Merger, Ini Teknologi yang Bisa Dicaplok Honda dari Nissan 

Merger, Ini Teknologi yang Bisa Dicaplok Honda dari Nissan 

Otomotif | inews | Selasa, 24 Desember 2024 - 12:28
share

JAKARTA, iNews.id - Rencana Nissan merger dengan Honda menjadi perhatian di industri otomotif dunia. Di mana Nissan saat ini tengah terpuruk seiring dengan melemahnya penjualan.

Berbagai spekulasi muncul atas merger ini. Namun, pastinya jika Honda jadi mencaplok Nissan, banyak teknologi yang dapat mereka manfaatkan. Apa saja itu? 

Honda bisa mendapatkan platform SUV besar body-on-frame berbasis truk, seperti Armada dan Infiniti QX80 yang tidak dimiliki Honda, dengan kapasitas derek besar dan performa off-road yang baik.

Nissan memiliki pengalaman bertahun-tahun membuat baterai, kendaraan listrik, dan kendaraan hybrid (HEV) atau yang lebih mereka kenal dengan istilah e-power. Ini dapat membantu Honda mengembangkan kendaraan listrik dan generasi mobil hybrid berikutnya.

Di sisi lain, Nissan pada November lalu, telah memangkas 9.000 pekerja atau sekitar 6 persen dari tenaga kerja secara global. Mereka juga mengurangi kapasitas produksi global sebesar 20 persen, setelah melaporkan kerugian kuartalan sebesar 9,3 miliar yen (61 juta dolar AS).

Baru-baru ini, Nissan juga melakukan perombakan manajemen. CEO Nissan Makoto Uchida terpaksa melakukan pemotongan gaji sebesar 50 persen. Dia mengakui tanggung jawab atas kesulitan keuangan dengan mengatakan, bahwa Nissan perlu menjadi lebih efisien dan merespons selera pasar, kenaikan biaya, serta perubahan global lainnya dengan lebih baik.

Fitch Ratings baru-baru ini menurunkan prospek kredit Nissan menjadi “negatif,” dengan alasan memburuknya profitabilitas. Sebagian karena penurunan harga di pasar Amerika Utara. 

Namun mereka mencatat memiliki struktur keuangan yang kuat dan cadangan kas yang kuat yang berjumlah 1,44 triliun yen (9,4 miliar dolar AS). Harga saham Nissan juga sempat anjlok hingga dianggap bisa ditawar. 

Namun. pada Senin, saham yang diperdagangkan di Tokyo naik 1,6 persen. Melonjak lebih dari 20 persen setelah berita tentang kemungkinan merger tersebar.

Penggabungan ini mencerminkan tren industri menuju konsolidasi. Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi mengatakan, perusahaan Jepang harus tetap kompetitif di pasar yang berubah dengan cepat.

“Seiring dengan perubahan besar dalam lingkungan bisnis di sekitar industri otomotif, dan semakin pentingnya daya saing dalam penyimpanan baterai dan perangkat lunak, kami berharap akan diambil langkah-langkah yang diperlukan untuk bertahan dalam persaingan internasional,” kata Hayashi.

Topik Menarik