham Syafi\'i yang dianut oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia. Ia juga dikenal sebagai kiai karena memberikan ceramah agama di berbagai kota di Tasikmalaya.

Memimpin Santri Singaparna Melawan Jepang

KH Zainal Mustafa dibebaskan pada Maret 1942 setelah Perang Dunia II, Belanda kemudian menyerah daerah jajahannya kepada Jepang. Meski Jepang mengira KH Zainal Mustafa akan membantu mereka, justru menentang dengan Gerakan Anti Fasis (Geraf).

Terutama ketika kebijakan tunduk pada matahari terbit (Seikerei) Jepang diberlakukan, dia salah satu orang yang paling menentangnya. Perintah tersebut tidak diikuti oleh KH Zainal Mustafa dan murid-muridnya.

Pada 25 Februari 1944, tentara Jepang memanggil KH Zainal Mustafa. Hal ini menimbulkan kekacauan yang berujung pada pertempuran di Sukamanah. Jepang pada akhirnya memenangkan pertarungan ini dan banyak orang yang tewas.

Setelah kejadian itu, KH Zainal Mustafa dan 23 orang lainnya ditangkap dan diadili di Jakarta. Di Tasikmalaya sekitar 79 orang yang terlibat dalam peristiwa Singaparna divonis 5 hingga 7 tahun penjara.

Akhir Hayat Seorang KH Zainal Mustafa

Menurut beberapa sumber dijelaskan pasukan Jepang mengeksekusi mati KH Zainal Mustafa dan menguburkannya di Ancol. Makam KH Zainal Mustafa baru ditemukan lama setelah kematiannya.

Pada 25 Agustus 1973, makam KH Zainal Mustafa dan pengikutnya dipindahkan dari Ancol ke Sukamanah, Tasikmalaya.

Dari perjuangan melawan penjajahan Belanda dan Jepang saat itu, pemerintah Indonesia menganugerahkan KH Zainal Mustafa gelar Pahlawan Pergerakan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 064/TK/Tahun 1972.

Demikianlah biografi KH Zainal mustofa yang bisa kita contoh untuk kehidupan bernegara zaman sekarang. Semangat dan perjuangan yang membara dan tidak akan tunduk terhadap penjajah.

Topik Menarik