Canggih! Yogya Punya Sungai Melayang di Atas Jalan, Siasat Sultan Terhindar dari Romusa
Buk Renteng, mendengar namanya mungkin asing buat masyarakat umum. Tapi inilah bangunan di Yogyakarta yang berfungsi sebagai saluran air. Bentuknya seperti jembatan panjang berkelok, tapi di bagian bawah mirip terowongan.
Kata Buk sendiri memiliki berarti jembata. Sementara Renteng artinya bergandeng. Memang jika dilihat sekilas bangunanyangposisinya lebih tinggi darijalanraya ini menyerupai jembatan, padahal di atasnya air mengalir deras.
Bangunan dengan arsitektur unik ini akan menyedot perhatian siapa punyanglewat dijalanraya di bawah Buk renteng ini. Di satu bagian terdapat ronggayangberfungsi sebagai terowongan dan digunakan sebagai aksesjalan.
Tak hanya bentuk bangunan nyayangunik bangunanyangbernama asli selokan Van Der Wijck ternyata ditetapkan sebagai cagar budaya. Nah, kamu bisa melihat Buk Renteng ini di Kelurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Buk renteng dibangun pada masa kekuasaan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sekitar tahun 1940-an bersamaan dengan pembangunan Selokan Mataram. Menurut sejarah, pembangunan selokan Van Der Wijck, Buk Renteng hingga Selokan Mataram ini adalah upaya Sultan agar rakyat terhindar dari kerja paksa.
Sri Sultan HB IX menyampaikan kepada pimpinan Jepang agar rakyat dipekerjakan untuk membuat saluran irigasi saja di Yogyakarta . Tujuannya agar persawahan di Yogya bisa menghasilkan dan bisa disetor ke Jepang.
Ternyata ide itu diterima oleh petinggi Jepang dan dari proyek pembangunan Selokan Van Der Wijck, Buk Renteng hingga Selokan Mataram ini akhirnya banyak rakyat yogyayangterselamatkan dari kekejaman kerja paksa Jepang.
Buk Rentengyangmemiliki ketinggian sekitar 4 meter di atasjalanraya ini sampai sekarang masih berfungsi menyuplai kebutuhan air bagi 20.000 hektaresawah di sekitarnya.
Artikel menarik lainnya:
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Lets join Z Creators dengan klik di sini .