Canda dan Tawa: Akhlak Mulia dalam Islam

Canda dan Tawa: Akhlak Mulia dalam Islam

Gaya Hidup | palu.inews.id | Rabu, 4 Desember 2024 - 07:20
share

PALU, iNewsPalu.id - Menunjukkan wajah ceria dan gembira merupakan bagian dari akhlak mulia dalam Islam. Seorang muslim diharapkan tidak menampilkan wajah kusut atau cemberut, melainkan senantiasa bersikap positif. Dalam ajaran Islam, diperkenankan bagi umat untuk bercanda dan tertawa, selama tidak berlebihan dan tetap dalam koridor kebenaran.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dikenal sebagai sosok yang sering bercanda dan tertawa. Beliau tidak hanya melakukannya dengan para sahabat, tetapi juga dengan istri-istrinya. Namun, canda beliau selalu terjaga dalam batasan yang sopan. Dalam banyak hadis, diceritakan bahwa beliau lebih banyak tersenyum daripada tertawa terbahak-bahak, menunjukkan bahwa humor dalam Islam haruslah tetap beretika.

Syaikh Bakar Muhammad Ibrahim dalam bukunya menjelaskan bahwa Rasulullah tidak pernah tertawa berlebihan hingga mengurangi kesan kharisma dan kewibawaan beliau. Tawa beliau biasanya hanya sebatas senyuman, mencerminkan sifat murah senyum yang dimilikinya.

Berikut adalah beberapa kisah canda Rasulullah yang menggambarkan akhlak mulia beliau:

1. "Pengadilan Domba": Saat melihat dua domba berkelahi, Rasulullah tersenyum dan mengingatkan bahwa mereka akan diadili di hari kiamat.

2. "Harga Mahal Hamba Sahaya": Beliau bercanda dengan Zahir bin Haram, seorang sahabat yang tampangnya kurang menarik, dan menyatakan bahwa di sisi Allah, ia sangat berharga.

3. "Menggoda Ummul Mukminin Aisyah": Rasulullah menggoda Aisyah dengan cara yang lucu, menunjukkan kedekatan dan kasih sayang di antara mereka.

4. "Bercanda dengan al-Hasan bin Ali": Beliau bercanda dengan cucunya, menunjukkan kasih sayang dan keceriaan di keluarga.

Melalui canda dan tawa yang terjaga, Rasulullah mengajarkan kita pentingnya menjaga akhlak dan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari.

Topik Menarik