Dukung Asta Cita, Lahan Produktif di Batang Dioptimalkan
BATANG, iNewsPantura.id - Program swasembada pangan yang menjadi salah satu fokus Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Citanya, saat ini mulai direalisasikan oleh unsur Forkopimcam Batang dengan melakukan penanaman bibit padi, di lahan sawah produktif. Kegiatan tersebut, sesuai imbauan pemerintah, untuk menjaga ketahanan pangan, khususnya di tingkat desa.
Camat Batang Luksono Pramudito mengatakan, pemerintah desa mendukung terwujudnya program Asta Cita pemerintahan Prabowo Subianto, terkait ketahanan pangan, dengan mengoptimalkan dana desa, sesuai peruntukannya.
“Pemanfaatannya untuk mendukung ketahanan pangan dengan membangun sarana prasarana penunjang hingga pengadaan bibit padi,” katanya, saat ditemui di lahan sawah produktif Desa Karanganyar, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang.
Selain melakukan penanaman bibit, jajaran Forkopimcam Batang juga menggelar apel dalam rangka memperingati Hari Desa Nasional. Luksono menekankan, agar desa dijadikan fondasi utama dalam mewujudkan kesejahteraan warganya, dengan memanfaatkan lahan produktif untuk mewujudkan swasembada pangan bagi masyarakat secara berkelanjutan.
4 Potret Cantik Nagita Slavina Pakai Kebaya Biru Muda di Pernikahan Zumi Zula dan Putri Zulhas
Sementara Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Batang Ginanjar Fatwa Adi menerangkan, saat ini sebagian lahan di Kecamatan Batang telah ada yang memasuki masa tanam. Dengan bantuan bibit dari pemerintah nantinya akan ditanam di lahan seluas 600 hektar.
“Hampir semua lahan di Kecamatan Batang produktif, baik wilayah utara maupun selatan. Dengan hasil panen diperkirakan mencapai 6 ton per hektar,” jelasnya.
Ginanjar memastikan, beberapa bulan ke depan akan ada panen raya di salah satu lahan produktif. Paling dekat sekitar April lahan di Denasri segera panen dengan luas 500 hektar. Petani pun tetap melakukan pembasmian terhadap hama tikus dan keong yang rawan menyerang.
“Terkait subsidi pupuk, para petani telah mendapatkan kepastian adanya peningkatan jumlah. Urea 220 kilogram dan NPK 250 kilogram per hektarnya,” ujar dia.
Sedangkan untuk harga gabah, Ginanjar memastikan, harga jualnya akan tetap menyesuaikan kondisi suplai dan kebutuhan pasar.
“Petani tetap menginginkan harga gabah yang sesuai, saat panen di 2-3 bulan ke depan, bisa berkisar Rp6.500 seperti harga jual tahun lalu,” tandasnya.