Mobil Listrik Berkecepatan Melebihi Supercar, Pengemudi Harus Punya SIM Khusus
Pada awal produksi mobil listrik khususnya model Tesla , salah satu USP atau Unique Selling Point mobil listrik adalah mampu berakselerasi dengan cepat. Misalnya saja Tesla Roadster yang mampu berakselerasi 0-100km/jam hanya dalam waktu 3,7 detik
Seperti dilansir dari MCN. Angka tersebut menempatkan Tesla Roadster sejajar dengan supercar lainnya seperti Jaguar X7 220, Porsche 911 GT2 993 1995, Ferrari F50, bahkan Mercedes Benz CLK GTR yang menggunakan mesin V12 6900cc. Meski motor listrik ini terlihat sederhana, namun sangat bertenaga.
Salah satu kelebihan motor listrik adalah dapat menghasilkan torsi yang sangat tinggi pada putaran mesin rendah. Misalnya saja GWM Ora 07 yang mampu menghasilkan torsi 340Nm hanya dari satu motor listrik.
Artinya, segera setelah Anda menekan pedal, 340Nm tersebut sudah tersedia dan dapat digunakan. Untuk mesin pembakaran internal yang disedot secara normal, angka ini mungkin tersedia pada 4000 RPM. Setelah Anda menekan pedal, Anda mungkin memerlukan waktu 2 detik untuk mencapai 4000 RPM.
Akhiri MotoGP 2024 di Posisi 3, Marc Marquez Langsung Lompat Tunggangi Ducati Desmosedici GP25
Untuk mesin turbo, angka ini mungkin tersedia antara 1500-2500 RPM. Singkatnya, mesin pembakaran internal membutuhkan waktu untuk berakselerasi. Fitur ini dijadikan USP untuk menjual mobil listrik, dengan menghasilkan akselerasi yang sebanding dengan mobil sport atau supercar
Keadaan ini menyebabkan para pengemudi yang baru mengendarai mobil listrik menjadi kehilangan kendali dengan kemampuan akselerasi mobil listrik yang baru mereka beli dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan supercar atau mobil sport.
Semakin berat kendaraan maka semakin besar jarak yang diperlukan untuk berhenti. Keadaan ini terjadi ketika mobil listrik dikendarai dengan kecepatan tinggi maka akan menghasilkan momentum yang tinggi
Momentum yang dihasilkan akan menyebabkan mobil listrik sulit berhenti dan sulit dikendalikan saat melewati tikungan. Hal ini akan menyebabkan EV terasa seperti terlempar keluar jalur.
Menariknya, kebanyakan mobil sport tidak mengalami masalah ini, karena mobil sport menggunakan mesin bensin dan bensin yang jauh lebih ringan
Masalah bobot yang kedua adalah ban mobil listrik akan cepat aus. Sebagian besar pengguna mobil listrik di Amerika mengeluh betapa seringnya mereka harus mengganti ban, terkadang setiap 10.000 mil atau 16.000 km.
Ban yang aus akan mempengaruhi kualitas berkendara saat hujan. Mengendarai mobil listrik di tengah hujan juga memiliki tantangan tersendiri. Demi mengendalikan seluruh torsi yang dihasilkan, sebagian besar pabrikan cenderung menggunakan ban lebar pada mobil listrik.
Ban lebar sebenarnya lebih mudah mengalami aquaplaning dibandingkan ban tipis. Secara umum, terdapat 2 faktor desain kendaraan yang mempengaruhi aspek aquaplaning