Kla Project Hadirkan Lagu Teranyar Yogyakarta, Diunggah di NFT dan Gaet Seniman Estetika Analog

Kla Project Hadirkan Lagu Teranyar Yogyakarta, Diunggah di NFT dan Gaet Seniman Estetika Analog

Seleb | celebrities.id | Kamis, 31 Maret 2022 - 12:30
share

JAKARTA, celebrities.id - Kla Project kembali menghadirkan suguhan baru lewat daur ulang tembang Yogyakarta. Kali ini, mereka mendistribusikan lagu tersebut lewat Non-Fungible Token alias NFT lengkap dengan video klip teranyarnya.

Berbeda dari video klip sebelumnya, Yogyakarta kini mengadopsi sentuhan seni digital estetika analog. Proyek kali ini, Kla Project mempercayai animator handal Wahyu Ichwandardi alias Pinot.Pinot dikenal sebagai seniman yang banyak membuat karya digital dengan pendekatan estetika analog. Bicara karya, Pinot fokus menekuni animasi klasik retro ciptaanya.

Dia tercatat pernah berkolaborasi bersama para musisi top dunia seperti Childish Gambino, Twenty One Pilots, hingga Fatboy Slim. Keterlibatan Pinot dalam tembang tersebut cukup krusial. Pinot menuangkan ide kreatif melalui ciri khas design visualnya. Proses penggarapan video klip tersebut dibagikan sang animator melalui akun twitter pribadinya.Dalam sebuah video singkat, terlihat Pinot tengah fokus mengerjakan proyek video klip ini.

"Menjelang malam melemaskan tangan, memulai project dengan komputer Apple IIc & tablet Koala Pad," tulis Pinot di akun @pinotski, Rabu (30/3/2022).

Peralatan yang digunakan Pinot cukup mencuri perhatian. Pasalnya, proses penggarapan video klip tersebut menggunakan komputer Mac jadul keluaran 1980-an.

Karya Pinot dalam proyek kali ini menyuguhkan visual pixel art era 1980-an. Menariknya, ditengah proses penggarapan komputer \'jadul\' Pinot itu sempat \'ngadat\'. Beruntung, pria yang memilih menetap di New York ini memiliki komputer pengganti untuk melanjutkan pekerjaannya.

"Maklum monitor sepuh. Dapetnya juga dari tumpukan rongsokan elektronik, wajah kalau tiba-tiba ngambek. Syukurlah ada backup monitor dari Apple IIGS. Paling tidak bisa nerusin ngegambar sambil nunggu pengganti fusenya dateng besok," tulisnya.

Menurutnya, menggarap design gambar dengan teknologi monitor monokrom dan non retina display membuat pekerjaannya terasa sederhana. "Bekerja dengan monitor monokrom - non retina display - bisa bikin hidup lebih simple karena warna yang terbatas dan pixel yang besar. Nggak perlu pusing milih warna, kurang realistis, kurang mirip," tulisnya lagi.

Belum lagi konsep Yogyakarta yang mengusung nuansa nostalgia. Pinot sendiri mengaku terhanyut dalam kenangan lagu dari album Kedua itu. "Bikin pixel art pakai teknologi lawas supaya lebih hanyut akan nostalgia," tulisnya.

Pinot beserta istri dan ketiga anaknya kini menetap di Negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Sebelumnya, Pinot diketahui sempat merantau ke Kuwait sebelum memutuskan menetap di New York. Garapan tersebut juga menjadi perhatian kalangan warganet. Bahkan banyak yang penasaran terkait beberapa peralatan yang digunakan Pinot.

"Om Pinot, aku lebih dulu follow Om Pinot di ig, terusku pikir bukan asal Indonesia, pas lihat di twitter ternyata orang Indo," tulis akun @aary***.

"Mau banget di gambarin," tulis @zak***.

"Bikin satu gambar begini butuh effort berjam-jam, masih ada yang bilang cuma gimmick," tulis akun @malt***.

"Keren deh. Itu bisa dipakai buat nonton YouTube nggak ya?," tulis akun lain.

"Keren om berkelas," tulis akun yang lainnya.

Topik Menarik