Cerita Mistis Dibalik Tragedi Kecelakaan Bus Wisata di Paiton Probolinggo
PROBOLINGGO,iNewsProbolinggo.id - Kecelakaan bus sering terjadi karena berbagai faktor, seperti kelalaian pengemudi, kondisi jalan yang buruk, atau kerusakan teknis pada kendaraan.
Kejadian ini dapat menyebabkan korban jiwa dan luka-luka, baik penumpang maupun orang di sekitar lokasi. Salah satu penyebab utama biasanya kecepatan berlebih, terutama di jalan yang licin atau berbelok tajam.
Selain itu, kesalahan manusia, seperti mengemudi dalam keadaan mengantuk atau tidak mematuhi aturan lalu lintas, juga berkontribusi pada kecelakaan bus.
Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang keselamatan berkendara, memperbaiki kondisi kendaraan, dan memperhatikan perawatan jalan untuk mengurangi angka kecelakaan bus.
Masih ingatkah Tragedi Paiton, acara pariwisata sekolah yang dianggap menyenangkan harus berakhir tragis.
Sebanyak 54 penumpang bus pariwisata terpanggang hidup-hidup saat kendaraan yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan fatal.
Tiket Pesawat ke Labuan Bajo Mahal, Serena Francis Hadirkan Solusi dengan KM Dharma Rucitra VIII
Peristiwa kecelakaan fatal yang kembali viral itu terjadi di Situbondo, Jawa Timur pada 8 Oktober 2003. Ketika sebuah bus pariwisata yang 54 orang itu mengalami kecelakaan fatal hingga terbakar hebat.
Menurut berbagai sumber, seluruh penumpang nahas itu terpanggang hidup-hidup di dalam bus. Bahkan, jasad korban tragedi Paiton itu sampai harus diawetkan pakai balok es.
Penumpang bus adaah rombongan dari Sekolah Menengah Kejuruan I Yayasan Pendidikan Generasi Muda (Yapemda) Yogyakarta. Mereka terdiri dari 51 siswa, 2 guru, dan 1 pemandu.
Bus pariwisata AO Transport AB-2660-CA mengalami kecelakaan di seputar PLTU Paiton. Hingga saat ini, peristiwa nahas itu lebih dikenal dengan Tragedi Paiton.
Sebelum mengalami nahas, bus itu baru saja dari Bali dan sedang melaju ke arah Probolinggo. Tetapi saat sampai tanjakan dekat pintu PLTU Paiton sekitar pukul 19.30 WIB, ada truk dengan nomor polisi L 8493 F melaju kencang dari arah berlawanan.
Pada 8 Oktober 2003 malam hari, terdapat sebuah bus yang mengangkut 54 siswa dan guru dari SMK Yapemda Sleman mengalami kecelakaan fatal di Situbondo, Jawa Timur.
Ketika itu, rombongan SMK Yapemda sedang melakukan perjalanan pulang ke Jogja setelah melaksanakan study tour dan wisata di Bali.
Untuk pergi ke Bali, SMK Yapemda 1 Sleman menggunakan tiga bus. Saat perjalanan, bus ketiga sering mengalami sial di perjalanan, yaitu mengalami dua kali pecah kaca dan pernah pula tersangkut listrik.
Namun tak disangka, justru bus kedua yang mengalami kejadian sangat tragis. Bus AO Transport tersebut terbakar setelah truk kontainer memotong jalur dari arah berlawanan dan menabraknya.
Sejurus kemudian dihantam truk tronton dari belakang. Tangki truk tronton pecah, sehingga menyebabkan munculnya percikan api dan akhirnya merembet ke badan bus.
Kebakaran langsung terjadi dengan kobaran api. Hal tersebut dikarenakan adanya bahan-bahan yang mudah terbakar di dalam bus, seperti tas dan karpet yang ditaruh di kursi.
Sewaktu bus itu terbakar, warga di sekitar lokasi melihat adanya kobaran api dan letupan-letupan kecil. Lalu petugas pemadam kebakaran datang untuk membantu memadamkan api.
Akibat kejadian tersebut, korban tewas banyak ditemukan di bagian belakang bus di dekat pintu.
Viral Afifah Riyad Pamer Foto Wajah Penuh Luka Diduga Alami KDRT, Derry Fransakti Bilang Gini
Diduga, para penumpang berusaha untuk ke luar dari sana, tetapi pintu tersebut justru tak dapat dibuka.
Dari penyelidikan terungkap, di dalam bus juga tak dilengkapi alat pemecah kaca, sehingga penumpang tak dapat menyelamatkan diri ketika bus terbakar.
Ketika itu, sopir dan kernet berhasil selamat. Sopir bus melompat dari bus, sementara kernetnya memecah kaca bagian depan.
Banyaknya jumlah korban meninggal memaksa pihak RSUD Situbondo untuk mengawetkan jenazah menggunakan balok es.
Di RSUD Situbondo, jenazah ditempatkan di lorong. Hal tersebut karena ruang kamar mayat yang tidak terlalu besar. Akibat kejadian tersebut, banyak jenazah yang mengalami luka bakar serius.
Selain itu juga ada beberapa jenazah yang bagian tubuhnya hilang dan beberapa sulit dikenali.
Kecelakaan tersebut terjadi tepatnya di kawasan Banyu Blugur, Situbondo.
Lantaran kejadian fatal yang merenggut nyawa siswa SMK Yapemda dekat pintu PLTU Paiton, kecelakaan tersebut dikenal dengan Tragedi Paiton.
Terkait kisah mistis tragedi Paiton, pakar retrokognisi dari Kisah Tanah Jawa yakni Hari Kurniawan atau Om Hao mencoba untuk melihat secara mata batin kejadian memilukan itu.
“Kebetulan bus sedang menanjak dan ada truk yang menabrak dari depan dan belakang bus,” kata Om Hao dilansir dari kanal YouTube Kisah Tanah Jawa.
Om Hao mengatakan kondisi bus tergencet membuat penumpang panik. Korban banyak terjepit hingga terbakar. Om Hao mengatakan ada momen menyedihkan ketika para jenazah korban kecelakaan dibawa menggunakan mobil Ambulans dari Situbondo menuju Yogyakarta.
“Iring-iringan jenazah dari Situbondo menuju sekolah sangat banyak,” kenang Om Hao.
Om Hao mengatakan pasca kejadian kecelakaan itu sempat muncul beberapa cerita mistis yang beredar di kalangan keluarga para korban. Misalnya saja beberapa jam setelah kecelakaan, arwah korban kecelakaan datang ke rumah mereka dan bertemu dengan keluarga.
“Ada beberapa arwah siswa korban meninggal pada malam hari, subuhnya pulang ke rumah minta dibukakan pintu, tapi tidak membawa tas, terus masuk ke kamar, kamar. Saat keluarga mengecek paginya di kamar kosong,” cerita Om Hao.
Om Hao menambahkan juga pernah ada beberapa orang yang melihat penampakan bus AO Transport yang sudah terbakar datang ke sekolah pada malam hari. “Termasuk ada arwah siswa yang jadi korban kecelakaan masih ada di sekolah untuk menunggu dijemput oleh keluarga,” tambah Om Hao.
Kabarnya tikungan dan jalan kawasan Paiton yang jadi lokasi kecelakaan tersebut memang dihuni sosok-sosok gaib yang diduga bisa menyebabkan kecelakaan kendaraan yang melintas di jalan itu.
Banyak kerajaan gaib yang berada di kawasan jalan itu. Salah satunya adalah kerajaan banaspati, makhluk gaib yang berwujud seperti bola api.