Taksi Vietnam Serbu Indonesia, Intip 6 Perusahaan Taksi Pernah Ada Berakhir Gulung Tikar
JAKARTA, iNews.id - Indonesia kedatangan taksi online berbasis mobil listrik, Xanh SM. Taksi asal Vietnam ini resmi mengaspal di Jakarta, Rabu (18/12/2024).
Green and Smart Mobility Joint Stock Company (Xanh SM) mengungkapkan salah satu alasan memilih Indonesia melebarkan sayap karena merupakan negara yang ekonominya sangat besar di Asia Tenggara.
Xanh SM menargetkan 1.000 unit taksi beroperasi di Indonesia secara bertahap dan akan terus bertambah seiring meningkatnya permintaan. Menggunakan mobil VinFast VF e34, taksi listrik Xanh SM memiliki ciri khas berwarna biru kehijauan.
Bisnis taksi di Indonesia menjadi peluang sekaligus tantangan bagi Xanh SM. Melihat dari sejarah tidak sedikit taksi di Tanah Air yang gulung tikar.
Saat ini, taksi yang masih kuat menancapkan kukunya di Indonesia adalah Blue Bird. Selain memiliki aplikasi sendiri, Blue Bird juga kerja sama masuk dalam layanan aplikasi online Gocar. Selain itu, ada pula taksi online Grabcar.
Di masanya, Indonesia memiliki banyak taksi online. Namun, beberapa berakhir gulung tikar karena kalah bersaing. Dirangkum dari berbagai sumber berikut ulasannya.
1. Taksi Uber
Taksi online Uber sempat mencuri perhatian para pengguna angkutan umum. Namun, Uber melepas bisnisnya di Indonesia pada 2018.
Persaingan yang terlalu ketat di Asia Tenggara menjadi salah satu alasan bagi Softbank dalam proses mempercepat transaksi antara Uber dan Grab. Perusahaan pendanaan asal Jepang itu merupakan penanam modal terbesar Grab sekaligus pemegang saham mayoritas Uber.
Uber menyerahkan operasionalnya di Asia Tenggara kepada Grab, yang ini menjadi salah satu perusahaan ojek online terbesar di Asia Tenggara.
2. President Taxi
Nama President Taxi sangat populer di Indonesia pada 1970- 1980. Kala itu President Taxi menggunakan armada Toyota Corolla E20. Namun banyak keluhan dari penumpang, argo yang tidak sesuai, pelayanan yang kurang baik dan mobil yang tidak terawat sehingga namanya meredup.
Kredit Pajak Dihapus, Mobil Listrik Terpukul: Industri EV Hadapi Masa Sulit di Bawah Trump?
Brand image yang buruk, pada awal 2000-an President Taxi kemudian berganti nama menjadi Prestasi. Warna taksi pun berubah dari kuning menjadi warna biru seperto Blue Bird. Namun, pelayanannya tidak berubah sehingga ditinggalkan pelanggan.
3. Taksi Putra
Taksi ini beroperasi di bawah naungan PT Citra Transpor Nusantara. Taksi Putra pernah berjaya di era 2000-an dan memiliki ribuan sedan operasional. Layanan Taksi Putra dikenal memiliki tarif bawah lantaran menawarkan harga ekonomis bagi penumpang.
Ada dua model yang sempat digunakan kala itu, yakni Proton Waja dan Gen 2 Persona. Armada berlokasi di Jakarta, selebihnya tersebar di beberapa daerah, seperti Bekasi, Bandung, Banten, hingga Makassar.
Pada 2015, muncul tren taksi online yang harganya lebih murah menjadi pesaing baru bisnis taksi di Jakarta. Taksi Putra akhirnya menyerah pada 2017.
4. Taxiku
Taksi di bawah naungan Hiba Group ini berdiri pada Oktober 2002. Taxiku identik dengan warna kuning terang dan sempat meramaikan lalu lintas di Jabodetabek.
Berbagai pelayanan spesial untuk menarik minat penumpang Taxiku berikan. Salah satunya gratis biaya tol untuk menuju bandara. Taxiku menggunakan beberapa sedan andalan, salah satu yang unik adalah Kia Rio SF sedan dan Chevrolet Lova.
Kedua sedan merek Korea dan Amerika Serikat ini cukup menghiasi potret taksi Ibu Kota yang didominasi sedan Toyota, Soluna dan Vios. Namun, ketatnya persaiangan Taxiku terpaksa mengurangi armada 2.500 unit. Namun, saat ini Taxiku sudah tidak terlihat lalu lalang di Jakarta.
5. Sri Medali
Taksi Sri Medali merupakan layanan taksi yang dikelola PT Centris Multipersada Pratama yang kini bernama PT AirAsia Indonesia Tbk. Sri Medali pernah menjadi taksi paling populer di bandara Halim Perdanakusuma.
Namun, Sri Medali perlahan mulai menjual aset kendaraannya. Pada 2017, Sri Medali benar-benar berhenti beroperasi lantaran kalah saing dengan taksi online.
6. Taksi Express
Taxi Express memiliki ciri khas berkelir putih dan banyak lalu lalang di Jakarta. Namun, taksi ini menyerah karena hantaman pandemi Covid-19.
Selain itu, menjamurnya taksi online menjadi guncangan bagi bisnis taksi Express. Pada 2019, mereka banyak mengurangi armada dan karyawan. Pada 2020, mereka tidak beroperasi karena Covid-19.
Namun, di antara perusahaan taksi di atas. Ada pula yang masih berusaha bertahan dan dihidupkan kembali di tengah persaingan yang semakin ketat.