Lahan Rob Di Pekalongan, Disulap Jadi Kolam Ikan Nila 

Lahan Rob Di Pekalongan, Disulap Jadi Kolam Ikan Nila 

Terkini | pantura.inews.id | Senin, 13 Januari 2025 - 10:00
share

Pekalongan - Selain membantu penanganan secara infrastruktur, Lembaga Kemitraan Indonesia melakukan pemberdayaan masyarakat di 8 kelurahan di Kota Pekalongan yang menjadi sasaran Program Adaptation Fund (AF), salah satunya di Kelurahan Kandang Panjang, Kecamatan Pekalongan Utara. Di wilayah ini, lahan eks bengkok yang sempat bertahun-tahun tergenang air banjir dan rob dioptimalkan kembali untuk budidaya ikan nila. Budidaya ikan nila ini sudah diinisiasi sejak 1 Juni 2024 oleh Kelompok Kerja Perubahan Iklim (Pokja PI) Kelurahan Kandang Panjang dengan jumlah penebaran bibit ikan nila sebanyak 3.450 ekor. Hingga kini sudah bisa membuahkan hasil panen sebanyak tiga kali. 

Direktur Eksekutif Kemitraan Indonesia Laode M. Syarif mengungkapkan bahwa, Kemitraan mendukung Pemkot Pekalongan melalui berbagai program diantaranya pengelolaan sampah terpadu, pembuatan tanggul untuk pemecah gelombang, termasuk pengelolaan tambak terpadu dan pemberdayaan masyarakat dengan tanaman dalam pot.

"Kami berupaya dan bekerjasama dengan Pemkot dan masyarakat yang menjadi sasaran program memaksimalkan potensi wilayah, dimana disini banyak lahan-lahan  kosong eks rob yang ternyata bisa dimanfaatkan untuk budidaya ikan nila yang tentu tahan terhadap salinitas di wilayah ini dan Alhamdulillah hasilnya sudah bisa dipanen,"ucapnya.

Sekretaris Daerah Kota Pekalongan, Nur Priyantomo yang memanen langsung ikan tersebut mengapresiasi upaya Kemitraan Indonesia yang telah membantu Pemerintah Kota Pekalongan melalui program Adaptation Fund baik program penanganan infrastruktur maupun pemberdayaan masyarakat, salah satunya dalam bentuk budidaya perikanan dan urban farming bidang pertanian. 

"Dengan memanfaatkan kembali lahan-lahan eks rob menjadi lahan produktif untuk budidaya perikanan ini tentu bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat,"tuturnya

Jika kegiatan ini bisa memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat, ia yakin kegiatan pemberdayaan masyarakat ini bisa dilakukan untuk jangka panjang. Program MoU dengan Kemitraan ini nantinya akan berakhir pada Juli 2025, meski begitu pihaknya berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan program ini. 

"Mudah-mudahan kegiatan ini bisa dikembangkan, terlebih disini juga ada budidaya bibit tanaman sayur sehingga bisa diselaraskan untuk penanganan stunting di wilayah ini, dengan ditunjang makan bergizi bagi masyarakat, dimana proteinnya bisa diambil dari ikan, sayur, dan sebagainya. Kami harapkan, program bisa direplikasikan di kelurahan-kelurahan lain yang belum disasar Program Adaptation Fund Kemitraan,"harapnya.

Camat Pekalongan Utara, Wismo Aditiyo menilai, kegiatan ini menjadi suatu bentuk kerjasama yang bagus dari Kemitraan Indonesia melalui Program Adaptation Fund. Dimana, di wilayah Kecamatan Pekalongan Utara ini memiliki potensi perikanan dengan budidaya tambak yang luar biasa. Tentu kegiatan ini nantinya bisa dikembangkan menjadi ekowisata yang beriringan dengan potensi mangrove dan urban farming untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Wismo mendorong masyarakat pesisir Utara Kota Pekalongan perlu merubah mindset dengan melakukan upaya-upaya adaptasi terhadap perubahan iklim yang disesuaikan dengan kondisi wilayahnya masing-masing. Ketika sudah difasilitasi infrastruktur yang baik, tapi kalau mindset masyarakatnya tidak ada perubahan, maka  akan menjadi sia-sia. Di sisi lain, ketika semua berjalan seiringan tentu bisa membawa dampak baik untuk masyarakat sekitar.

" Konsepnya nanti akan dikembangkan untuk pemancingan sebagai kegiatan ekonomi warga sehari-hari, dimana ada sisi hiburan wisatanya ada, dan sisi produksi area tambak juga ada, serta bisa meningkatkan perekonomian warga setempat,"ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Lurah Kandang Panjang, Amat Fauzan bahwa, pengelolaan tambak berkelanjutan ini tentunya akan menambah nilai ekonomi masyarakat Kandang Panjang. Fauzan menyebutkan, bibit ikan disediakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan setempat serta panen telah dilakukan tiga kali dengan waktu pembesaran 1-2 bulan. 

Lanjutnya, panen pertama dilakukan pada 27 Oktober 2024 dengan hasil 13 kg, panen kedua pada 17 November 2024 dengan hasil 14 kg, dan panen ketiga ini dengan hasil 50 kg

"Hasil panen ini kemudian dijual ke tengkulak, pesanan dari TP-PKK dan pihak lain. Rata-rata per panen ada yang per kilogramnya isi 5 ekor sampai 10 ekor dengan harga jual Rp20.000 sampai dengan Rp23.000 per kilogramnya,"tukasnya

Topik Menarik