FJL Gelar Nobar dan Diskusi Film “Lemah Kuasa di Tanah Negara” Bersama Mahasiswa dan Jurnalis

FJL Gelar Nobar dan Diskusi Film “Lemah Kuasa di Tanah Negara” Bersama Mahasiswa dan Jurnalis

Terkini | portalaceh.inews.id | Kamis, 12 Desember 2024 - 07:40
share

REDELONG, iNewsPortalAceh.id – Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menggelar kegiatan nonton bareng (nobar) dan diskusi Film “Lemah Kuasa di Tanah Negara” di Kabupaten Bener Meriah (10/12/2024).

Acara ini menampilkan film dokumenter yang digarap oleh FJL Aceh. Film berdurasi 22 menit ini mengisahkan kondisi Taman Nasional Gunung Leuser di Tenggulun, Aceh Tamiang, yang terus dirambah.

Melalui sejumlah wawancara, film ini menyoroti konflik lahan, usulan lahan untuk mantan kombatan, hingga perjuangan mempertahankan kawasan tersebut dari berbagai bentuk eksploitasi.

Acara yang berlangsung di Studio Trisatria Grup, Komplek Perkantoran Pemda Bener Meriah, Serule Kayu, Kecamatan Bukit, ini dihadiri mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Bener Meriah, jurnalis, dan sejumlah perwakilan LSM.

Diskusi setelah pemutaran film menghadirkan Munandar, sutradara film Lemah Kuasa di Tanah Negara sekaligus Koordinator FJL Aceh, dan Firdaus, S.Hut, M.Si, Kepala KPH Wilayah II Aceh.

Munandar, yang juga jurnalis di SEA Today, menjelaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari kampanye lingkungan.

"Kondisi hutan Aceh semakin memprihatinkan akibat praktik-praktik ilegal yang tak terkendali. Dampaknya sangat jelas, mulai dari degradasi lingkungan hingga meningkatnya risiko bencana alam. Edukasi seperti ini diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat," ujar Munandar.

Sementara itu, Firdaus menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam menjaga kelestarian hutan.

"Kami dari KPH memiliki keterbatasan dalam mengawasi dan menjaga kawasan hutan yang begitu luas. Oleh karena itu, peran masyarakat, mahasiswa, dan organisasi sipil sangat penting untuk mendukung upaya pelestarian ini," kata Firdaus.

Ia juga menegaskan bahwa hutan adalah warisan yang harus dijaga untuk generasi mendatang.

Acara ini bertujuan meningkatkan edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi hutan.

Diskusi yang interaktif menjadi ruang untuk berbagi ide, pengalaman, dan solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan di Aceh.

 

“Harapan kami, generasi muda yang hadir di sini bisa menjadi agen perubahan untuk menyelamatkan hutan Aceh,” tutup Munandar.

Acara ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam menjaga hutan Aceh demi masa depan yang lebih baik.

Topik Menarik